1. Kamu (bukan) Milikku

46.4K 6.7K 7.7K
                                    

1

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

1. Kamu (bukan) Milikku

Cermin besar memantulkan refleksi seorang gadis cantik dengan riasan dan tataan rambut hasil sentuhan tangan make-up artist. Dia nampak makin anggun dengan gaun putih melekat sempurna di tubuh rampingnya. Senyum manis terukir di bibir, disertai kilauan indah pada matanya yang berbeda warna.

Amberley menarik napas panjang, mencoba memberi rasa lebih rileks dan nyaman untuk dirinya sendiri. Ia sangat gugup. Hanya dalam hitungan jam momen paling menegangkan itu akan terjadi.

Di ruangan yang sangat dingin ini ia sendirian. Amberley masih belum berani keluar. Berulang-kali dia mengepalkan tangan demi menepis ketakutan yang membuat tangannya gemetar.

Di luar sana tidak ada sesuatu yang mengancam keselamatannya, justru ketakutan itu muncul dari hati dan pikiran Amberley.

Namun pada akhirnya Amberley tetap harus menghadapi kenyataan. Ia membuang napas panjang sebelum beranjak dari kursi. Tubuhnya yang mungil dengan lekuk memesona dan sintal di beberapa titiknya itu bergerak menuju pintu.

Ujung bawah gaunnya terseret-seret di lantai. Dia berjalan ke sebuah ruangan di mana anggota GATZ berada. Tadi itu Amberley berkata akan menyusul.

"Aley!"

Dirinya langsung disambut Gallan dan Titania yang sedang berbincang seru di sofa. Ada satu orang lagi, tapi dia hanya diam mengamati Amberley dari atas hingga bawah. Tatapannya seperti seorang pengantin lelaki yang terpesona akan kemolekan calon istrinya.

"Hai! Aku baru selesai dirias." Amberley melangkah mendekati mereka.

Ruangan ini tak sedingin ruangan sebelah. Amberley masih bisa tahan dan kulitnya pun bisa diajak kerja sama dengan baik. Maka, tidak ada yang perlu terlalu dikhawatirkan.

"Geulis pisan ih!" Gallan memuji kecantikan Amberley.

Amberley menyahut, "Biasanya kalau Abang muji begitu pasti ada maunya."

"Enggak! Sekarang mah beneran terpesona sama Aley. Sayang pisan kamu tuh cantik, imut, pinter, baik, tapi jomblo." Gallan berseru heboh dan disusul tawa khasnya.

Kini Amberley berdiri di dekat Gallan sambil melipat tangan depan dada. "Emangnya kalau cantik enggak boleh jomblo?"

"Kudu punya partner atuh, Aley! Biar bisa berkembang biak ciptain makhluk-makhluk cantik atau ganteng lainnya," ceplos Gallan.

Titania menepuk paha Gallan sambil terkekeh. "Abang ngomong kayak gitu padahal Abang sendiri enggak laku ...."

"Bukan enggak laku, Titut! Abang pemilih. Udah empat ratus tiga puluh enam cewek Abang tolak," sahut Gallan.

"Astaga, banyak banget. Ternyata Abang laku," kejut Titania dengan tampang lugunya.

"Beneran Abang yang nolak atau Abang yang ditolak?" celetuk Amberley sambil menahan tawa.

AMBERLEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang