Extra Part (When He Comes Just For a Kiss)

Mulai dari awal
                                        

****

Rapat pagi berlangsung lebih lama dari perkiraan Sakura. Rasanya otaknya sudah berasap karena harus mendengarkan omelan panjang Tsunade di ruang rapat selama lebih dari dua jam. Wajah wanita yang baru berganti marga itu mengkerut cemberut saat kembali mengingat kalau dia lah yang paling banyak mendapatkan omelan. Lebih tepatnya, gurunya itu sepertinya masih menyimpan kesal tentang masalah yang sebelumnya.

Selain mendapat omelan, wanita itu bahkan mendapatkan misi baru untuk meneliti lebih banyak tanaman medis yang baru ditemukan. Untuk pekerjaannya yang satu ini ia akan bekerja sama dengan Ino yang memang lebih banyak tahu tentang bermacam-macam tanaman. Untuk itulah kedua wanita itu kini berjalan beriringan untuk pergi ke laboratorium penelitian.

Sakura membuka pintu ruang lab dengan kartu identitasnya. Bau khas laboratorium langsung menembus indra penciuman keduanya begitu pintu terbuka. Melewati barisan meja tempat berbagai macam tabung serta botol kaca diletakkan, serta beberapa orang dokter peneliti yang sibuk melakukan penelitan, Sakura dan Ino berjalan hingga sampai kebagian ujung Laboratorium yang terdapat pintu lagi. Mereka membukanya lagi dan tampaklah satu bangunan terbuka seperti rumah kaca dengan meja besar di tengahnya.

Sakura mendekati meja besar itu sedangkan Ino mengambil tumpukan tanaman hijau yang diletakkan di dekat pintu.

"Oh, ini tanamannya?" Tanya Sakura saat Ino menyibukkan diri dengan mencuci tangannya. Gadis Yamanaka itu hanya mengangguk sebagai respon sebab masih cukup kesal karena Sakura meledeknya tadi.

"Aku tidak mengerti kenapa Tsunade-sama sangat ingin sekali mempelajari lebih dalam terkait tanaman obat? Bukankah sejak awal ninja medis kita lebih banyak mengandalkan jutsu dibandingkan pengetahuan terhadap obat-obatan tradisional? Jika memang hanya karena kerja sama dengan Sunagakure, bukankah sudah selesai saat kau melakukan misi beberapa bulan yang lalu?" Rentetan kalimat itu keluar tanpa jeda dari lisan gadis pirang itu. Meskipun begitu, tangan lentiknya sama sekali tak berhenti memisahkan daun-daun yang memiliki aroma tajam itu dari tangkainya.

Inilah alasan kenapa Ino sangat tidak suka memegang tanaman obat. Bau mereka terlalu kuat dan pasti akan meninggalkan bekas di tubuh.

"Sepertinya karena kemampuan ninja medis belakangan ini menurun? Lagipula mau bagaimanapun, kita harus menyiapkan diri terhadap segala kemungkinan terburuk. Pengobatan dengan menggunakan jutsu medis terlalu terbatas apabila Sang Ninja tidak memiliki chakra yang cukup. Jadi mau tak mau tentu kita harus lebih mengandalkan kemampuan alam, bukan?"

Ino mendengus mendengar ucapan Sakura namun tak bisa lagi membantahnya.

"Sudahlah, tidak perlu membicarakan daun-daun ini." Ino menghela napas tanda mengalah.

"Kan kau yang mulai." Sahutan dari Sakura membuat Ino mendelik, menatap kesal sahabatnya yang masih saja menyahut.

"Daripada itu, kau ini tampak baik-baik saja meskipun ditinggal oleh suamimu setelah satu minggu menikah."

Sakura tertawa kecil saat Ino kembali mengangkat pembicaraan tentang Sasuke yang harus benar-benar pergi misi untuk menyelidiki markas Kaguya setelah seminggu mereka menikah. Terhitung cepat memang, namun pria itu jelas tidak bisa menunda lagi sebab ia pun telah menunda selama satu bulan karena rencana pernikahan mereka yang terkesan terburu-buru.

"Aku baik-baik saja. Lagipula aku tahu Sasuke-kun hanya pergi misi, ia akan kembali. Bukannya akan meninggalkanku selamanya atau bagai---"

WHY THIS DIFFERENT? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang