🍄14.Lauren // Aira 🍄

995 109 23
                                    

Saga kini berdiri di depan Haris ia menatap pada orang kepercayaannya itu dengan kedua tangannya yang berkacak pinggang. "Ke mana Reres?" Tanyanya kesal.

"Tadi bilang mau pulang sama Pak ahyat saya juga nggak tahu ke mana Reres. Waktu saya tanya tadi dia nggak menjawab," jawab Haris.

Saga kemudian berdecak kesal, semalam ia ditolak dan siang ini Reres meninggalkannya di kantor. Ia mempertanyakan nasibnya saat pulang dari kantor nanti. Sang CEO kembali berjalan masuk ke dalam ruangan yang lalu mengambil ponsel dan menghubungi babysitter nya. Hanya saja Reres pemilih untuk tidak menerima panggilan dari Saga. Pria berkulit putih itu mencoba berkali-kali menghubungi reres hanya saja tetap gadis itu tak ingin menerima panggilan dari atasan yang juga sahabatnya.

"Sialan! Awas aja si gendut!" ancam Saga kesal.

Sementara yang saat ini sedang dicari oleh Saga tengah berjalan menuju sebuah salon ia berniat untuk mewarnai rambutnya menjadi berwarna coklat untuk mendapatkan suasana baru pikirnya.

Reres masuk ke dalam sebuah salon yang terlihat dengan desain yang cukup mewah. Lovilola salon yang kini menjadi tujuan untuknya untuk sedikit memanjakan diri. Lagi pula tak ada salahnya ia datang ke salon lagi pula saat ini masih jam kerja dan ia tidak diharuskan untuk pulang. Setelah di dalam Gadis itu segera dihampiri oleh seorang karyawan yang bertanya apa yang diinginkannya hari ini.

"Ada yang bisa saya bantu Mbak?" Tanya salah satu pegawai salon.

"Saya mau mewarnai rambut mbak bisa?" Tanya Reres.

Pegawai salon itu tersenyum kemudian mengangguk. "Bisa dong Mbak, silahkan." Ia kemudian mengajak Reres untuk duduk si salah satu tempat yang kosong.

Setelah Reres duduk salah seorang pegawai datang menghampirinya bernama Tata, yang membawakan beberapa contoh warna rambut untuk dipilih Reres.

"Mau warna yang mana Mbak?"

"Dark brown aja kak," jawab Reres.

"Oiya nama saya Tata kak, kakak?"

"Reres kak," jawab Reres sopan.

"Baik kakak Reres, boleh aku kasih masukan?" Tanyanya lalu dijawab anggukkan kepala oleh Reres. "Kalau aku liat warna light brown atau ash blonde ini juga bagus buat Kakak lho karena kalau punya kulit yang putih dan mata yang cantik banget lho. Sayu sayu manjalita. Ini bakal lebih menonjolkan penampilan kakak." Tata menjelaskan pendapatnya pada Reres.

Rerez menatap pada katalog yang ia pegang melihat warna pilihan dari tata. Sejujurnya ia merasa tidak percaya diri jika ia harus mewarnai rambutnya dengan warna yang cenderung lebih terang dan terlihat jelas perbedaannya. Maka tadi ia memilih warna coklat tua sebagai pilihan utama.

"Saya gendut kak."

"Aish, sekarang tang montok yang terdepan kak jangan khawatir atau minder," sahut tata meminta agar Reres tetap percaya diri.

Reres terdiam sejenak menatap dan menimbang apa yang dikatakan Tata padanya. Memang tak ada salahnya mencoba sesuatu yang lebih baru dan sedikit lebih berani kan?

"Aku pilih, light brown aja deh kak." Kini Reres telah menjatuhkan pilihan warna untuk rambutnya. Ia berharap akan lebih percaya diri setelah selesai nanti.

"Oke kalau begitu saya siapkan dulu ya." Tata pamit lalu membiarkan Reres menunggu.

Saat itu seorang gadis memasuki salon memiliki tubuh yang bagus, dengan tinggi 171 cm dan berat badan 56 kilo. Ia lalu berjalan ke dalam beberapa karyawan terlihat menyambutnya. Reres menatap dari cermin saya mencoba memerhatikan dengan jelas kemudian menoleh ke belakang tepat saat Gadis itu juga menatapnya.

Oh My CEO (END)💜Where stories live. Discover now