Masih Study Tour

43 29 186
                                    

Setelah seminggu, akhirnya arwah-arwah berasal dari dimensi sebelah tiba di depan rumah Zeyu yang sebenarnya 😀

Rumah dengan susunan seperti istana. Terlihat begitu megah dan menjulang tinggi. Warna putih yang didominasi emas asli 10 ton begitu memanjakan mata. Melihatnya saja sudah buat bahagia.

"Ini baru namanya rumahku istanaku," kata Mingrui takjub dengan mata yang berbinar-binar menatap rumah Zeyu.

Bu Shin menghapus air matanya. "Aku tidak menyangka punya anak wali se-rich ini."

Lora melirik Zihao yang sedang menghitung jarinya. "Kau hitung apaan?"

"Ah ... aku sedang memikirkan apa saja yang harus aku curi dari rumah Zeyu." Dasar Zihao. Dia lupa mengecilkan volume suaranya.

Lora refleks menabok congor Zihao. "Kalau mau ngerampok jangan bilang-bilang dong!"

Lora berbisik ke Zihao tanpa mengecilkan suaranya. "Sebenarnya kita punya rencana yang sama. Mendingan gini, kita langsung ke brankasnya saja, mumpung kita arwah jadi bisa mempermudah ambil isi brankas tanpa capek mikirin sandi," saran Lora.

"Tapi gimana cara kita tau lokasi brankasnya? Rumahnya sebesar ini apalagi waktu kita tidak akan lama di dimensi ini." Kini mereka berdua berdiskusi.

Lora tampak berpikir. "Hmm ... aku akan coba bicarakan ini baik-baik dengan Xiaona. Semoga dia mengerti perasaan makhluk miskin seperti kita."

"Tidak perlu, aku mendengar pembicaraan kalian sejak tadi😀🖕🏿" sahut Xiaona di sebelah mereka.

"Eh eh cepat masuk! Ini Zeyu juga kok gak masuk-masuk daritadi." Bu Shin jalan lebih dulu menembus rumah Zeyu disusul yang lainnya.

Tiba di dalam, mereka masih saja dibuat terkejut dengan isi rumah Zeyu.

Isinya tentu jauh lebih mewah, barang-barangnya terlihat sangat mahal melebihi harga diriku, canda.

Begitu banyak barang berlapiskan emas menyilaukan mata tapi yang membuat mata Zeyu sakit adalah saat melihat mamanya mengadakan arisan di ruang tamu.

Di sana, terdapat sekumpulan ibu-ibu sosialita yang diketuai mamanya Zeyu. Mereka asik mengobrol dan tertawa slayy dengan mengelilingi kue elit di atas meja.

Lalu jauh dari sana terlihat ayah Zeyu yang sedang sibuk menatap layar tab bersama seorang pria yang tengah menjelaskan rencana bisnis kedepannya.

Zeyu berdecak, "Ck ... Xiaona dimana ibumu? Aku tidak betah di rumah ini."

Sedangkan yang ditanya tidak ada di sebelahnya. Jangankan Xiaona, yang lainnya pun bahkan Bu Shin tidak ada disekitar Zeyu. Mereka berpencar menikmati isi rumah mewah ini.

Akhirnya Zeyu pun duduk di sofa yang jelas jauh dari keributan perkumpulan mamanya.

*****

"Nah gitu deh sejarah rumah ini punya lift dengan 2 warna! Yang di kiri punya Zeyu dan kanan punyaku!" Xiaona mengakhiri ceritanya. Mulutnya sudah berbusa-busa menceritakan apapun tentang rumah ini.

"Gimana? Udah cukup belum?" tanya Xiaona melihat tangan Lora yang hanya memegang 2 balok emas.

"Sebenarnya kurang sih tapi ga enak bilangnya," jujur Lora.

"Udah cukup, Lord. Kau enak hanya pegang 2 batang lah aku sekarung!" desak Zihao sambil tertatih-tatih menyeret karung berisi emas batangan.

Dikasih emas sekarung senang❎
Dikasih emas sekarung keberatan✅

Mereka pun kembali ke lantai bawah, tempat semula. Mereka bertiga sampai bersamaan dengan teman yang lainnya.

Miya dan Mingrui datang setelah mengisi perut sampai membuncit dengan makanan kelas atas. Shuyang dan Xinlong berkeliling lapangan golf dengan buggy car, sedangkan Hanyu dan Bu Shin ikut mendengar gosip terkini yang diobrolkan perkumpulan sosialita mamanya Zeyu.

EPHEMERALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang