FOTO CEWE?

99 11 1
                                    

*TIARA POV*
Hari ini aku berjalan-jalan mengelilingi kota Jakarta. Kota yang sudah jarang kini kujelajahi tidak banyak mengalami perubahan. Tak lupa aku mengunjungi taman yang dulu menjadi tempat favorite aku dan kedua kakakku menghabiskan waktu. Kulihat penjual es krim yang sama saat itu. "Pak, es krim nya satu ya, yang rasa coklat."-pesanku. "Bapak masih jualan disini juga ya. Dulu ya Pak waktu saya masih kecil, saya tu selalu main disini sama kedua abg saya. Dan selalu beli es krim punya bapak. Bapak inget gak?"-tanyaku. "Oo.. yang sama dua anak laki-laki itu ya, Bapak inget. Sekarang kamu sudah besar ternyata. Tapi kok udah gak pernah liat main kesini lagi?"-tanya Pak penjual es krim sambil menyiapkan pesananku. "Saya pindah ke bogor Pak, baru saja menetap lagi di jakarta. Kalok keluarga saya udah gak tinggal di daerah sini. Ya saya kangen tempat ini, jadi main deh kesini."- jelasku. "Ini Neng es krimnya."-kata Bapak itu memberikan aku sebuah es krim. "Berapa Pak?"-tanyaku. "Sudah neng bawa saja. Buat hadiah neng pindah lagi ke jakarta. Lagi pula dulu orang tua neng sering bantu-bantu saya, ngeborong es krim saya buat dibagi-bagiin"-katanya. "Beneran Pak, saya jadi gak enak. Tapi Terimakasih ya Pak."-kataku berterimakasih. "Sama-sama neng, titip salam y buat orang tua neng." Aku pun hanya tersenyum. "Saya pamit y pak."-pamitku lalu pergi berjalan-jalan lagi.

Aku kembali mengelilingi taman ini, melatih memoriku untuk mengingat setiap detik yang pernah kuhabiskan disini. "Mm...enak bgt loh, apalagi gratisan, tambah nikmat"-kataku sambil menyantap es krim yang kupegang. Namun karena terlalu asik menikmatinya, aku sampai menabrak seseorang. "Aduh..."-kagetku saat kulihat orang itu, dan ternyata es krimku tumpah dibajunya. Mulutku masih menganga menatap wajah orang itu dan bajunya yng kotor karna es krimku. "Eee...sorry."-kataku bersalah lalu mengambil tisu yang selalu kubawa di tasku. Lalu kubersihkan bajunya, agar tak ada noda. "Sorry ya, gue gak hati-hati sampai kenak baju lo."-kataku. Namun ia malah menarik tisuku. "Lain kali jalan itu pakek mata."-katanya datar lalu pergi. Aku menunggu kepergiannya. "Ihh... apaansih, eh mas...jalan itu pakek Kaki bukan pakek mata. Kotor dong nanti matanya."-teriakku kepadanya. Ia pun langsung menghentikan langkahnya lalu berbalik dan menatap diriku dengan wajah datarnya. Aku pun ikut menatap tajam dirinya, namun tak begitu lama nyaliku langsung ciutt. "Bisa pakek insto kok."-kataku tersenyum lalu berbalik pergi. Sesekali aku melihat kebelakang dan tersenyum padanya lagi. "Galak banget sih."-cibirku.

Kunjungi terakhir adalah perusahan Fahreza. Aku memasuki kantor tempat Papa dan abgku bekerja. Seseorang menyapaku, "Tiara."-sapa seseorang. "Mba Meli. Apa kabar mba?"-tanyaku lalu memeluknya. Ya, namanya Meli Agustina, sekretaris Papa. Kami sudah menganggapnya seperti keluarga sendiri karna kedua orang tuanya sudah meninggal dalam kecelakaan. "Baik. Nenek gimana disana?"-tanya Mba Meli. "Ya. Gitulah Mba lagi kambuh, makanya Mama sama Papa kesana."-jawabku. "Semoga, nenek cepet baikan ya."-doanya. "Aamiin."- "Oh ya, Ayuk mba kenalin ke semua karyawan."-Mba Meli menarikku ditengah-tengah sekumpulan orang. "Perhatian semuanya, saya ingin memperkenalkan seseorang."-Pengumuman Mba Meli membuat semua orang menghentikan aktivitas pekerjaannya. "Gadis disamping saya ini namanya Tiara, Tiara Putri Fahreza, putri satu-satunya dari keluarga Fahreza. Ya, dia adalah Putri Pak Bram dan Adik dari Pak Gama."-kata Mba Meli memperkenalkan diriku membuat diriku sedikit malu berdiri didepan banyak orang. "Hai semuanya, Saya Tiara Putri Fahreza. Kalian bisa panggil saya Tiara."-sapaku memperkenalkan diri. "Mba, saya pamit keruangannya bg Gama ya."-permisiku pada Mba Meli. "Silahkan."-kata Mba Meli. "Saya pamit semuanya. Selamat bekerja."-kataku lalu pergi keruangan bg Gama.

Kuketuk ruangannya, namun tak ada sautan sama sekali. Apakah dia tidak ada diruangannya? Aku pun membuka ruangannya, ternyata ia sedang duduk membelakangiku. Dan aku pun diam-diam untuk mengejutkannya. Tetapi aku malah terkejut dengan foto yang dipegangnya, seorang gadis. "Kayak pernah liat, siapa ya?"-benakku. "Wihh...geulis pisan, very beatiful."-kataku mengagetkannya. Dia pun langsung berbalik, lalu membalikkan fotonya. Aku mengangkat salah satu alisku. "Tiara? kalok masuk itu ketuk dulu."-marahnya padaku. "Udah daritadi kali ngetuk tapi gak ada yang nyaut, ya masuk aja lah. Tapi gpp, pengaruh orang jatuh cinta gtu sih, bisa bikin tuli."-ejekku. "Ihhh... apansihh. Lagian kamu tuh masih kecil tau-tauan jatuh cinta."-katanya menoyorku. Aku pun mengelus kepalaku sebal. "Siapa sih yang lagi bikin abg aku yang satu ini jadi galak? Lihat dong."-ejekku lagi. "Udah-udah jangan kecengin gue mulu. Adek ngapain kesini?"-tanyanya lalu menyimpan foto itu. "Hmm... mengalihkan pembicaraan."-kataku sedikit berbisik. "Aku kesini, mau lihat abg aku kerja, eh ternyata bukannya kerja malah liatin foto cewek. Kayaknya asik ya, kalok aku bilangin sama Papa."-kataku dengan meninggikan kata Papa. Lalu aku keluarkan handphoneku dari tasku. "Eittsss... mau ngapain? Masukin. Awas y, kalok kamu bilang Papa."-ancamnya. "Oke, Tiara gak akan bilang Papa,asal...bg Gama traktir makanan korea. SEKARANG."-kataku bernegosiasi. "Gak bisa abg banyak kerjaan Tiara, lain kali deh."-kayanya keberatan. "Oke, aku bakal telpon Papa."-kataku mengancam. "Iya Oke, kita makan makanan korea SE KA RANG."-pasrahnya.

CINTA SEPIHAKOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz