Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
- 🌼 -
"Sowon pulang!"
Irene dan Suho yang tengah duduk santai diruang tamu terlonjak kaget mendengar suara melengking sang anak. Keduanya kompak mengelus dada sabar.
"Suara kamu, sayang. Udah malam loh ini." ujar Irene.
Sowon hanya terkekeh, lalu menghampiri kedua orang tuanya. Ia mendudukkan bokongnya diantara Irene dan Suho.
Suho mendelik tidak suka, "Ih! Ngapain kamu duduk disini? Sofa masih banyak yang kosong disana. Pindah buruan!" usir Suho.
Sowon menjulurkan lidahnya meledak sang papa, kemudian memeluk erat sang mama dari samping.
Suho merengut. Ia mendengus sebelum pada akhirnya memilih pindah ke sofa kosong. Irene hanya bisa tertawa melihat wajah masam suaminya.
"Baju kamu basah sayang. Abis hujan-hujanan bareng taeyong?" tanyanya.
"Iya. Takut kemalaman, jadi kita nekat nerobos hujan. Mau pake jaket, tapi jaketnya jatuh kedalam kubangan air. Nggak bisa dipake lagi." jelasnya.
"Yaudah. Ganti baju terus tidur. Nanti masuk angin kalau nggak cepet-cepet diganti." titah Irene.
Sowon menggeleng sesaat. "Bentar Ma, sowon masih mau disini sama Mama."
Suho berdecak kesal, lelaki itu beranjak dari duduknya dan langsung memukul pelan kepala Sowon.
"Pergi ganti baju sana. Disuruh Mama tuh."
"Apaan sih, Pa? Suka-suka sowon dong mau ganti apa nggak. Kok Papa yang sewot."
"Masalahnya kamu gangguin Papa lagi manja-manja sama Mama. Papa masih inget ya gara-gara kamu Mama ngambek sama Papa waktu itu."
"Inget umur dong, Pa! Udah tua juga."
"Heh! Walaupun Papa udah tua, Papa masih keliatan awet muda ya."
Sowon menatap sinis Suho, yang dibalas tak kalah sinis oleh laki-laki tampan itu. Kilatan permusuhan terpancar melalui kedua mata mereka.
"Lama-lama Mama usir kalian berdua dari rumah. Ganggu Mama nonton sinetron aja." gerutu Irene karena kedua orang yang ada disebelahnya menganggu konsentrasinya.
