✨ Chapter 12 - Get Closer ✨

Start from the beginning
                                        

Merasa ditatap, Jungkook pun menatapnya tak kalah tajam. Taehyung masih menatapnya, menunggu jawaban atas pertanyaannya. Lalu Jungkook mengambil ponselnya, mengetikkan sesuatu pada layar ponselnya. Tak mengatakan apapun, Jungkook menyerahkan ponselnya pada Taehyung. Di sana terlihat jelas foto Taehyung bersama dengan seorang wanita dan Taehyung tampak tersenyum lalu menyerahkan kembali ponsel itu pada pemiliknya.

"Kau salah paham, Kookie. Ia hanya teman, waktu itu kami memang pergi bersama. Ah, bukan hanya kami berdua, mereka mengatur sebuah acara untuk perpisahanku karena aku pindah ke Paris. Dan saat itu kami sampai di tempat itu bersamaan, dan pasti itu...ulah orang iseng saja. Seperti paparazi," jelas Taehyung.

"Tidak ada yang tahu kau berkata jujur atau tidak!"

"Aku tidak pernah berbohong padamu, Kookie," timpal Taehyung. "Nah, aku sudah selesai. Sepertinya aku harus kembali, kita harus segera ke kampus. Jangan berangkat sampai aku menjemputmu, hm?" pesan Taehyung. Ia beranjak, sejenak menghentikan langkahnya, ia kembali menatap Jungkook.

"Apa?!"

"Terima kasih makan paginya, Kookie, juga terima kasih selimutnya, terima kasih semuanya, Kookie... Aku benar-benar bahagia hari ini," ucap Taehyung. Ia mengusak pucuk kepala Jungkook sayang. Setelah itu ia meninggalkan flat Jungkook.

ੈ✩‧₊˚ੈ✩‧₊˚ੈ✩‧₊˚
✧・゚: *✧・゚:* Polaris ✧・゚: *✧・゚:*
ੈ✩‧₊˚ੈ✩‧₊˚ੈ✩‧₊˚

"Taetae hyungie... Apa yang membuat Taetae hyungie sakit? Terluka?"

"Uuuhm...yang paling membuat hyungie sakit?"

"Uuung!"

"Saat Kookie melupakan hyungie...dunia hyungie pasti runtuh, hancur seketika. Karena sweetie Kookie, Jeon Jungkook, adalah dunia Kim Taehyung. Taetae hyungie Kookie. Lalu, air mata Kookie. Melihat air mata Kookie mengalir dari mata indah Kookie, itu membuat hyungie sakit. Rasanya hyungie sangat gagal membuat Kookie cutiepie bahagia. Uhm...."

"Lalu...Taetae hyungie tampan, apalagi?"

"Berpisah dengan kesayangan hyungie."

Ingatan Jungkook kembali melintas, ia langsung menatap Taehyung yang tengah menyetir di sampingnya. Mereka dalam perjalanan menuju kampus. Jungkook sedikit memijat kepalanya, akan tetapi saat Taehyung menoleh, Jungkook menurunkan tangannya. Ia meremat tangannya di depan dada.

"Kim..." panggil Jungkook pelan.

"Hyung...panggil aku hyung, Kookie..." jawab Taehyung tidak mengalihkan pandangannya.

"Apa yang membuatmu sakit?" tanya Jungkook pelan. Ia menatap Taehyung lamat, kembali meremat tangannya menunggu jawaban dari Taehyung. "Ah, maksudku...jika kau sedang berhubungan dengan seseorang, berpacaran, seperti itulah. Apa yang membuatmu sakit?"

"Uhm...yang membuatku sakit?" Taehyung menjedakan ucapannya. Lalu menoleh ke arah Jungkook seraya tersenyum. "Saat Kookie melupakanku, " jawabnya singkat. Lalu kembali fokus ke depan.

"Tapi aku bukan kekasihmu!"

"Aku tidak peduli kau menganggapku apa, tapi...saat kau melupakanku, itulah hal yang menyakitkan untukku. Duniaku runtuh, hancur seketika. Lalu...airmatamu..."

"Lalu?" tanya Jungkook lagi.

"Berpisah denganmu!"

"Kauㅡ kita...ada hubungan apa sebelumnya?" Jungkook menjedakan ucapannya. "Kenapa semua ingatanku yang muncul hanya ada hyungie...hyungie...hyungie...dan hyungie... Orang itu kau, bukan? Seseorang yang selalu aku panggil dengan sebutan hyungie, kau bukan? Kim Taehyung?!"

Taehyung menatap Jungkook. Ia hampir menjawab pertanyaan Jungkook, akan tetapi ia urungkan saat mobil itu memasuki area kampus mereka. Taehyung memarkirkan mobilnya, setelah itu ia mematikan mesin mobilnya. Melepas seatbeltnya, lalu seatbelt Jungkook. Jungkook masih memandang Taehyung, ia menatap pria Kim itu, masih menunggu jawaban dari Taehyung.

"Dengar, Kookie...aku tidak ingin memaksamu mengingatku. Aku bahkan sudah beberapa kali mengatakannya padamu. Aku tidak ingin kau sakit, kesakitan seperti waktu itu, hingga semuanya harus memulai dari awal lagi. Karena itu semakin membuatku sakit. Kau mengerti maksudku, bukan? Aku akan menunggumu, Kookie. Selama apapun itu, sampai ingatanmu kembali, aku akan menunggumu," tutur Taehyung.

"Ingatan itu tiba-tiba muncul, bahkan saat aku tidak ingin mengingatnya. Jadi, katakan padaku!" pinta Jungkook, ia bahkan menggenggam tangan Taehyung.

Taehyung menghela napasnya pelan. Ia mengangkat tangan Jungkook, lalu mencium singkat punggung tangan kekasihnya itu.

"Baiklah, aku akan mengatakannya." Taehyung menjedakan sejenak ucapannya, ia mengusap pipi Jungkook pelan. Mengusap sedikit keringat yang muncul di dahinya. "Benar, seseorang yang kau panggil hyungie adalah aku, Kim Taehyung. Taetae hyungie...kau biasa memanggilku dengan sebutan itu, Kookie. Apa sudah cukup?"

"Lalu, apa hubungan kita?" Jungkook meremat tangan Taehyung. Taehyung mengusapnya pelan.

"Kita...sudah dekat dari kecil. Sejak kita bertemu saat eomma bertamu ke mansion Jeon. Setelah itu kita menjadi dekat, kita bahkan sering bermain bersama, selalu bersekolah di sekolah yang sama, bahkan berkuliah di kampus yang sama. Kita dekat dan saling menyayangi bahkan saling jatuh cinta..." Hening sejenak. Taehyung menggenggam erat tangan Jungkook lalu membawa tubuh lelaki manis itu dalam dekapannya. "Kita...kita sudah bertunangan dan akan menikah, Kookie. Dan kita akan tinggal di rumah baru kita setelah menikah, di sana kita bisa melihat bintang, karena kau sangat menyukai bintang. Apa kau tahu, bintang apa yang kau suka?"

"Polaris..." jawab Jungkook dengan suara membenam.

"Benar sekali, Kookie Sayang... Polaris. Dan aku akan selalu menjadi Polaris Kookie," lanjut Taehyung.

Jungkook melepaskan pelukan Taehyung, ia menatap pria Kim itu lamat. Taehyung pun menatapnya, kembali mengusap pipi Jungkook dengan punggung tangannya lembut.

"Aku ingin melihat bintang," gumam Jungkook.

"Tentu saja, apapun keinginan Kookie." Taehyung melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. "Tapi...sekarang Kookie harus kuliah. Aku akan mencari tahu tempat dimana kita bisa melihat bintang. Setelah kuliah Kookie juga harus ke perusahaan, 'kan?" Jungkook mengangguk. "Baiklah, sekarang kita keluar, ya. Lima belas menit lagi kuliah dimulai, kita akan terlambat nanti..."

Jungkook kembali mengangguk. Ia pun bersiap, lalu keluar dari mobil itu. Tanpa ia sadari, Jungkook menunggu Taehyung, Taehyung pun tersenyum melihatnya. Setelah itu, ia menggandeng tangan Jungkook menuju ruang kuliahnya. Tak ada penolakan kali ini, dan itu membuat Taehyung sangat bahagia. Hingga akhirnya, mereka sampai di ruang kuliah Jungkook.

"Nah, sudah sampai. Kuliah yang rajin, Kookie..."

"Uuung!" Jungkook melangkah, Taehyung pun memutar tubuhnya hendak berlalu menuju ruang kuliahnya. Namun langkahnya terhenti ketika Jungkook memanggilnya.

"Hy-Hyungie..."

Taehyung menoleh, ada gurat bahagia dalam wajah sayu itu. Entah sudah berapa lama ia ingin mendengar panggilan itu, akhirnya ia bisa kembali mendengarnya meskipun ingatan Jungkook belum sepenuhnya kembali.

"Ya, Kookie sayang..."

"Terima kasih..."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
POLARISWhere stories live. Discover now