Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
- 🌼 -
Hari ini, sowon kembali kesekolah setelah kemarin ia seharian penuh terbaring ditempat tidur. Sowon menuruni satu persatu anak tangga dirumahnya sembari bersenandung ria.
Bau harum masakan sang mama sudah tercium dari jarak sejauh ini. Ah, sowon jadi lapar hanya karena mencium aroma masakan mama Irene tersayang.
Ia membetulkan letak tali tasnya. Berlarian kecil menuju dapur bak anak kecil yang kegirangan setelah dibelikan permen oleh ibunya.
"Jadi Lia udah lama temenan sama Jeno?"
Langkah sowon terhenti. Ia bersembunyi dibalik tembok. Menyembulkan sedikit kepalanya dan menatap bingung kearah gadis asing yang duduk disebelah adiknya.
Tunggu dulu, apa kedua orang tuanya mengadopsi anak lagi? Siapa gadis itu?
"Iya tante. Lia sama jeno udah kenal dari kita masih smp. Waktu itu kita satu kelas." jelasnya.
"Kok jeno nggak pernah cerita kalau kamu temennya dia?"
"Jeno sama lia nggak terlalu deket waktu itu Ma. Lagian jeno juga jarang perhatiin temen-temen sekelas jeno. Kenal sama lia aja waktu udah tamat."
Irene hanya manggut-manggut mendengarnya. Ia hendak menyantap sarapannya, namun terhenti ketika menyadari kalau anak sulungnya belum ada dimeja makan.
"Sowon belum bangun?" tanyanya pada suho.
Dengan mulut yang sibuk mengunyah nasi, suho menunjuk keberadaan sowon dengan dagunya. Irene dan jeno kompak menoleh kearah yang sama.
Dibalik tembok sana, sowon mengintip. Wajahnya terlihat lucu. Sowon persis seperti anak kucing yang tengah mengawasi mangsanya dari kejauhan.
"Sayang, ngapain kamu disitu?" tanya irene dengan wajah bingungnya.
Sowon menggeleng pelan, kemudian keluar dari tempat persembunyianya dan berjalan kearah meja makan. Pandangannya tidak lepas sedikitpun dari lia.
Gadis itu dibuat gugup lantaran sowon yang terus saja menatap dirinya. Lia menundukkan kepalanya. Memutuskan kontak mata antara dirinya dengan kakak perempuan jeno.
"Mama adopsi anak lagi?" tanyanya spontan.
Suho sampai tersedak dibuatnya. Lelaki itu meneguk rakus air putih yang diberikan Irene untuknya. Setelah merasa tenggorokannya lega, ia menatap jengkel kearah sowon.
"Ada kamu dirumah aja udah cukup pusing Papa ngurusnya. Memang kamu mau nambah adik lagi?" tanya suho dan sowon langsung menggeleng.
