36. Responsible

4.4K 765 64
                                    

"Jennie, tunggu!" Seruan dari arah belakang itu ia hiraukan.

"Jennie dengarkan aku dulu!" Pekik Lisa dengan suara yang keras. Tapi gadis bermata kucing itu menulikan pendengarannya.

"EONNI!" Tungkainya itu melambat.

Lisa berhenti tepat di belakang Jennie dengan nafas yang memburu "Jennie Eonni..."

"Ku mohon dengarkan penjelasan—"

Plak!

Tamparan keras itu berhasil membuat kepala Lisa tertoleh dengan mata terpejam. Rasa perih itu menjalar membuat pipi berisinya memerah.

"Aku sudah berusahan untuk tidak menampar mu sejak tadi siang. Tapi setelah bertemu dengan mu di dalam, amarah ku justru semakin meledak dan terus meledak!"

Kekecewaan itu menjadi racun dalam setiap kata yang Jennie ucapkan padanya. Lisa bisa merasakan begitu besarnya amarah dalam diri Kakak keduanya itu.

Suaranya yang selalu terdengar lembut dan menggemaskan baginya itu kini meninggi. Menggambarkan seberapa sakitnya hati Jennie saat ini.

"Aku minta maaf... Eonni." Ujar Lisa terdengar menyesal.

"Apa maaf mu bisa mengembalikan kepercayaan ku yang telah kau coreng? Apa maaf mu bisa membuat kekecewaan dan amarah ku hilang?"

Gadis berponi itu menggeleng pasrah
"Aku mempercayai mu Lisa,"

"Aku menyayangi mu layaknya seorang Adik. Menaruh harapan bahwa kita akan menjalin hubungan yang akur dan baik. Tapi apa?"

Lisa merasa marah pada dirinya saat ia tahu bahwa alasan di balik air mata itu turun membasahi pipi besar milik Jennie adalah dirinya sendiri "Semuanya hanya pura-pura?"

"Aku tau kau mungkin merasa berkuasa karena Ayah mu adalah pemilik Yayasan dan Sekolah, bahkan salah satu orang penting di negara ini. Tapi apa berarti kau bisa seenaknya mempermainkan orang lain?!"

Rahang Jennie itu setiap kali mengingat perkataan Naeun "Aku tak tumbuh seperti kau dan Rosé. Aku dan Jisoo tak tumbuh dengan uang, kami tak punya kehidupan sempurna seperti kalian—"

Lisa menyunggingkan senyum sinis
"Kau pikir hidup kami sempurna? Apa kau mengenal kami? Tidak."

"Kau tumbuh dewasa dan belajar apa itu tanggung jawab seiring berjalannya waktu. Tapi kami justru di paksa dewasa dengan tanggung jawab dan beban."

Pandangannya itu terlempar jauh sebelum kembali pada Jennie dengan sorot kepedihan "Ku akui, aku mendekati mu dan Jisoo Eonni dengan niat buruk. Tapi saat aku bersama mu, menghabiskan banyak waktu dan merasakan kasih sayang mu—"

"— Aku sadar, bahwa aku membutuhkan sosok Kakak seperti diri mu."

Mata kucing itu menatap Lisa tak mengerti "Memang aku memilik Rosé. Dia sosok Kakak yang luar biasa untuk ku, ia menjaga ku melebihi siapapun selama ini, merawat dan memperhatikan ku, selalu mengalah demi memenuhi ego ku semata, hanya dia yang selalu ada dan ku miliki selama ini."

"Tapi pada akhirnya, dia hanya seorang gadis yang berumur 15 menit lebih tua dari ku. Dia tetap membutuhkan sosok yang dapat menopangnya juga— dan itu bukan aku."

Lisa membasahi bibirnya yang terasa kering "Aku... telah memaksanya untuk dewasa hanya karena dia harus menjadi sosok 'Eonni' bagi ku."

"Aku ingin dia merasakan apa yang aku rasa. Dan itu tak akan pernah terjadi selama aku terus berkegantungan dengannya."

FraternalWhere stories live. Discover now