WHY THIS DIFFERENT? [End]

Ending but not The End

Tidak pernah sekalipun dalam hidupnya, Sasuke membayangkan akan menggenggam tangan Sakura seraya menuntunnya untuk menghadap ke tempat Doa demi mengucap janji sehidup semati. Tidak pernah, sebab lagi-lagi ia sadar diri. Namun, ternyata Tuhan masih sedikit mencintainya. Egonya untuk memiliki ternyata lebih besar dari ketakutannya akan kembali membuat luka.

Lagipula, Sakura percaya padanya.

Tak jauh di belakang kedua insan, Kakashi berdiri diantara Naruto dan Ino yang sudah sama-sama menangis haru. Lelaki separuh baya itu tersenyum bangga di balik maskernya, menatap Sang murid yang dulu pernah salah jalan kini telah sampai ke peraduan terakhirnya. Rasanya masih segar dalam ingatan Kakashi, saat tiga minggu yang lalu lelaki bermarga Uchiha itu datang menghadap padanya dengan tatapan yakin.

"Aku tidak mau pergi misi sekarang."

Itu adalah pertama kalinya,

Seorang Uchiha Sasuke menolak misi darinya.

"Kenapa?"

"Aku ingin menikah."

".... Kau bercanda?"

Namun tidak.

Tatapan yang Sasuke berikan padanya hari itu jauh dari kata bercanda. Dan lagi-lagi, Kakashi merasa bangga.

"Lakukanlah.."

"Aaa.. Kau sudah dewasa, Sasuke." Kakashi bergumam pelan.

***

"I, Uchiha Sasuke , take you, Uchiha Sakura, to be my wife. I promise to be true to you in good times and in bad, in sickness and in health. I will love you and honor you all the days of my life."

"I, Haruno Sakura, take you Uchiha Sasuke to be my husband. In the presence of gods and traces of prayer, I swear on my life to carry your symbol behind my back, carry the name uchiha behind my name, together with you for the rest of my life."

Sumpah itu diikrarkan di hadapan para dewa dengan denting lonceng menjadi saksinya. Debar yang saling bersautan diiringi dengan sorak sorai dari belakang. Sumpah yang berbeda namun tetap satu makna.

Sasuke meraih pipi Sakuranya, wanitanya, istrinya. Perlahan menarik wajah itu mendekat demi menyatukan dua bilah bibir yang saling mendamba. Hangat menghantar dalam satu ciuman panjang, tidak cukup untuk menyampaikan lega yang lepas di hati.

"JANGAN LAMA-LAMA, KITA MASIH DI DEPAN KUIL!"

Teriakan itu memisahkan ciuman manis itu, membuat Sakura tertawa kecil melihat ekspresi kesal yang Sasuke tujukan pada pria bersurai pirang yang kini tertawa meledeknya. Wanita itu meraih telapak tangan Sasuke, menggenggamnya dalam balutan tangan kecilnya kemudian tersenyum.

Kisah mereka bukan berakhir disini karena jalan di depan masih begitu panjang. Tidak ada yang tahu apa yang akan menyambut mereka di ujung jalan itu, namun siapa peduli? Meski harus tertatih, lelah, atau bahkan terjatuh lagi. Kini mereka saling percaya, menggenggam hati tanpa lisan harus berkata banyak. Tatap saja sudah cukup untuk memberi tahu, betapa perasaan mereka penuh oleh satu sama lain.

"Sakura.."

Sang puan mendongak, menatap pancaran kasih yang diberikan kekasih seumur hidupnya.

"Terimakasih.."

"Aku telah melewati pengembaraan demi mencari jati diri, melewati jalan kegelapan meski akhirnya kembali lagi. Sejauh apapun aku berjalan, segelap apapun yang kulewati, bahkan meski aku tersesat sekali lagi. Yang akan kutemukan di balik pancaran cahaya diujung jalan, di balik badai pasir dalam hidupku, adalah dirimu."

"Aku mencintaimu..."

End.

****

HUEEE FINNALY END😭😭😭

Banyak bgt suka dukanya selama buat cerita ini. Sering kali mengalami writer block hingga harus terbengkalai lumayan lama, part yang hilang sampai beberapa alur terpaksa berubah, juga sempat adanya oknum menyebalkan yang meninggalkan komentar jelek di lapak ini.

Tapi meskipun gitu, cerita ini benar-benar cerita yang aku sayanggg banget. Karena readersny baik-baik, menghibur sekali. Aku sering baca ulang komentar kalian sambil senyum-senyum sendiri >~<

Thanks a lot untuk semua yang udah suka cerita ini, vote cerita ini, dan meninggalkan komentar baik untuk cerita ini🤗 sampai bertemu lagi diceritaku yang lain🤗😘

Good bye, from Why This Different🎉