"Maaf, apa ini sakit? Apa aku terlalu keras menekannya?"
Jungkook terdiam. Ia hanya menatap Taehyung menyeka wajahnya. Ada gurat lelah di wajahnya, bahkan lingkar di bawah matanya tampak sedikit menghitam, namun lelaki tampan itu tidak pernah menunjukkannya. Yang ia lakukan selama bersama dengan Jungkook hanyalah tersenyum. Bahkan belum pernah sekalipun Jungkook melihat Taehyung tidak tersenyum saat menatapnya. Dan entah dorongan darimana, tangan Jungkook bergerak pelan hendak menyentuh pipi Taehyung, dan Taehyung hanya melirik bagaimana tangan kekasihnya itu mendekati pipinya. Ia sangat menunggu sentuhan hangat kekasihnya. Hingga saat jarak tangan yang masih terlihat beberapa luka itu hanya menyisakan jarak sangat dekat, bahkan Taehyung merasakan hawa hangat sentuhan kekasihnya, memejamkan matanya perlahan...ia kembali membuka matanya saat Jungkook menjauhkan tangannya.
Taehyung menatap Jungkook sambil tersenyum. Ia sangat tahu bahwa apa yang ia harapkan sekarang ini adalah tidak mungkin. Kookie-nya masih belum kembali, Kookie masih berusaha mencari jalan untuk ia kembali pulang menemui Taehyung dan pria tampan itu sangatlah paham.
"Ulurkan tanganmu, Kookie," ucap Taehyung. Lalu Jungkook mengulurkan tangannya, setelah itu, Taehyung dengan lembut mengusap tangan Jungkook. Lengan hingga telapak tangannya. Ada sedikit luka di sana, Taehyung pun mengusapnya pelan. Hingga ia semakin menundukkan kepalanya, mengusap pelan telapak tangan Jungkook.
Gerakannya semakin pelan, ia menahan tangan Jungkook dan kembali mengusap pelan telapak tangannya. Hingga tanpa sadar, bulir bening itu jatuh di telapak tangan Jungkook. Dan tentu saja Jungkook melihatnya, entah mengapa hatinya sakit melihat dua bulir bening jatuh di telapak tangannya. Namun, Taehyung tak menghentikan kegiatannya, ia masih dengan lembut mengusap kedua telapak tangan Jungkook bergantian.
Jungkook menarik pelan tangannya, "Sudah cukup, terima kasih," ucapnya.
Taehyung tersenyum seraya melipat handuk hangat yang sudah tak lagi hangat dan sudah mulai kering. Tepat saat itu tampak mommy Jeon dan juga appa Jeon datang, lalu menyusul Yoongi. Sang mommy menghampiri puteranya, Taehyung beranjak dari ranjang Jungkook dan menyapa mereka, masih dengan senyum yang tidak pernah hilang dari wajahnya.
"Terima kasih, Tae," ucap Yoongi saat melihat handuk kecil di tangan Taehyung. Yoongi menatap Taehyung, ia sadar sepasang hazel itu sedikit memerah. "Kau terlihat lelah, istirahat saja dulu," ucap Yoongi.
Taehyung mengangguk, ia menatap Jungkook seolah pamit, meskipun ia tak pernah rela berpisah dengan kekasihnya yang sedang sakit itu. Jungkook tidak pula menahannya, ia membiarkan Taehyung meninggalkannya. Jungkook menatap punggung Taehyung yang semakin jauh dan meninggalkan kamarnya.
Mommy Jeon duduk di tepian ranjang menatap putera kesayangannya. Ia pun mengikuti kemana pandangan sang putera, masih menatap arah pintu dimana Taehyung pergi.
"Taehyung...sangat baik padamu, Sayang. Apa kau tidak ingin tahu siapa sebenarnya Taehyung?" tanya sang eomma lembut.
"Ia sendiri yang mengatakan padaku bahwa kami berteman," jawab Jungkook sedikit datar lalu mengalihkan pandangannya pada kedua telapak tangannya. Ia kembali mengingat bagaimana Taehyung membersihkan kedua telapak tangannya tadi. "Tapi..." Jungkook menjedakan ucapannya, masih menatap telapak tangannya itu, lalu mengusap pelan dimana airmata Taehyung jatuh.
"Tapi?" sahut sang mommy seraya mengusap surai legam puteranya.
"Tapi...hatiku sakit saat melihat air matanya jatuh. Aku...berusaha mencari ingatan itu, alasan mengapa hatiku sakit saat melihat air matanya," lirih Jungkook.
YOU ARE READING
POLARIS
Fanfiction[END] Seperti Polaris yang tetap pada tempatnya, setia pada empunya, maka ia pun akan setia pada kekasihnya apapun yang terjadi. Maka, pandanglah langit utara, selama kau bisa menemukan Polaris, harapan itu akan selalu ada. "Bagiku kau adalah Polar...
✨ Chapter 09 - Forget me not ✨
Start from the beginning
