7

40 4 0
                                    

"Gimana bang? Di angkat?" Kata Chenle sambil menatap Johnny yang masih mencoba fokus menghubungi Jaemin lewat sambungan telepon selulernya.

Johnny menatap Chenle dan yang lain silih berganti.

"Jaemin gak angkat teleponnya,"

Mark langsung mengusap wajahnya kasar saat mendengar jawaban dari Johnny.

"Sebenernya dia kenapa sih? Dia gak tau apa kita semua disini khawatir sama keadaan dia." Kesal Jeno, "Wajar aja kalau telepon dari kita kita gak di angkat, tapi masa telepon dari bang Johnny juga gak dia angkat?" Jeno masih tak habis pikir dengan Jaemin.

"Susah Jen, kalau pikirannya udah kayak gitu. Mau gak mau ya kita biarin aja, nanti juga dia bisa sadar sendiri kali."

"Eh iya bang Renjun pergi keluar?" Tanya Jisung sambil melihat ke sekitar, mencari keberadaan Renjun yang sedari tadi tak terlihat.

"Tadi gue liat sih ada di kamar," Sahut Doyoung.

"Emang sejak kapan dia kabur?" Ucap Doyoung lagi sambil berjalan dari arah dapur dengan nampan yang ada di tangannya.

"Mungkin udah sekitar tiga hari bang," sahut Jisung.

"Kenapa Jaemin bisa nekat kabur kayak gitu?" Itu Taeyong yang bertanya. "Kalian pasti berantem ya sampe sampe Jaemin nekat kabur gitu?" Tanya Taeyong lagi sambil mengambil segelas teh yang dibuatkan oleh Doyoung tadi.

Hari ini kebetulan Taeyong, Johnny dan Doyoung sedang memiliki waktu luang jadi mereka bertiga menyisihkan waktu untuk datang ke dorm anak anak nct dream untuk mengecek kabar dan keadaan mereka.

"Kita gak berantem loh bang," sahut Haechan sambil menonton televisi, Taeyong menjauhkan gelas dari bibirnya.

"Terus? Kenapa bisa jadi kayak gini?"

"Jaemin yang keras kepala," Jeno ikut menjawab pertanyaan Taeyong.


"Keras kepala gimana sih? Gue kaga paham, sebenernya ini ada masalah apa?" Cerocos Doyoung yang diangguki oleh Johnny.

"Jadi waktu itu tuh kita kan mau beresin masalah Jaemin, cuma pas kita ajak Jaemin tuh Jaemin malah gak terima gitu, dia malah bilang kalau dia udah putus harapan lah jadi ngapain kita kita ikut bantuin selesein masalah juga, orang Jaemin gak bakal di pandang orang orang lagi," Jelas Jeno.

"Padahal kita juga niatnya baik mau nolong dia biar bisa keluar dari masalahnya, tapi Jaemin malah tetep nekat pengen keluar dari grup dan kabur dari sini." Celetuk Haechan.

"Alesan dia pengen kabur?" Kini giliran Johnny yang bertanya.


"Dia bilang dia bawa sial buat kita kita semua, padahal kita kita kan gak pernah mikir kayak gitu. Bang Jaemin juga jadi jarang ngobrol sama kita kita, dia jadi lebih tertutup." jawab Chenle sambil memakan camilan.

Taeyong menatap pada Mark yang memeluk lutut sambil menenggelamkan wajahnya. Taeyong menepuk pundak Mark pelan membuat Mark menoleh kearahnya juga.


"Jadi kita mau cari Jaemin kemana?" Taeyong turut prihatin karena Mark terlihat seperti orang yang kurang tidur. Mungkin gara gara memikirkan masalah ini Mark jadi kurang istirahat, Kantung mata Mark terlihat lebih hitam dari biasanya.

"Gue gak becus jadi leader ya bang?"

























"Gue gak becus jadi leader ya bang?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




















Renjun menatap ponselnya, sudah berkali kali ia mencoba menghubungi Jaemin namun tetap saja Jaemin tak mengangkat panggilan darinya.

Renjun mengetikan sesuatu, mencoba mengirimkan sebuah pesan pada Jaemin meskipun entah akan dibaca atau tidak oleh Jaemin. Namun Renjun tetap mengirimkan pesan itu.

"Gak tau gue harus gimana lagi, Na."

Renjun sama sama khawatir dengan keadaan Jaemin yang sudah menghilang hampir tiga hari, padahal Renjun tak sama seperti pemikiran Jaemin. Renjun memang kecewa, namun dia tidak pernah membenci Jaemin.

Renjun juga merasa tidak nyaman dengan situasi ini, Renjun menginginkan Jaemin yang dulu, Jaemin yang terbuka lagi seperti dulu tidak tertutup seperti ini.

Renjun beranjak dari tempat duduknya, lalu tak sengaja kakinya menendang sebuah kertas yang terlipat.

Renjun meraih kertas itu, lalu menautkan alisnya saat membaca beberapa kalimat dalam kertas itu.

Ada nama Jaemin tertera disana, Renjun berpikir mungkin ini surat dari rumah sakit karena disana ada penjelasan dari dokter tentang kondisi Jaemin.

Namun sial, saat Renjun ingin tahu apa yang di alami Jaemin, setengah tulisan di dalam surat dokter itu terlihat kabur karena terkena tumpahan air jadi Renjun tidak bisa membaca kalimat kalimat itu sampai selesai.

"Jaemin sakit?"

Renjun berlari ke ruang tamu, menghampiri teman temannya yang masih berbincang kecil dengan topik yang sama seperti apa yang ada dipikiran Renjun.


"Kenapa Lo Jun?" Haechan menatap Renjun yang terlihat agak kaget.

"Cobadeh Lo liat ini-" Renjun memberikan kertas tersebut pada Haechan, Taeyong dan Johnny yang duduk bersebelahan dengan Haechan mencoba ikut membaca kalimat dalam selembar kertas yang Renjun berikan kepada Haechan tadi.


Johnny menatap Renjun bingung.















"Jaemin sakit apa?"



"Jaemin sakit apa?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Grayscale | Na JaeminWhere stories live. Discover now