Jungkook menggelengkan kepalanya pelan. "Bukan, bukan hyungie...tapi Kookie. Kookie tidak mendengarkan ucapan hyungie, juga mommy dan daddy. Juga Yoongi hyung dan nuna... Kookie tidak akan menyetir lagi, Kookie tidak mau..."
"Kookie tidak perlu menyetir, serahkan semuanya pada hyungie, hm?" Jeda sejenak. "Kita lanjutkan lagi melihat bintangnya, setelah itu kita tidur. Besok pagi kita kembali, lalu menelepon mommy juga daddy, lalu eomma dan appa bahwa calon menantunya sudah kembali mengingat puteranya. Pasti mereka akan bahagia..."
"Me-menantu...?" Entah mengapa Jungkook merasa malu, seolah baru pertama kali mendengarnya. Padahal, ia sudah sering mendengarnya. Wajahnya bersemu, Taehyung menyadarinya, ia pun tersenyum tipis.
"Jika bukan, lalu hyungie harus memanggilmu apa, Kookie sayang?"
"Ekhem! Itu saja..." Jungkook kembali memeluk Taehyung, menyembunyikan wajahnya yang bersemu.
Hingga setelah beberapa saat, Taehyung menyadari Jungkook mengantuk. Lalu, akhirnya mereka tidur, di sebuah tenda yang telah mereka siapkan. Jungkook selalu memeluk Taehyung, ia tidak ingin jauh dari pria tampannya itu. Terlebih lagi, ia takut, jika...jika yang ia alami malam itu hanyalah mimpi, termasuk kembali mengingat Taehyung; kekasihnya.
Malam berlalu, fajar menyingsing. Jungkook masih terlelap dalam tidurnya. Masih dalam posisi yang sama, memeluk Taehyung. Dan Taehyung bangun terlebih dulu, ia menatap wajah kekasih manisnya yang tampak tenang tertidur. Mengusap pelan pipi kekasihnya itu, membuatnya sedikit hangat. Hingga sepasang manik hazel itu teralih pada bilah bibir Jungkook. Taehyung mengusapnya perlahan, lalu menaikkan sedikit dagu Jungkook. Taehyung pun mendekati bibir itu lalu mengecupnya lembut.
Jungkook tidak terusik, lalu Taehyung kembali memeluk kekasihnya, kembali memejamkan matanya perlahan, sepertinya ia ingin tidur sebentar lagi, pasalnya Jungkook pun terlihat masih nyenyak dalam tidurnya. Hingga setelah tiga puluh menit akhirnya pria manis itu tampak membuka matanya perlahan lalu melonggarkan sedikit pelukannya. Ia menatap pria tampan yang mendekapnya hangat.
Lalu Jungkook mengambil jarak dengan pria tampan itu, ia bahkan menjauhkan tubuhnya. Merasa terusik, Taehyung membukanya perlahan manik hazelnya, ia tersenyum menatap Jungkook hangat, dengan tatapan penuh cinta seperti biasanya.
"Good morning, Kookie," sapa Taehyung lembut. Ia hendak mengusap pipi Jungkook, namun pria manis itu menghindarinya. Tentu saja itu membuat Taehyung terkejut, ia kembali menatap Jungkook, dan hanya mendapat tatapan datar dari kekasihnya. "A-ada apa dengan wajahmu, Kookie?"
"Si-siapa kau?" ujar Jungkook.
Deg!
"Apa maksudmu dengan siapa, Kookie sayang. Ini hyungie..." jawab Taehyung. "Ada apa denganmu, hm? Jangan membuat hyungie takut, Sayang..."
"Hy-hyungie? Siapa hyungie? Siapa namamu? Dan kenapa aku bisa berada di sini?"
"Sayang, Kookie...jangan bercanda. Hyung mohon, Kookie..."
Taehyung bangkit dari posisi tidurnya, ia menatap Jungkook sayu. Dan tatapan Jungkook masih sama, hanya menatap datar Taehyung. Taehyung mendekati Jungkook, dan Jungkook hanya diam saat lelaki tampan itu mendekatinya. Seolah takut menyentuh Jungkook, Taehyung menggerakan tangannya perlahan mendekati kepala kekasih manisnya. Lalu, mengusap lembut surai legam Jungkook.
"Apa kepala Kookie sakit lagi?" tanya Taehyung lembut. "Jika sakit, Kookie tidak perlu banyak berpikir, ya. Istirahat saja, sudah cukup bagi hyungie bahwa Kookie bisa mengingat hyungie tadi malam. Hyungie tidak ingin kepala Kookie sakit lagi, Sayang."
Jungkook menatap Taehyung, ia menyentuh tangan Taehyung yang masih berada di atas kepalanya. Taehyung menghentikan sejenak usapan tangannya pada surai legam itu, lalu kembali menggerakkan tangan Taehyung. Jungkook menatap Taehyung, lalu tersenyum setelahnya. Pria bermarga Kim itu sedikit kebingungan, pasalnya beberapa saat lalu Jungkook menatapnya datar. Lalu, ia tersenyum seraya menatap Taehyung. Taehyung menatap Jungkook, menaikkan salah satu alisnya. Jungkook kembali tersenyum.
ESTÁS LEYENDO
POLARIS
Fanfiction[END] Seperti Polaris yang tetap pada tempatnya, setia pada empunya, maka ia pun akan setia pada kekasihnya apapun yang terjadi. Maka, pandanglah langit utara, selama kau bisa menemukan Polaris, harapan itu akan selalu ada. "Bagiku kau adalah Polar...
✨ Chapter 14 - Dearest ✨
Comenzar desde el principio
