Dua remaja yang saling membenci harus terlibat dalam sebuah perjanjian kerja paksa hanya karena sebuah pena, berawal dari benda kesayangan Arsyad yang Hera sita, membuat lelaki itu harus menjadi budak gadis paling egois dan angkuh se SMA Harapan Jua...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
*
*
*
*
🌻
*
*
*
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
_____🌻_____
SMA Harapan Juang, pemandangan pertama saat kamu menginjakkan kaki di salah satu sekolah menengah atas kawasan Jakarta Selatan tersebut adalah para pelajar berseragam putih abu-abu yang tengah memikul karpet merah di pundaknya, beberapa dari mereka juga sudah berbaris rapih di depan pintu utama sekolah.
Bukan untuk menyambut guru atau kepala sekolah, melainkan itu adalah ritual wajib setiap pagi yang harus siswa-siswi di sana lakukan sebelum sang ratu sekolah tiba. Heran? Sudah pasti, sama halnya seperti murid baru yang tak lama memarkirkan mobilnya, lelaki berseragam putih abu-abu di lengkapi dasi hitam bergaris putih dengan jaket hitam di bahunya, berperawakan tubuh tinggi, rambut agak gondrong, hidung mancung itu tak bisa berhenti melotot. Ia pun keluar dari mobil sport merk Ferrari warna silver miliknya memastikan siapa sebenarnya sosok yang katanya begitu di sanjung-sanjung.
"By the way kalau boleh tahu ini ada apaan ya?" tanyanya seketika pada beberapa gerombolan siswa yang lewat.
"Biasa, penyambutan buat Ratu sekolah."
Ratu sekolah?
Apakah parasnya secantik bidadari? Atau rupawan bak putri kerajaan? Pertanyaan-pertanyaan itu mulai memenuhi otaknya, lelaki unik dengan pulpen kecil yang tak pernah absen menghiasi telinga kanannya itu mulai berjalan kearah depan pintu utama, tepat tempat karpet merah panjang tadi digelar.