31. Strongest Reason

24.2K 2.2K 702
                                    

good morning, lovre

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

good morning, lovre. aku update setelah moodku membaik. akhir-akhir ini ga mood nulis karena ada yang plagiat cerita ini. lovre yang laporan di dm. sedih banget jujur.

kalau kalian menemukan cerita yang mirip banget atau nyaris sama dengan karyaku, langsung laporan melalui dm instagram beeverse_ ya. difollow juga, kita bisa berinteraksi di sana.

part ini ga panjang, tapi ada fakta dan misteri baru. semoga ga bosan ya bacanya.

challenges: 5,2k views, 1k votes, 500 comments.

Air kolam yang tersorot cahaya ungu dari lampu-lampu yang berada di setiap sudut terlihat begitu tenang, setenang jiwaku saat ini manakala acara makan malam ini telah usai. Semuanya berjalan dengan lancar, Ji-hye menyambut dan memperlakukanku dengan begitu baik. Aku bahkan tak mendakwa jika nyonya besar Kavinsky memiliki sifat sebaik itu. Benar-benar berbanding terbalik dengan sang suami.

Barangkali apa yang kurasakan sebelum acara ini adalah sebuah trust issue. Sikap Charles yang begitu buruk terhadapku juga semua orang membuatku kehilangan kepercayaan akan masih adanya orang baik di dalam keluarga konglomerat ini. Sikap Ji-hye yang baik kepadaku membuatku benar-benar merasa bersyukur, pasalnya aku bisa sedikit lega sebab bebanku menjadi berkurang meski sedikit. Aku menjadi tak harus berjuang untuk mendapatkan hatinya lagi.

"Menikmati makan malamnya, Kim Lilith?" Sopran Kyung Mi menyusup ke indra pendengaranku secara tiba-tiba, membuatku refleks menoleh ke arahnya. Kulihat ia tengah memegang sebuah gelas bening berisi minuman dengan kadar alkohol yang sangat rendah.

"Well, ini makan malam ternikmat yang pernah kurasakan," jawabku sambil mengendikkan bahu. Kemudian kembali menatap lurus ke arah kolam.

"Aku tahu bagaimana perasaanmu saat ini. Mendapat restu secepat ini pasti menjadi euphoria tersendiri." Kyung Mi meneguk minumannya.

Sebagai sesama wanita, ia jelas tahu perasaanku saat ini, terlebih Kyung Mi sudah lebih dulu mengalami hal semacam ini di hidupnya. "Aku tidak menyangka beliau akan sebaik itu." Aku kembali mengingat makan malam tadi, Ji-hye sempat mengambilkanku lauk saat melihat lauk di piringku telah habis. Untuk seorang nyonya besar sepertinya, itu jelas tindakkan yang jarang dilakukan, apalagi terhadap orang yang bukan menjadi bagian dari keluarganya.

Noona Can We Play? [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now