Kini Zeyu hanya bisa menghela nafas melihat kelakukan teman-teman dan wali kelasnya.

"Duh jeeng~ kok kuenya tawar sich?" tanya salah satu teman mama Zeyu kemudian mengambil gelasnya yang berisi jus lale.

*Cppffrrttt

"Huweekk! Njeeng~ jus nya tawar juga lho? Gimana sich kok semua gada rasanya? Perasaan tadi enak-enak aja lho??"

Mamanya Zeyu segera mencicipi kue dan jusnya dan benar saja, yang tadinya terasa manis dan nikmat kini benar-benar hambar.

"Eh iya bener ihh rasanya nggak enak! Jangan-jangan rumah kamu berhantu ya njeeng?" kata teman arisan lainnya.

"Ihh tiba-tiba tawar gitu ah sereem!"

Teman-teman mamanya Zeyu ketakutan, mereka segera memakai tas dan berdiri dari duduknya.

Wajah mama Zeyu yang tadinya panik kini menunjukkan kemarahan, ia tak bisa menahan amarahnya begitu temannya sendiri mengejek rumah mewahnya ini berhantu.

"Lidah kalian tuh yang salah! Jangan-jangan kalian datang ke sini dengan kondisi terkena corona? Iihh sereemm. Pergi deh kalian dari rumahku!" usir mama Zeyu sembari mengibaskan tangannya.

Sementara itu para arwah yang menonton pun tertawa puas tak terkecuali Zeyu yang kini menyunggingkan senyumnya. Dia cukup terhibur di rumahnya sendiri.

"PERJALANAN SELANJUTNYA ADALAH MILIK ZIHAAAOOO!" teriak Bu Shin begitu semangat dikarenakan energinya menjadi penuh setelah menikmati makanan dan minuman ringan bersama ibu-ibu sosialita mama Zeyu.

Bus datang menembus rumah Zeyu, mereka pun naik ke bus itu bersama barang-barang rumah Zeyu yang telah dirampok.

Bus kembali melaju kencang mengikuti keinginan Zihao bertemu dengan ibunya.

Tadinya Zihao merasa malu bus ini akan berhenti di rumahnya yang rapuh namun bukan hal ini yang diinginkan Zihao. Diluar dugaannya, bus ini berhenti di sebuah rumah sakit yang dekat dengan rumahnya.

Perasaan Zihao tidak enak. Dia mulai berpikir yang tidak-tidak. Dia segera berlari masuk ke rumah sakit itu dengan dadanya yang sesak, bahkan dia membuang karung emasnya.

Lora segera menangkap karung emas itu. "Kalau gak mau jangan dibuang! Masih banyak orang membutuhkan sepertiku 😭"

Bu Shin dan anak walinya yang lain ikut berlari menyusul Zihao masuk ke rumah sakit itu. Bu Shin sudah menduga ini akan terjadi.

Zihao tersesat, dia tidak tau harus mencari kemana di rumah sakit yang besar ini.

Bu Shin datang tergesa-gesa ke arah Zihao. Ia menunjuk ke atas. "Ibu mu ada di lantai atas."

Mereka pun terbang menembus atap lantai ini lalu Bu Shin mengarahkan mereka ke sebuah ruangan.

Zihao menangis deras begitu melihat ibunya terbaring di ranjang rumah sakit ini.

Zihao tau wanita itu lemah namun tetap memaksakan diri bekerja dan berusaha bertahan demi anaknya, Li Zihao. Walaupun sekarang situasi sudah berbeda, Zihao tidak lagi bersamanya.

"IBUUUUU!!!" Zihao berlari memeluk ibunya. Walaupun tidak kena ia tetap menahan tangannya berada di permukaan tubuh ibunya.

Bu Shin membuka map nya membacakan apa yang terjadi.

"Ibu mu bekerja semakin keras setelah mendengar berita buruk yang terjadi padamu. Dia berusaha mengumpulkan uang untuk pemakaman mu dan akhirnya ia pingsan dan kondisinya terus memburuk di rumah sakit ini.

"Maaf bu! Sampai Zihao mati, Zihao tetap menyusahkan ibu. Ibu bahkan sampai sakit. Gara-gara Zihao, ibu jadi begini."

Zihao menangis tersedu-sedu sampai mengganggu tidur ibunya. Ya, ibunya terbangun.

EPHEMERALWhere stories live. Discover now