22. Kasus Pembunuh Bayaran

244 40 5
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN FOLLOW DULU

RAMAIKAN TIAP PARAGRAF DENGAN KOMEN KALIAN YAA

—HAPPY READING—

"Lo kenapa bunuh Bu Nilam, Nav?" tanya Rezi kepada Nava dengan nada lelah.

Nava melepas paksa tangan Rezi yang sedang menggandengnya. Seragam sekolah masih melekat di tubuh mereka masing-masing. Sekarang mereka berada di sebuah ruangan yang ada di rooftop. Ya, ruangan persembunyian mereka. Sekolah sudah mulai sepi, karena semua siswa-siswi sudah pulang.

"Gue nggak bunuh Bu Nilam, Zi. Gue dari tadi pagi sama lo, kan? Bukan gue yang ngelakuin hal itu," jawab Nava penuh penekanan. Tidak ada tanda-tanda kebohongan dalam mata gadis itu.

"Terus siapa lagi, Nav? Gue juga nggak ngelakuin itu. Lagian buat apa gue bunuh Bu Nilam?"

"Tolong, jujur sama gue, Nava," desak Rezi.

Nava tertawa hambar lalu menatap Rezi dengan raut kecewa. "Lo nuduh gue? Gue udah bilang, gue bukan pelakunya. Kalaupun gue mau bunuh seseorang, gue bakal bilang dulu ke lo kok."

"Lo nyuruh gue percaya sama lo, tapi kenapa lo nggak percaya sama gue?" lanjut Nava tanpa melepas pandangannya dari wajah Rezi yang kini menunjukkan ekspresi sulit diartikan. Ia sedikit merasa bersalah kepada Nava, tetapi ia juga sedang bingung.

Rezi mencoba meraih tangan Nava, tetapi Nava menolaknya dengan cepat. "Bukan gitu Nav, gue cuma—"

"Udahlah, Zi. Gue capek! Kalo lo emang udah nggak percaya sama gue, ya nggak papa." Nava langsung berlari pergi meninggalkan Rezi sendirian yang kini tengah frustasi.

Rezi membiarkan Nava pergi, karena ia tahu bahwa mood gadis itu sedang tidak stabil. Rezi sendiri sedang berusaha menenangkan dirinya. Ia mengacak rambutnya dengan kasar dan menghela napas berat.

"Kalo bukan gue atau Nava, itu berarti ada seseorang yang sengaja bunuh Bu Nilam dengan mengatasnamakan Mysterious Killer, gumam Rezi.

Harusnya, permainan ini dengan mudah ia kendalikan. Karena ia dan Nava sendiri yang menciptakannya. Namun, nyatanya sekarang ia pun dibuat bingung oleh keadaan. Permainan ini tidak berjalan lancar sesuai dengan apa yang direncanakan. Ada seseorang yang ikut campur dan berakhir merusak jalan cerita yang seharusnya tidak seperti ini. Rezi bersumpah akan menemukan orang itu. Karena orang itu juga, kesalahpahaman diantara ia dan Nava muncul.

***

Suara canda tawa terdengar ramai di sebuah warung yang terletak di ujung jalan yang tidak jauh dari sebuah sekolah menengah atas. Beberapa remaja laki-laki SMA berkumpul disana. Warung milik Pak Dehan telah menjadi tempat nongkrong mereka sejak mereka duduk di bangku SMA. Di sebelah warung itu juga terdapat sebuah bengkel tempat beberapa dari mereka bekerja sekedar untuk mengisi waktu luang.

"Pak Denah mana sih? Gue mau pesen kopi ini."

"Pak Denah, Pak Denah. Pak Dehan yang bener, njir!"

"Iya, iya, itu maksudnya. Lidah gue kepleset tadi."

Samar-samar Ayana mendengar percakapan yang terdengar seru saat motor Kala yang sedang ia naiki berhenti di parkiran sebelah warung. Raga ikut memarkirkan motornya disana. Ayana dan Lea turun dari motor seraya melepas helm masing-masing.

Ayana dan Lea mengikuti langkah Kala dan Raga yang semakin mendekat ke arah sumber suara. Semua pandangan disana tertuju kepada mereka ketika kehadiran mereka disadari. Beberapa dari mereka yang sedang duduk langsung berdiri dan menyambut kedatangan Kala dan Raga yang masih berstatus sebagai teman mereka. Lea tersenyum membalas beberapa sapaan yang ditujukan untuknya. Lea memang telah mengenal teman-teman Kala dan Raga sejak lama.

The Mysterious Killer (End)Kde žijí příběhy. Začni objevovat