🍄15. Perjanjian rahasia 🍄

1.2K 117 29
                                    

Perjodohan memang tak selamanya bisa diterima dengan baik oleh kedua belah pihak. Adakalanya salah satu calon menolah atau keduanya. Perjodohan membuat terkekang dan tak bebas untuk memilih pasangan hidup, karena tentu saja banyak yang menginginkan  kebebasan untuk menentukan hidup mereka masing-masing.

Sama seperti perjodohan Saga dan Aira misalnya, Aira menyukai Saga, menurutnya dari banyak aspek, Laki-laki dingin itu adalah tipenya. Sementara bagi Saga, Aira bukan tipenya karena ia tak suka gadis yang terlihat baik dan memiliki ketertarikan terhadap dirinya. Saga suka sedikit bersusah payah untu melakukan sesuatu. Seperti Vinny dan Lauren keduanya bersikap seolah tak menginginkan Saga, tapi mereka sejujurnya telah jatuh hati sejak melihat tatapan Saga.

Aira dan Saga dalam perjalanan pulang. Keduanya tak banyak berbicara hanya hening sejak tadi, perjalan sepi dan senyap. CEO Candramawa itu sibuk dengan ponsel di tangannya. Membaca artikel tentang bisnis karena merasa enggan banyak berbicara pada Aira.

Aira sesekali menolah pada kaca dashboard melihat pria yang ia sukai itu hanya diam sepanjang perjalanan. Dalam hatinya ia merasa kesal juga karena kini ia merasa seperti seorang sopir pribadi sang tuan muda. Andai saja itu bukan Saga entah apa yang sudah dan ia lakukan karena begitu kesal dan marah. Hanya saja kali ini ia hanya bisa menerima nasibnya.

"Ga, mau makan enggak?" tanya Aira coba cairkan suasana di antara dirinya   dan laki-laki berkulit pucat itu.

"Saya enggak makan sembarangan," jawab Saga tak menatap pada Aira. Ia hanya menatap pada ponsel di tangannya.

Aira masih memerhatikan dari kaca dashboard berharap pria itu menatapnya sekali saja. " Aku ada kenalan koki yang buat makanan sehat gitu, kalau kamu mau aku bisa hubungi dia."

Saga melirik dari sudut matanya, menatap pada kaca dashboard dengan tatapan tak senang. "Saya mau langsung pulang." 

Aira hela napas rasanya kesal sebenarnya, hanya saja ia berusaha membuat dirinya lebih sabar lagi untuk menghadapi si keras kepala yang kini duduk di kursi penumpang di belakang.

"Oke kalau gitu aku anterin pulang." Aira buka suara setelah terdiam beberapa saat.

Perjalanan pulang sore yang menyebalkan bagi keduanya. Saga kesal karena ia tau ini pasti adalah rencana dari sang ibu yang menginginkan agar dirinya kembali ke rumah bersama Aira yang tengah gencar dijodohkan dengannya.

Perjalanan terasa lebih lama daripada biasanya. Mobil Aira memasuki gerbang rumah Saga. Ketika mobil terhenti pria itu segera turun dari mobil tanpa mengucapkan terima kasih. Aira menoleh sejujurnya ia saat ini merasa telah kehilangan harga dengan penolakan Saga yang bertubi--tubi. Hanya saja rasa malunya seolah luntur karena perasaan suka pada CEO Candramawa itu. Aira memilih kembali pulang dengan segera melajukan kembali mobilnya.

Sementara Saga melangkahkan kakinya dengan langkah keras yang seraya melonggarkan dasi yang ia kenakan. Melihat salah satu pelayan membuat langkahnya terhenti.

"Reres udah pulang kan?" tanya Saga.

"Belun Den, Reres belum pulang," jawab Yuni salah satu pelayan di rumah.

Saga berdecak, ia kemudian mengambil ponsel dari saku kemeja yang ia kenakan. Menghubungi Reres adalah hal yang ia lakukan kemudian. Tak lama sampai sahabatnya itu menerima panggilan.

"Hal-"

"Di mana?" tanya Saga pada reres yanng bahkan belum sempat menyelesaikan kalimat sapaannya.

"Makan Mi ayam," jawab Reres enteng.

"lokasi?"

"Depan minimarket depan kompleks rumah."

"Pulang lima menit."

Oh My CEO (END)💜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang