9

39 4 1
                                    

"LOH LOH LO KENAPA NA?" Sahut Alix panik ketika mendapati Jaemin yang masuk kedalam mobil dengan nafas terengah engah dan terlihat ketakutan.

"Pake sabuk pengaman nya!"

Alix masih blank, ia malah bertanya tanya terus menerus pada Jaemin.

"Lo kenapa sih?"

"PAKE SABUK PENGAMAN NYA ALIX!" Bentaknya sambil menginjak gas mobil dengan cepat, Alix sedikit kewalahan karena saat Jaemin menginjak gas mobilnya secara mendadak Alix belum sempat memakai sabuk pengaman.

Jaemin menoleh ke belakang, lalu sesekali melirik ke arah kaca spion di dalam mobilnya. Jika tadi mobil Jaemin melaju dengan kencang kini kecepatan mobilnya melaju dengan kecepatan standar.

Jaemin sedikit lega saat di belakangnya tidak ada siapapun yang membuntutinya.

"Lo kenapa sih?" Tanya Alix sambil menengok kearah belakang sekilas lalu menatap Jaemin kembali.

"Gue ketemu Renjun sama Haechan," jelas Jaemin dengan suaranya yang menjadi datar kembali.

"Segitu takutnya Lo dikejar mereka?" Tanya Alix heran. "Gue kira Lo dikejar hantu anjir," Sahut Alix lagi.

"Mana ada gue dikejar hantu,"

"Mana laporan sama obatnya? Lo tadi ketemu sama dokter Kim dulu kan?"

"Obatnya gak jadi gue ambil, karena tadi gue keburu ketemu mereka dan malah kabur."

Alix berdecak kecil.

"Terus nanti Lo minum obat gimana Jaemin? Please deh kenapa Lo harus takut ketemu mereka? Mereka itu temen Lo—"

"Gue tau,"

"Terus kenapa Lo malah ngehindar?" Tanya Alix lagi.

"Gue gak mau makin nyusahin mereka, gue udah rusak nama grup, gue gak mau kalau mereka repot repot lagi ngurusin gue yang malah sakit mental gini."

"Gue juga tadi liat mereka bawa kertas diagnosa dokter Yura waktu itu," Alix menoleh cepat.

"Jadi mereka tau soal penyakit mental Lo ini?"

"Kayaknya nggak deh," jawab Jaemin dengan percaya diri.

"Kok ngga?"

"Seinget gue, kertas itu pernah kena tumpahan air dan tulisannya jad kabur gitu. Jadi mana mungkin mereka bisa baca tulisan itu."

"Kalau mereka ketemu sama dokter Yura nya langsung gimana?" Jaemin mendadak memberhentikan mobilnya.

"Kenapa?"

Jaemin tak menjawab, ia malah langsung mengutak ngatik ponselnya dan samar samar Alix melihat jika Jaemin mengetikan nama dokter Yura di sana.

Ternyata yang dilihat Alix memang benar, Jaemin memang sedang mencari kontak dokter Yura dan langsung menghubunginya.

"Hallo Jaemin? Ada apa telfon saya?"

Jaemin melirik Alix sekilas.

"Maaf dokter kalau Jaemin mengganggu, tapi apa tadi dokter bertemu Renjun ataupun Haechan?" Tanya Jaemin agak gelisah pasalnya ia tidak terapi bersama dokter Yura lagi dan itu membuat Jaemin agak panik jika Renjun dan Haechan nekat menemui dokter Yura tanpa sepengetahuannya.

Apalagi Jaemin semakin merasa jika firasatnya itu memang benar saat melihat Haechan dan Renjun yang membawa kertas hasil diagnosa dari dokter Yura waktu itu.

"Tadi saya gak ada jadwal ke rumah sakit, jadi saya gak ketemu sama Haechan ataupun Renjun. Emangnya kenapa Na?" Tanyanya dengan lemah lembut.

"Kalau tante ketemu sama Renjun ataupun Haechan, atau bahkan yang lain jangan sampe tante kasih tau soal penyakit mental Jaemin ke mereka ya Tante? Jaemin gak mau mereka makin khawatir sama Jaemin,"

"Oh memangnya mereka semua belum tau soal penyakit kamu?"

"Belum, tante Yura jangan bocorin masalah ini ke mereka semua ya. Jaemin gak mau ngerepotin mereka soalnya,"

"Tapi kalau Tante gak bilang ke mereka, Tante takutnya kamu kenapa Napa, Na." Sahut Dokter Yura agak khawatir.

"Jaemin gak akan kenapa Napa kok Tan, lagian Jaemin juga gak tinggal sendirian kok. Jaemin juga dirawat sama perawat kiriman Tante."

Alix melotot kecil saat Jaemin berbicara seperti itu pada Dokter Yura.

"Hah? Perawat kiriman Tante?"

"Iya, Tante kirimin Jaemin perawat kan?"

"Tante gak merasa nyuruh perawat buat ngerawat kamu na, emang siapa nam—" Belum sempat dokter Yura menyelesaikan pertanyaan Alix langsung merebut ponselnya dan mematikan sambungan telepon itu.

Jaemin menatap jengkel ke arah Alix.

"Kok telponnya malah dimatiin sih?"





















Alix membuang muka, "Suka suka gue lah."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Grayscale | Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang