🌟03🌟

168 27 7
                                    

"Kak Bima, ini aku Scarlet. Kakak sibuk nggak hari ini?"

Tulis Scarlet pada aplikasi berwarna hijau itu, jangan tanyakan ia dapat nomor Bima dari mana, jelas dari Tara. Ia tersenyum sendiri menatap ponselnya sembari menunggu balasan dari Bima.

Ting

Notifikasinya berbunyi, dengan cepat Scarlet membuka kembali aplikasi berwarna hijau itu.

"Iya, kebetulan lagi nggak ngapa-ngapain. Ada apa?"

Scarlet terkikik geli memikirkan bagaimana balasan yang seharusnya ia kirim, ia berulang kali menulis dan berulang kali juga menghapusnya.

"Emm, Kak bisa tolong ajarin aku matematika gak? Soalnya aku rada gak ngerti."

"Boleh, di mana?"

"Di taman deket stasiun kereta aja, Kak. Di sana sejuk."

"Oke, bentar lagi aku ke sana."

Scarlet sekali lagi terkikik geli, ia melompat di atas kasurnya dan berteriak yes yes. Padahal tadi ia hanya modus, tak tahunya malah diiyakan oleh Bima. Dengan cepat Scarlet mengambil tasnya dan memasukkan buku matematika ke dalam sana, ia juga telah memesan taxi online, sekarang hanya tinggal menunggu taxi itu datang.

15 menit Scarlet telah tiba di taman, ia melambaikan tangannya pada Bima yang duduk di bawah pohon sembari memegang buku tebal.

"H-hi Kak," sapanya sedikit kikuk, Bima membalas sapaannya.

Mereka duduk berdampingan, Bima langsung mengajarkannya beberapa rumus matematika. Scarlet sebenarnya tidak mendengarkannya, atensinya malah fokus menatap wajah serius Bima yang menurutnya tampan itu.

"Jadi gimana, paham gak?" tanya Bima beralih menatap Scarlet, ia mengernyitkan dahinya bingung kala mendapatkan wajah Scarlet yang tersenyum sendiri menatap dirinya.

"Ekhmm," dehem Bima melambaikan tangannya di depan wajah Scarlet, tetapi gadis itu tak bereaksi sedikit pun.

"Scarlet!" teriaknya di samping telinga gadis itu, Scarlet terlonjak kaget.

"E-eh ayam-ayam nendang sapi," refleks Scarlet membuat Bima tertawa terbahak-bahak. Wajah Scarlet berubah merah bak kepiting rebus menahan malu.

"Ternyata kamu lucu juga ya, kalo refleks kaya gitu," kekeh Bima semakin membuat Scarlet tersipu.

"Kamu kurang fokus, yaudah belajarnya dilanjut besok aja. Sekarang ayo aku traktir beli es krim, setelah itu aku anterin kamu pulang, bentar lagi hujan turun," terang Bima mendongak menatap awan yang menghitam lebat. Scarlet karena rasa malunya hanya mengangguk saja tanpa bantahan.

Bima berlalu meninggalkan Scarlet mendekati tukang es krim di ujung taman, tak lama ia kembali membawa satu es krim vanila bercampur coklat di tangannya.

"Nih." Ia menyodorkan es krim itu pada Scarlet.

"Yang kakak?" tanya Scarlet karena melihat hanya satu es krim yang Bima beli.

"Aku gak suka es krim, yaudah ayo pulang," ajaknya, Scarlet lagi-lagi menganggukkan kepalanya. Bima membantunya memasangkan helm, karena Satu tangannya yang memegang es krim.

Wajah Scarlet kembali berubah menjadi merah, ia tersipu malu sembari menjilat es krimnya. Tanpa diduga semua adegan itu dilihat oleh Alvaro yang mengepalkan tangannya, ia mengeram marah menatap dua orang itu yang kini tertawa bahagia.

ALSCAR [OnGoing]Onde histórias criam vida. Descubra agora