Plak!
"HUSH MULUTMU!"
"Ukhhh tanganmu pahit!" Sakura menatap Ino kesal karena gadis itu memukul mulutnya dengan tangan bekas memagang tanaman obat.
"Lagian kau bicaranya asal saja! Kalau sampai dia meninggalkanmu untuk selamanya aku bersumpah akan mencarinya sampai keujung dunia hanya untuk mencukur rambutnya sampai botak!"
Sakura hanya tertawa saja menanggapi Ino yang berucap sambil mengepalkan tangannya dengan tatapan menggebu-gebu. Sakura tahu kalau Ino hanya khawatir padanya dan berusaha menghiburnya.
"Tenanglah, hahaha. Sasuke-kun masih ingat pulang kok."
"Tentu saja dia ingat. Kalau perlu kugunakan mercusuar biar dia tahu kalau Konoha ada disini." Sahut Ino masih dengan nada ketusnya.
Lagi-lagi Sakura hanya bisa tertawa. Rasanya lucu karena sahabatnya menjadi yang lebih marah dibanding dirinya yang ditinggal.
"Kau ini kok kelihatannya santai sekali sih? Memangnya tidak rindu?" Tanya Ino dengan alis terangkat bingung. Rasanya aneh saja sebab melihat sahabatnya tidak segalau dulu saat ditinggal Sasuke. Jika yang dihadapannya saat ini adalah Haruno Sakura yang dulu, mungkin gadis itu sudah menangis tersedu sampai matanya membengkak.
Sakura hanya menanggapi pertanyaan Ino dengan senyuman tertahan. Gadis itu melirik Ino, "Ada deh!"
****
Langkah kaki wanita itu menapak ringan melewati jalan desa yang mulai menggelap sebab senja mulai nampak. Semburat cahaya jingga nampak diujung jalan saat matahari semakin turun menyembunyikan dirinya dibalik awan. Di sela langkahnya, Sakura menyenandungkan nada sederhana.
Wanita itu menenteng plastik putih berisi bunga Chamomile yang ia dapat dari laboratorium. Ternyata selain tanaman obat, ada beberapa bunga herbal seperti bunga Chamomile yang bagus apabila dibuat menjadi teh. Jadi ia pun memutuskan untuk membawanya sedikit karena Ino juga menyarankan. Gadis itu bilang supaya Sakura bisa tidur tenang.
Sakura sampai di depan rumah Sasuke--yang kini juga menjadi rumahnya. Setelah menikah, mereka memutuskan untuk tinggal di rumah lama Sasuke sampai mereka bisa memiliki rumah sendiri. Sakura sendiri sama sekali tidak keberatan karena mau bagaimanapun, tempat ini adalah tempat Sasuke dibesarkan. Kenangan yang ada di tempat ini tidak akan bisa tergantikan oleh apapun.
Menyalakan lampu ruang tamu, wanita itu meletakkan plastik berisi bunga Chamomile di atas meja makan. Ia kemudian melangkah ke kamar mandi untuk segera membersihkan dirinya.
****
Dalam balutan piyama sederhana berwarna merah, Sakura memasuki kamarnya dengan secangkir teh chamomile yang masih mengepulkan uap. Rambut wanita itu setengah basah dengan sedikit tetesan air yang membasahi pundaknya karena terlalu malas untuk sekedar mengeringkan helai rambutnya setelah keramas.
Sakura mendudukkan dirinya di atas ranjang lalu menyesap sedikit teh yang dibawanya. Hangat langsung menjalar ke sekujur tubuhnya, serta harum bunga chamomile seakan mengendurkan sel-sel otaknya. Sepersekian detik berlalu ia lewati dengan menikmati secangkir teh ditangannya. Begitu cairan berwarna kuning kecoklatan itu tandas diminumnya, Sakura meletakkan cangkir ditangannya ke atas meja nakas di samping tempat tidurnya.
Tuk tuk
Suara ketukan pelan terdengar dari arah jendela dibalik punggungnya. Senyuman lantas mekar di wajah Sakura, dengan bergegas ia membalik tubuhnya dan menggeser jendela bersamaan dengan tirai gorden yang menutupinya.
YOU ARE READING
WHY THIS DIFFERENT? [End]
FanfictionSasuke kembali. setelah dua tahun pergi meninggalkan desa untuk perjalanan penebusan dosanya, lelaki Uchiha itu akhirnya kembali ke Konoha. teman-teman seangkatannya menyambutnya, guru nya yang kini jadi Hokage bahkan menelantarkan tugasnya hanya un...
Extra Part (When He Comes Just For a Kiss)
Start from the beginning
![WHY THIS DIFFERENT? [End]](https://img.wattpad.com/cover/188452515-64-k373772.jpg)