"Kookie...Kookie...akhirnya aku bertemu denganmu lagi," sapa seseorang. Ia langsung berlari mendekati Jungkook, hendak memeluk pria manis itu, namun Jungkook menghindar. Gadis itu menatapnya. "Aku sudah dengar dari bibi tentang kondisimu, kau juga pasti melupakanku, 'kan? Aku sepupumu, tidak perlu khawatir. Aku bukan wanita penggoda," bisiknya.
"Im Daelli? Daelli nuna? Mommy mengatakannya padaku," jawabnya datar.
Sang pemilik nama pun mengangguk lalu tersenyum, "Sebenarnya masih ada Hoseok oppa, tapi ia sedang keluar kantor. Uhm, kau baru saja pulang kuliah dan langsung ke sini?"
"Uhm, kau tahu kan aku masih membawa ransel?" balasnya datar.
Daelli pun mengangguk. Ia sudah sangat tahu sepupunya itu. Tidak sedang amnesia saja ia jarang berbicara, apalagi sekarang kondisinya sedang sakit, sudah bisa dipastikan sikapnya jauh lebih dingin dari yang sebelumnya?
"Karena ini hari pertamamu datang, maka, kau cukup menandatangani beberapa dokumen saja. Karena paman berpesan padaku untuk tidak memberimu pekerjaan berat saat kau datang pertama kali. Dan karena memang dokumen itu perlu tandatanganmu secepatnya," jelas Daelli. Ia menyodorkan sebuah map yang sudah ada di atas meja.
Jungkook menatapnya. "Kau pikir aku orang yang tidak bisa belajar dengan cepat? Katakan saja! Aku tidak mungkin hanya menandatangani dokumen saja dan menunggu hingga pukul 5," protesnya.
"Uhm...apa kau bersedia menghadiri rapat? Hanya mendengarkan penjelasan mereka saja, karena mereka ingin bekerja sama. Akan ada Hoseok oppa nanti bersamamu," tawar Daelli.
"Atur saja! Apa lagi yang bisa kukerjakan?" Jungkook menyandarkan punggungnya pada kursi kebesarannya menatap Daelli, menunggu gadis itu menjawab pertanyaannya.
"Cukup untuk hari ini, Kookie. Paman dan bibi akan marah padaku jika aku terlalu banyak memberimu pekerjaan. Kau harus banyak beristirahat, kau tahu?!" Hening sejenak. "Kau sudah makan?"
"Apa kau akan menyuapiku?"
Daelli tersenyum lalu menggelengkan kepalanya, "Hanya bertanya padamu, Kookie. Jika kau belum makan, aku bisa memesankan makanan untukmu atau kau bisa makan di cafetaria. Uhm, makanannya lumayan enak. Kau mau aku menemanimu?"
"Aku bukan bocah!" jawabnya datar. Jungkook beranjak dari kursinya. Kemudian meninggalkan ruangan itu, namun saat di depan pintu ia menghentikan langkahnya. "Aku akan makan dulu, nuna!" pamitnya.
"Ok, Kookie. Selamat menikmati makan siang," balas Daelli.
Jungkook masuk ke dalam sebuah lift yang akan membawanya turun. Sejenak ia melamun, entahlah, apa yang sedang ia pikirkan.
Kookie akan menjadi Polaris hyungie
"Po-polaris? Hy-Hyungie?" monolognya.
Hyungie..hyungie...hyungie...
"Hyungie...? Siapa orang yang aku panggil hyungie?" monolognya.
Hingga...
Ting!
Hyungie...siapa orang itu...
Pintu lift itu terbuka, dan tepat saat Jungkook mengangkat wajahnya, muncul sosok di depannya baru saja memasuki lobby perusahaannya. Dialah Taehyung. Taehyung berjalan santai sambil memandang seluruh ruangan itu. Sama halnya dengan Jungkook yang terkejut melihat sosok Taehyung, Taehyung pun sama. Seolah suatu kebetulan, ia bisa bertemu dengan Jungkook saat ia memikirkannya. Taehyung berjalan menghampiri Jungkook, wajahnya pun tersenyum melihat kekaasihnya itu meskipun tidak mendapatkan balasan yang sama.
CITEȘTI
POLARIS
Fanfiction[END] Seperti Polaris yang tetap pada tempatnya, setia pada empunya, maka ia pun akan setia pada kekasihnya apapun yang terjadi. Maka, pandanglah langit utara, selama kau bisa menemukan Polaris, harapan itu akan selalu ada. "Bagiku kau adalah Polar...
✨ Chapter 11 - Zero ✨
Începe de la început
