45. Threat

7.9K 812 215
                                    

Angin kencang itu menerpa tubuhnya, menerbangkan rambut pendek hitamnya yang tak tertata rapih.

"Ingat Lisa, kita satu jiwa yang hidup dalam 2 tubuh. Kita itu saling melengkapi bukan menyakiti."

Mesteri terbesar dalam hidupnya ada masalalu dari Kakak kembarnya sendiri, dan kesalahan terbesar dari dirinya adalah tak mau mencari tahu.

Rasa bersalah itu masih menyelimuti perasaannya, bahkan mungkin mencengkramnya semakin erat dan enggan untuk terlepas.

Lisa tak bisa mengulangi waktu, ia juga tak bisa memperbaiki yang sudah terjadi, lantas apa yang harus Lisa perbuat untuk mengubah rasa tak nyaman di dadanya itu?

"Apa mungkin Rosé marah dan membenci ku karena kejadian kemarin malam?" Monolognya menatap hampa orang-orang yang mulai berdatangan untuk menjadi penonton Pentas Musik hari ini.

"Jika pun Rosé membenci ku, aku tak akan pernah lelah untuk terus ada untuknya. Sudah cukup bagi Rosé untuk menjaga ku, kali ini aku harus menjadi Adik yang baik untuknya."

****

Hanya dalam hitungan menit Pentas Musik itu akan segera dimulai. Tapi sosok yang akan menjadi Ratu dipuncak acara kelak justru berjalan lontang-lantung tanpa gairah.

Bahkan beberapa orang yang berlalu lalang tak akan menyadari seberapa kacaunya Rosé karena senyum manis gadis itu.

Kepalanya yang mendadak pusing, pandangannya yang berkunang, belum lagi perasaannya yang terasa sesak dan sakit mengingat perdebatannya dengan kedua saudarinya sendiri.

"Rosé, 15 menit lagi pergilah ke backstage." Lagi-lagi gadis Uhm hanya tersenyum.

"Rosé... kau yakin tentang ini?" Kali ini sosok pria bergigi kelinci yang telah menemaninya sejak kecil itu muncul.

"Tolong jaga keluarga ku, terutama Lisa." Pintanya yang entah untuk keberapa kali.

"Rosé, ku pikir—"

"Cukup sekali kau membantah ku." Tegas Rosé membuat pria Jeon itu menunduk tak berdaya.

Rosé tahu betul bagaimana gatalnya mulut pria di hadapannya itu untuk berargumen dengannya. Tapi apa daya Jungkook yang hanya berstatus pengabdi bagi keluarga Uhm?

"Akan ku siapkan keperluan mu secepatnya. Semoga berhasil, Rosé." Pria Jeon itu memilih pamit meninggalkannya.

Iris kecokelatannya itu masih setia menatap punggung tegas Jungkook yang terlihat lesuh, perlahan menjauh "Aku mencintai Lisa."

"Maka itu kau harus menjaganya." Rosé bergumam sejenak sebelum beranjak menuju backstage yang ternyata nampak begitu sepi.

Kekosongan itu menemani Rosé. Pintu yang sengaja ia tutup rapat kini ia sandari dengan rapuh "Mungkin akan lebih baik jika kau membenci ku, Lisa."

Rosé tak menginginkan jalan takdir yang seperti ini. Tapi nasi sudah menjadi bubur, terlambat baginya untuk memperbaikin dan mustahil baginya untuk bertahan.

"Kau masih mempertahankan ego mu untuk pentas malam ini?" Gadis blonde itu mendongak.

Menemukan sosok Naeun yang menatapnya penuh kebencian "Aku merenggut kembali apa yang menjadi hak ku selama 2 tahun ini."

"Para Alumni itu memilih ku—"

"Setelah mereka mendapatkan penolakan dari ku. Dengan kata lain, kau hanyalah pemeran pengganti."

Naeun mengeratkan rahangnya. Masih teringat bayang-bayang kejinya para Alumni Pentas Musik yang mengerjainnya sesuka hati terlindungi akan kata 'kami ingin melatih dan mendidik mu'.

FraternalWhere stories live. Discover now