"Tadi waktu lo maju ke depan, gue nyontek punya si Andre"

"Anjir lo, Dir. Nggak setia kawan banget lo jadi orang"

"Gue bukan nggak setia kawan. Gue cuma nggak mau berurusan sama Pak Taeha. Dia galak, gue takut"

Dira berjalan menuju meja dosen untuk mengumpulkan tugasnya. Sedangkan Kiara, dia masih komat kamit karena Dira yang tidak setia kawan padanya.

"Kamu, siapa nama kamu?" Tanya Pak Taeha sambil menatap Kiara.

"Saya, pak?"

"Hmm. Mana tugas kamu?"

"Anu, pak"

"Anu apa?" Tanya Pak Taeha galak.

"Itu. Semalem kan di rumah saya ada acara. Jadi saya nggak sempet ngerjain tugasnya" jawab Kiara beralasan.

"Saya nggak butuh alasan kamu. Sekarang kumpulkan tugas kamu"

"Saya belum ngerjain, pak"

"Siapa nama kamu?"

"Kiara"

Pak Taeha membuka buku absensi, kemudian matanya bergerak mencari nama kiara "Kiara Anastasya" ujarnya.

"Iya, pak?"

"Setelah jam saya habis, kamu silahkan ke ruangan saya"

Kiara menatap Pak Taeha malas "Iya, pak" jawabnya.

"Selain Kiara, ada lagi yang belum mengerjakan?" Tanya Pak Taeha lantang.

"Saya, Pak" ujar Stella.

"Kamu juga silahkan ke ruangan saya bersama Kiara"

"Baik, pak"

Pak Taeha berdiri dari duduknya "Baiklah, masih ada sisa waktu kurang lebih setengah jam. Jadi saya akan menggunakannya untuk menjelaskan bab selanjutnya. Silahkan di buka materinya" ucap Pak Taeha.
...........

Pak Taeha baru saja keluar dari ruang kelas Kiara. Bukannya mengikuti Pak Taeha, Kiara masih diam di tempatnya dengan wajah yang tertekuk. Dia sangat sebal dengan Dira, juga dengan Pak Taeha.

"Ki, lo nggak ke ruangan Pak Taeha?" Tanya Dira.

"Gara-gara lo nih, Dir. Gua jadi berurusan sama Pak Taeha" jawab Kiara galak.

"Ya maaf, Ki. Kan gue cuma berusaha menyelamatkan diri sendiri"

"Dahlah. Gue males sama lo"

"Jangan ngambek dong, Ki. Yaudah, habis ini gue traktir bakso Mang Asep. Gimana?"

Kiara melirik Dira sekilas. Dia sebenarnya masih sebal dengan sahabatnya itu. Tapi demi bakso gratis, dia akan berusaha maafkan Dira.

"Oke. Tunggu gue di sana, pesenin gue bakso 3 mangkok. Entar dari ruangan Pak Taeha gue nyusul ke sana" ujar Kiara sambil berdiri dan menenteng tas nya.

Dira langsung membelalakkan matanya "Buset. Itu perut apa karung goni" katanya.

"Dahlah, gue mau ke ruangan Pak Taeha. Keburu dia kerasukan reog"

Setelah kurang lebih 15 menit Kiara berkeliling kampus untuk mencari ruangan Pak Taeha, akhirnya dia menemukan ruangan dosennya itu. Kiara langsung mengetuk pintu dan masuk ketika mendengar instruksi dari Pak Taeha.

"Permisi, pak" ucap Kiara.

"Duduk" perintah Pak Taeha tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop.

Pak Taeha ndongak lalu menatap Kiara datar "Kamu kemana aja? Keliling Indonesia dulu?" Tanyanya.

"Saya dari tadi keliling buat cari ruangan bapak, tapi nggak ketemu" jawab Kiara masih berusaha sabar.

"Kenapa nggak tanya dosen yang lain?"

"Eh. Iya, ya. Kenapa gue nggak tanya Pak Andra. Kan dia lewat depan gue tadi" gumam Kiara yang masih bisa di dengar oleh Pak Taeha.

"Nggak usah banyak alasan, kamu. Sebagai hukumannya, sekarang kamu diem di sini. Bantuin saya buat masukin nilai temen-temen kamu"

Kiara langsung melebarkan matanya. Kalau dia membantu Pak Taeha, bagaimana nasih Dira dan juga baksonya. Yang pasti, nanti sahabatnya itu akan mengomelinya tiada henti.

"Anu, pak. Saya masih ada urusan sebentar"

"Kamu nolak permintaan saya, tugas kamu saya kasih nilai D"




















Kalo kemaren kita ketemu sama Pak CEO, sekarang gantian sama Pak Dosen.

Sebelumnya, selamat datang di cerita aku yang kedua ini. Eh, ke tiga deh. Makasih yang udah bantu aku buat namatin cerita Pak Arkan sama Shyina 🙏🙏

Cerita yang ke dua jangan lupa di baca sama di voment juga. Biar nggak iri.

Jangan lupa tinggalin jejak ya gaiss. Biar nggak ilang.

Sekian dari saya. Kalo ada salah kata ataupun salah menaruh rasa, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.

See yuu in next part....

Ppapay 👋👋

Sabtu, 6 Agustus 2022

Mr.Taeha Dirgantara [on going]Where stories live. Discover now