Jungkook menurunkan selimutnya, ia menggerakkan kakinya turun untuk turun dari ranjang. Setelah itu, ia melangkah pelan, mengendap menghampiri sofa, tempat Taehyung tertidur. Jungkook berdiri di depan Taehyung, ia menundukkan kepalanya menatap lelaki itu. Di detik berikutnya ia berjongkok memeluk kedua lututnya, dan memandang wajah pria yang masih tenang tertidur.
Tangan kirinya masih memeluk lututnya sementara tangan kanannya terangkat, ia sedikit ragu ingin mengusap surai Taehyung. Namun akhirnya, tangan itu mendarat pelan di atas pelipis Taehyung. Jungkook dua kali mengusap pucuk kepala Taehyung lembut.
"Kaukah itu? Seseorang yang selalu kupanggil hyungie? Kaukah itu? Seseorang yang membuatku berjanji bahwa aku akan menjadi Polarismu?" Hening sejenak. "Belum banyak yang aku bisa ingat tentangmu, tapi...jika benar orang itu adalah kau...tolong tunggu aku. Aku akan berusaha kembali mengingatmu. Maukah kau menungguku, hy-hyungie?"
Jungkook kembali menatap Taehyung, ia menangkup salah satu pipi Taehyung lalu mengusapnya lembut. Jungkook menatap selimut di atas ranjangnya, ia kemudian berdiri melangkah menuju ranjangnya dan mengambil selimut itu. Jungkook menyelimuti tubuh Taehyung, ia kembali berjongkok dan menatap Taehyung lembut. Sedikit ragu, ia menggerakan wajahnya menuju dahi Taehyung. Jungkook mencium dahi Taehyung singkat. Entahlah, ia pun tidak tahu kenapa ia melakukannya. Ia hanya ingin melakukannya seolah semua itu sudah biasa ia lakukan.
Pria manis itu kembali berdiri kemudian berlalu meninggalkan kamarnya. Dan tepat saat pemilik kamar itu menutup pintunya, lelaki tampan bermarga Kim itu membuka sepasang manik hazelnya pelan. Ia tersenyum bahagia, hingga tanpa terasa sepasang matanya berembun.
"Terima kasih, Kookie sayang. Sweetie cutiepie kesayangan hyungie... Hyungie akan menunggu sampai kapan pun itu." Taehyung kembali memejamkan matanya.
Sementara itu di dapur kecil flat Jungkook, ia tampak sedang berdiri di depan lemari pendingin yang ia biarkan terbuka. Menatap isi lemari itu dan ia hanya menggelengkan kepalanya pelan, lalu menghela napasnya pelan.
"Hufh! Kenapa mommy hanya mengisinya dengan susu? Tidak ada bahan makanan." Jungkook melirik di atas mejanya, ada beberapa lembar roti gandum dan beberapa selai di sana. "Apa boleh buat, aku akan menyiapkan itu saja. Aku tidak peduli ia mau memakannya atau tidak, bukan urusanku!" ocehnya.
Untuk beberapa saat, Jungkook tampak sibuk menyiapkan dua tangkup roti gandum yang ia olesi dengan selai strawberry dan juga coklat. Ia juga menyiapkan roti panggang. Ya, alternatif lain jika seseorang tidak menyukai roti lainnya. Jungkook pun menyiapkan dua gelas orange juice, selain dua buah susu kotak untuknya.
"Sebagai ucapan terima kasih, ini sudah cukup, 'kan?" monolognya.
Jungkook kembali melirik ke pintu kamarnya. Ia masih harus membangunkan Taehyung. Karena bagaimana pun ia harus pergi kuliah. Jungkook masih diam di posisinya menatap pintu kamarnya seraya menggigit pelan salah satu kuku tangannya.
"Aku harus membangunkannya, bukan? Bagaimana pun ia harus bangun," monolognya. "Tapiㅡ" Jungkook menjedakan ucapannya. Ia kembali teringat beberapa ingatannya yang tiba-tiba muncul pagi tadi. Hingga tanpa sadar wajahnya bersemu. "Iissh! Apa yang kupikirkan. Ayo, bangunkan dia!"
Setelah itu, Jungkook melangkahkan kakinya menuju kamarnya. Setelah tepat berada di depan pintu kamarnya, ia berhenti sejenak lalu menghela napasnya panjang kemudian membuka pintu kamar itu. Ia memeta, dan langsung tertuju pada sofa. Taehyung masih di posisi yang sama seperti saat ia meninggalkannya. Jungkook menghampiri Taehyung.
YOU ARE READING
POLARIS
Fanfiction[END] Seperti Polaris yang tetap pada tempatnya, setia pada empunya, maka ia pun akan setia pada kekasihnya apapun yang terjadi. Maka, pandanglah langit utara, selama kau bisa menemukan Polaris, harapan itu akan selalu ada. "Bagiku kau adalah Polar...
✨ Chapter 12 - Get Closer ✨
Start from the beginning
