"Manis sekali, Kookie kesayangan hyungie... Apa kepala Kookie sudah tidak sakit lagi?"
Jungkook menggeleng, lalu ia membuka lebar kedua lengannya lalu menatap kekasih tampannya. Taehyung tidak mengerti, ia menatap kembali Jungkook dan Jungkook menatapnya, ia mengerutkan bibirnya.
"Peluk Kookie, hyungie...peluk!" rengeknya. Taehyung mendekati Jungkook, akan tetapi karen Taehyung sedikit pelan, akhirnya ia menghambur begitu saja memeluk Taehyung. "Iish! Kenapa hyungie lama sekali? Apa hyungie tidak ingin memeluk Kookie? Hm? Hyungie tidak menyayangi Kookie lagi? Iya?"
"Jadi, Kookie hanya mengerjai hyungie begitu?" Taehyung melepaskan pelukan Jungkook. "Apa Kookie tahu kalau hyungie sangat khawatir, hyungie sangat takut kalau Kookie kembali melupakan hyungie. Rasanya hampir pingsan, bahkan mati!"
Jungkook menyadari Taehyung marah, meskipun kekasihnya itu tidak akan pernah bisa marah padanya. Lalu Jungkook mendekati Taehyung, ia kembali memeluk lengan kekasihnya itu dan menyandarkan kepalanya di bahu Taehyung. Taehyung masih diam, Jungkook pun berusaha membuat Taehyung berbicara lagi padanya. Namun, sepertinya Taehyung masih sedikit kesal.
Hingga...
Cuuup cuuup
Jungkook mencium pipi Taehyung lembut, pertanda ia menyesali dengan apa yang ia lakukan beberapa saat lalu. Jungkook mengeratkan pelukannya di lengan Taehyung. Taehyung masih diam, lalu Jungkook kembali mencium pipi Taehyung sayang.
"Taetae hyungie...Taetae...Taetae hyungie...maaf, maafkan Kookie, ya. Maaf...Kookie tidak akan mengulanginya lagi. Janji, janji... ung? Uuung?"
Jungkook menggoyang-goyangkan lengan Taehyung. Masih mencoba merayu kekasihnya agar tak marah.
"Hyungie...Taetae hyungie...Jangan marah. Maafkan Kookie, hyungie...maaf... Hyungie pernah bilang menyayangi Kookie, hyungie bilang tidak bisa marah dengan Kookie, hyungie bilangㅡ" ucapan Jungkook terjeda saat tiba-tiba Taehyung mencium bibirnya. Tentu saja itu membuat Jungkook bersemu, tanpa aba-aba, tanpa persiapan, kekasihnya itu mencium bibirnya.
"Tentu saja hyungie tidak bisa marah padamu, Kookie sayang. Tapi, hyungie mohon jangan pernah melakukannya lagi, ya. Sudah cukup waktu itu Kookie melupakan hyungie, bahkan hyungie masih sangat takut. Mengerti, Kookie sayang? Sweetie cutiepie kesayangan hyungie?"
Jungkook mengangguk ribut, ia memeluk Taehyung erat. Setelah beberapa saat, akhirnya mereka memutuskan untuk kembali. Jungkook pun tampak menelepon kedua orang tuanya bahwa ia telah mengingat semuanya. Sama halnya dengan Taehyung yang telah menelepon kedua orang tuanya. Dan mereka dalam perjalanan pulang menuju flat Jungkook, selama dalam perjalanannia bahkan tidak melepaskan tangannya dari genggaman Taehyung. Bahkan saat ia tertidur.
Taehyung tersenyum melihat kekasihnya, ia pun mengusap lembut pipi Jungkook. Ya, ia sangat bahagia karena akhirnya kekasihnya kembali mengingatnya.
"Hyungie...Taetae hyungie..." panggil Jungkook dalam tidurnya.
Taehyung kembali tersenyum, lalu mengusap lembut pucuk kepala Jungkook. "Taetae hyungie di sini, Kookie sayang. Jangan cemas, hyungie tidak akan meninggalkan Kookie, hm? Tidurlah..."
ੈ✩‧₊˚ੈ✩‧₊˚ੈ✩‧₊˚
✧・゚: *✧・゚:* Polaris ✧・゚: *✧・゚:*
ੈ✩‧₊˚ੈ✩‧₊˚ੈ✩‧₊˚
Keesokan harinya, flat Jungkook...
Jungkook sudah bangun terlebih dulu, ia membuka matanya tepat saat alarm di ponselnya berbunyi karena tidak ingin deringan ponsel itu mengusik tidur lelap kekasihnya. Setelah kembali melihat bintang waktu itu, Taehyung bermalam di flat Jungkook. Tentu saja, karena kekasih manisnya itu tidak melepaskan tangan Taehyung dari genggamannya. Lagipula, tidak masalah bagi Taehyung, pasalnya flat yang ia tempati pun tak jauh dari flat Jungkook.
YOU ARE READING
POLARIS
Fanfiction[END] Seperti Polaris yang tetap pada tempatnya, setia pada empunya, maka ia pun akan setia pada kekasihnya apapun yang terjadi. Maka, pandanglah langit utara, selama kau bisa menemukan Polaris, harapan itu akan selalu ada. "Bagiku kau adalah Polar...
✨ Chapter 14 - Dearest ✨
Start from the beginning
