✨ Chapter 09 - Forget me not ✨

Start from the beginning
                                        

"Kau yang menyuruh mereka pergi? Agar kau bisa bersama denganku?" tanya Jungkook datar.

"Aku memang selalu ingin bersama denganmu, tapi aku tidak pernah menyuruh mereka pergi agar aku bisa bersamamu. Apa kau perlu sesuatu, aku akan mengambilkannya untukmu," tawar Taehyung lembut, ia menatap Jungkook hangat, namun tatapan yang sama masih Jungkook berikan pada Taehyung. "Setelah mommy datang, aku akan pergi. Jangan khawatir, hm?"

"Kenapa kau memanggil mommy dengan sebutan mommy seperti aku memanggil mommy? Dan kenapa aku harus memanggil nyonya Kim dengan sebutan eomma seperti kau memanggilnya? Sedekat apa hubungan kita?" desak Jungkook.

Sungguh, Taehyung tidak suka, sangat tidak suka dengan tatapan Jungkook sekarang ini, datar dan dingin sangat berbeda dengan tatapan yang biasa ia berikan pada Taehyung. Namun begitu, pria Kim itu selau berusaha mengulas senyum di bibirnya, tak ada yang tahu apa yang sebenarnya ia rasakan sekarang. Di satu sisi, ia bahagia karena Jungkook telah sadar, namun disisi lain, menghadapi kenyataan bahwa Jungkook melupakannya adalah hal yang paling menyakitkan dari semua hal yang pernah ia alami.

"Bukankah kita berteman? Bahkan kita telah berkenalan kemarin. Dan soal panggilan, jangan terlalu kau pikirkan, karena memang kita sudah mengenal dari kecil, maka aku pun memanggil dengan panggilan yang sama sama denganmu. Apa kau percaya kalau aku mengatakan bahwa kita telah bertunangan?"

"Tidak!" sahut Jungkook cepat. Taehyung tersenyum tipis, hatinya sakit.

"Lalu...kita hanya berteman," lanjut Taehyung. "Jangan berpikir terlalu keras. Kau akan sakit nanti, perlahan saja. Aku berjanji akan menceritakannya padamu, jika kau bertanya," tutur Taehyung lembut. Hening sejenak. "Apa...lukamu masih sakit? Luka di pipi, lenganmu, juga kaki. Katakan padaku, aku akan memanggil dokter."

Taehyung menggerakkan tangannya hendak menyentuh salah satu luka di wajah Jungkook, namun tangan lelaki manis itu menahannya. Ia menatap Taehyung tidak suka. Hingga Taehyung pun teringat ucapan Yoongi, juga kembali ingat akan sikap dan sifat Jungkook saat bersama orang asing, tak jauh berbeda dengannya, dingin. Dan Taehyung pun mengulas senyum tipis seraya menurunkan pelan tangannya.

Entah sudah berapa kali pria Kim itu menahan diri dari keinginannya memeluk kekasihnya, akan tetapi saat melihat pandangan datar juga dingin dari lelak manis yang dicintainya itu, membuatnya urung. Ia hanya menahan, menahan, dan menahannya hingga waktu saat kekasihnya itu menemukannya kembali.

"A-apa yang kau lakukan?" tanya Taehyung saat melihat Jungkook hendak bangun dari tdurnya. Sedikit kesulitan, rupanya ia ingin bersandar pada kepala ranjang. "Tubuhmu masih lemah, dokter belum mengizinkanmu banyak bergerak, Kookie. Apa kau bosan terlalu lama berbaring?" tanya Taehyung lembut, senantiasa mengulas senyumnya. Jungkook mengangguk pelan.

"Diam, ya. Aku akan menaikkan yang ini saja, hm? Dengarkan kata dokter," ucap Taehyung. Lalu menaikkan ranjang Jungkook hingga posisi Jungkook kini tak lagi berbaring. "Sudah cukup?" tanya Taehyung.

"Hm!"

"Apa kau memerlukan sesuatu? Aku akan mengambilkannya untukmu." Taehyung menatap hangat Jungkook, ia duduk di tepian ranjang. Jungkook menatap Taehyung dengan tatapan masih sama. Sedikit tajam dan dingin, datar. "Minum?" tuturnya lembut.

"Bisakah kau meninggalkanku, aku ingin sendiri. Lagipula kau sudah lama berada di sini, ayah dan ibumu pasti mencarimu. Jangan mencemaskanku," pinta Jungkook. Ia lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain. Lalu mengambil sebuah remote televisi kemudian menyalakannya, tak lagi menatap Taehyung.

POLARISWhere stories live. Discover now