05

12 7 0
                                    

Aletta masih memikirkan kata kata Hanna sewaktu di sekolah, kata kata yang selalu hinggap di kepalanya. Apa iya Hanna menyukai Darrel? Pacarnya?. Ntahlah Aletta harap itu hanya lelucon saja.

Aletta memilih merebahkan tubuhnya di kasur, mengingat kejadian manis yang Darrel lakukan untuknya. Jarang sekali Darrel melakukan hal hal yang sangat perhatian karna Darrel tipikal cowok yang sangat tidak peka. Jika Darrel cowok tidak peka kenapa Hanna masih menyukainya? Sial pikiran itu kembali datang.

"Udah minum obat belum, Aletta?." ujar sang Mama yang tiba tiba membuka pintu.

Aletta menatap Mamanya. "Udah tadi disekolah."

"Makan dulu sana, biar cepet enakan badannya." titah Mamanya.

"Iya Ma" Aletta berjalan menuju meja makan. Mengambil makanannya dan beranjak, ia akan makan di kamar fikirnya.

Sementara di tempat lain, Darrel bersama teman temannya.

"Tadi istirahat lo ngilang kemana dah Rel? Biasanya juga anteng di kelas." ucap Aryan.

"Ke kelas Aletta, sakit dia."

"Care nih ceritanya." goda Aryan.

Darrrl mengernyitakan dahi bingung. "Lah dia cewe gua, emang salah kalo care?." tanya Darrel balik.

Aryan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Engga sih cuma heran aja."

"Apa yang di heranin?." tanya Darrel balik.

Dzikri datang menepuk pundak Darrel dan menjawab. "Lo kan kaku masalah cewe, makanya waktu lo care banget sama Aletta kita kita heran ohh ternyata bisa sweet gituloh Darrel yang tampan." jelas Dzikri.

"Ohh, Fakhri mana gak keliatan."

"Godain janda paling." jawab asal Aryan.

Dzikri menabok mulut Aryan. "Mulutmu Yan."

Aryan hanya cengengesan. Darrel mengambil ponselnya yang ada di saku celananya. Mengetik sesuatu kepada Aletta 

Aletta♡

Lett, jgn lupa minum obat. Istirht jgn kbnyakn maen hp cpt sht syg.

Iya iya
Palingan bsk udh mndingan gk sepusing td.

Ydh, gua masih maen sm tmen aman gak ada rokok.

Sip
Ini baru cowoku haha

Iya deh


Darrel keluar dari aplikasi whatsapp dan beralih ke game tentunya. Ingin membahas apa? Ghibah? Dirinya bukan wanita yang sangat exited dengan membicarakan orang.

Fakhri tiba tiba datang dengan membawa sebungkus rokok, tidak bukan dirinya yang merokok tapi Aryan. Iya, itu titipan Aryan.

Fakhri melemparkan rokok itu ke arah Aryan. "Nih rokok lo, nyusahin bener jadi temen." ucapnya. Sedangkan Aryan hanya cuek saja tanpa niat menjawab. Mengambil satu batang rokok dan menyesapnya.

"Mau lo Rel?." ucap Aryan menggoda.

Darrel melirik sekilas dan dibalas gelengan kepala.

"Gak boleh sama ayank." ujar Dzikri.

"The power of ayank." Lanjut Fakhri.

"Kasian jomblo, iri dengkinya keliatan banget." jawab Darrel.

"Bangsat." umpat Aryan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 23, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TERLALU SINGKAT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang