Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
- 🌼 -
Calon Menantu Mama Irene><
Gue udah didepan.
.
Bugh! Aaaaa!
Setelah terjatuh dengan posisi kepala dibawah dan kaki diatas ranjang, Sowon berteriak, bukan karena sakit melainkan karena terkejut membaca pesan dari seseorang yang menghantui pikirannya akhir-akhir ini.
Mungkin, hantu ataupun makhluk yang saat ini ada didalam kamar Sowon akan menatap aneh gadis itu sekarang.
Lihatlah, dengan kondisi rambut yang terlihat acak-acakan, piyama tidur yang kusut, serta air liur yang masih menempel pada pipi, gadis itu terkikik geli sembari memeluk ponselnya.
Kaki jenjangnya menendang angin, suara tawanya semakin terdengar mengerikan. Sesaat setelahnya, gadis itu beranjak. Kembali merangkak keatas ranjang dan menatap layar ponselnya.
"Gue didepan, Ah! Mama, calon menantumu datang, haha! Uhuy, calon pacar gue. Sabar ya Kak, gue mandi dulu, biar wangi. Terus bisa nempel sama lo setiap detik." ucapnya.
Sowon beranjak dari ranjangnya, melempar asal ponselnya dan melangkah dengan riang kekamar mandi.
Ia harus wangi dan cantik, supaya mas pacar, eh! Maksudnya calon pacar bisa terpesona dengan kecantikan seorang Kim Sowon, haha!
Oke, skip!
"Najis banget gue punya Kakak sok cantik kayak lo, Kak!"
Sowon mendelik ketika telinganya menangkap ucapan sang adik yang membuat kepalanya mendadak terasa panas. Si pelaku, hanya terkekeh sembari mengacungkan kedua jarinya.
"Awas aja lo, gue bocorin ban motor lo ntar!" ancamnya.
Irene dan Suho menggeleng, satu hari tanpa bertengkar sepertinya tidak akan sah bagi kedua anaknya itu. Suho menepuk sofa kosong disebelahnya, mengisyaratkan agar anak sulungnya itu duduk disebelahnya.
Masih dengan tatapan tajam dan menusuk, Sowon duduk, namun pandangannya masih tertuju pada sang adik. Ingin sekali rasanya Sowon mencekik adiknya itu!
"Kamu mau keluarkan bareng Taeyong?"
Mendengar nama Taeyong, raut wajahnya seketika berubah. Ia mendadak tersenyum lebar yang membuat Jeno, sang adik menatap ngeri kakaknya itu.
