Sakura tertawa kecil lalu melepaskan pelukan Sasuke pada perutnya. Ia kemudian berbalik, menangkup kedua pipi Sasuke dan kedua tangannya. Menarik wajah itu mendekat hingga kini dahi dan hidung mereka saling bersentuhan.
"Aku sanggup menunggu lebih lama. Demi Sasuke-kun, demi kedamaian yang kau impikan. Jadi Sasuke-kun juga harus berjuang, ya. Agar saat kau pulang---" Sakura tersenyum.
"Aku bisa menyambutmu dengan pelukan."
***
Menikah tidak pernah ada dalam benaknya sebelumnya.
Setidaknya itu yang ia pikirkan beberapa tahun yang lalu. Dua tahun yang ia lalui dengan pergi melalang buana mencari kepingan jiwa berkedok pembayaran dosa. Meskipun pada akhirnya ia hanya terus menyelam dalam kubangan penyesalan yang terus menghantuinya.
Ia hanya lari, dan menghindar.
Namun, satu janji kecil yang ia bisikkan pada Sang gadis musim semi di depan gerbang desa terus mencekal langkah dan keyakinannya. Berulang kali, tanpa ia sadari langkah kakinya mencoba membawanya untuk pulang. Mendekat pada desa dibalik rimbunnya dedaunan. Meskipun pada akhirnya takutnya kembali membesar di detik terakhir, dan ia kembali memaksa langkahnya untuk kembali menjauh.
Tanpa pernah benar-benar pulang.
Dua tahun bukan waktu yang sebentar.
Sasuke sadar itu saat akhirnya ia benar-benar kalah dan pasrah saat tungkai kakinya menuruti kemauan hatinya untuk pulang. Terlanjur rindu, mungkin. Ataukah mungkin saat itu hatinya berteriak untuk menepati janji pada Sang gadis musim semi?
Sasuke tidak berharap banyak, sungguh.
Meskipun hatinya tetap merasa asing ketika ia pulang dan tidak mendapati siluet merah muda diantara teman-teman yang menyambutnya. Untuk sejenak Sasuke sempat berpikir,
"Ah, mungkin ia sudah menyerah."
Batinnya berucap tenang, meskipun saat itu tangannya terkepal kuat.
Beberapa hari berlalu, dan semesta kembali mempermainkannya ketika gadis yang menjadi alasannya pulang tidak kunjung nampak di depan mata. Ia masih mencoba yakin, hingga akhirnya sepenggal kalimat yang di dengarnya dari mulut Naruto dan Kakashi kala itu berhasil memadamkan logikanya sepenuhnya. Satu kalimat yang cukup mampu untuk membuatnya melayangkan tinju keras ke pipi sahabatnya dan menarik kerah jubah kebanggaan Sang Hokage.
"Untuk apa pulang?"
"Terlambat, Uchiha."
"Rumahmu terlanjur pergi."
"Pergi..."
"Pergi..."
"Selama---"
"Sasuke-kun?'
Tubuh Sasuke tersentak saat suara lembut Sakura menariknya dari lamunan yang membawanya pada kenangan dulu. Ketika dunianya hampir runtuh saat ia kira wanita yang kini memandangnya bingung dalam balutan kimono putih itu telah pergi dari hidupnya.
Pria itu pun menunduk, menatap tautan tangan mereka yang masih saling menggenggam erat. Saat itulah ia kembali sadar dimana ia berpijak kini. Kembali ke Kuil yang sama tempat ia melamar Sakura 3 minggu yang lalu. Namun, kini mereka tak hanya berdua. Sebab beberapa teman seperjuangan dulu serta Kakashi berdiri tak jauh di belakang mereka. Kuil yang dulu tampak usang kini telah dibersihkan demi pernikahan sederhana Sang Uchiha.
YOU ARE READING
WHY THIS DIFFERENT? [End]
FanfictionSasuke kembali. setelah dua tahun pergi meninggalkan desa untuk perjalanan penebusan dosanya, lelaki Uchiha itu akhirnya kembali ke Konoha. teman-teman seangkatannya menyambutnya, guru nya yang kini jadi Hokage bahkan menelantarkan tugasnya hanya un...
Ending but not The End
Start from the beginning
![WHY THIS DIFFERENT? [End]](https://img.wattpad.com/cover/188452515-64-k373772.jpg)