[END] Seperti Polaris yang tetap pada tempatnya, setia pada empunya, maka ia pun akan setia pada kekasihnya apapun yang terjadi. Maka, pandanglah langit utara, selama kau bisa menemukan Polaris, harapan itu akan selalu ada.
"Bagiku kau adalah Polar...
"Anda adalah..." ucapan Jungkook terjeda panjang. Ia menatap eomma Kim. "Apa anda mengenalku? Apa anda teman mommy?" tanyanya.
"Panggil saja eomma, Sayang, karena itu yang selalu kau ucapkan pada eomma. Eomma Kim, dan appa Kim." Sang eomma Kim menunjuk dirinya lalu suaminya. "Kookie sayang, apa masih ada yang sakit?"
Jungkook menggeleng.
Mereka pun tampak mengobrol, eomma dan appa Kim berada di dekat ranjang Jungkook sementara Taehyung, ia duduk di sofa tak jauh dari posisi Jungkook. Namun, tak pernah sedikit pun ia mengalihkan pandangannya. Bahkan saat Jungkook tampak tersenyum saat mengobrol dengan sang eomma, kedua sudut bibirnya pun terangkat ke atas. Ia tersenyum saat Jungkook tersenyum. Ia akan merasa sakit, jika Jungkook merasa sakit. Sedekat itu hubungan mereka.
Jungkook merasa dirinya di tatap seseorang, ia langsung menoleh ke arah sofa tempat Taehyung berada. Taehyung tersenyum namun tidak dengannya, ia segera mengalihkan padangannya.
"Bahkan dulu kau yang selalu marah jika hyungie mengalihkan pandangan saat Kookie menatap hyungie," lirih Taehyung pelan.
Yoongi kembali duduk di samping Taehyung. Ia menatap pria Kim itu yang tak pernah lepas menatap adiknya. Yoongi memberi Taehyung sebuah minuman kaleng, Taehyung pun menerimanya.
"Terima kasih, hyung," ucapnya sesaat setelah menerima minuman dari Yoongi. "Hyung, lihat, Kookie tersenyum. Kalau aku menjauh darinya bisa membuatnya tersenyum, aku akan menjauh. Aku akan melihatnya dari jauh, hyung. Rasanya sakit saat melihatnya mencoba mengingat semuanya. Saat wajahnya memerah menahan rasa sakit karena ingin mengingat sesuatu, itu lebih menyakitkan bagiku. Aku hanya ingin melihatnya tersenyum," ucap Taehyung masih menatap Jungkook.
"Jangan meninggalkannya. Kookie tidak pernah suka kalau kau jauh darinya, kau tahu itu bukan?" Hening sejenak. "Bertahanlah sedikit lagi, Tae. Ia pasti akan kembali mengingatmu, ingatannya padamu, cepat atau lambat pasti kembali," ucap Yoongi.
"Cepat atau lambat..." gumam Taehyung. Taehyung menatap Jungkook. "Hyung...aku akan berkuliah di sini. Pengobatan Jungkook memakan waktu lama. Aku ingin berada di dekatnya setidaknya berada di kota yang sama dengannya."
"Pikirkan baik-baik, Tae."
"Aku sudah memikirkannya. Aku tidak ingin jauh darinya meskipun ia menolakku saat ini. Aku...mencintai adikmu, hyung. Sangat..."
Hingga akhirnya waktunpun berlalu. Tampaknya Jungkook tertidur di sela-sela obrolan mereka. Seolah sudah tahu, mommy Jeon memanggil Taehyung untuk mendekati Jungkook. Taehyung pun mendekati ranjang Jungkok, lalu ia duduk di kursi samping ranjang kekasihnya. Namun, ia kembali beranjak lalu mendekati wajah sosok manis yang tampak tertidur tenang itu perlahan. Taehyung mencium dahi Jungkook lama.
"Selamat tidur, Kookie Sayang..." bisiknya lembut. "Cepatlah sembuh. Jangan lagi tersesat, hm? Hyungie akan menunggumu. Hyungie masih di tempat yang sama hingga Kookie menghampiri hyungie. Hyungie mencintaimu," lanjutnya dan masih memelankan ucapannya.
Taehyung kembali duduk. Ia menggenggam tangan Jungkook mencium telapak tangannya juga punggung tangan kekasih manisnya itu.
"Hari ini, kesayangan hyungie bahagia sekali, hm? Apa eomma kembali bercerita hal lucu? Apa eomma berjanji akan memberi Kookie dua kotak susu pisang lagi? Lalu membuat masakan kesukaan Kookie? Hyungie ingin ikut, tapi sepertinya Kookie masih belum menerima hyungie. Tapi, jangan khawatir, hyungie akan menunggu Kookie...
Sayang...Kookie...Sweetie Cutiepie Kookie kesayangan hyungie... Hyungie rindu, hyungie ingin memeluk Kookie. Rasanya tubuh hyungie sangat lemas, dunia hyungie tak lagi berwarna karena Kookie kesayangan hyungie sedang pergi berkelana meninggalkan hyungie dan sekarang sedang tersesat. Tapi, hyungie yakin, Kookie kesayangan hyungie pasti akan kembali...bahkan kita telah berjanji akan selalu bersama. Kita bahkan belum melihat bintang, belum sempat pergi melihat aurora bersama. Banyak yang belum kita lakukan, Kookie sayang..."
Suara Taehyung kembali gemetar, katakanlah ia cengeng atau semacamnya, bukan, ia bukan cengeng bukan juga lemah karena beberapa saat lalu ia menangis. Ia bahkan tak ingin menangis, tapi ia hanyalah seorang anak berusia 21 tahun dimana kekasih, orang yang ia cintai melupakannya karena amnesia yang di deritanya. Sekuat apapun orang itu, percayalah, ia tak akan mampu menahannya. Apalagi Jungkook kecelakaan saat ia menggunakan mobil hadiah darinya dan tepat di hari anniversary mereka. Sedih, terluka, penyesalan, rasa sakit, dan entah apalagi yang ia rasakan, ia tetap berusaha tersenyum demi kekasihnya.
Taehyung tersentak saat Jungkook meremat tangannya. Jungkook tampak gelisah, dahinya terlihat berkerut, Taehyung kembali beranjak menatap lamat pria kekasih manisnya. Lalu mengusap pelan dahi hingga pucuk kepalanya sayang.
"Tenanglah, Kookie, ada hyungie di sini. Kookie hanya bermimpi buruk, tenang, ya. Hyungie akan selalu menjaga Kookie. Tidur yang nyenyak, kesayangan hyungie. Hyungie menyayangimu..."
Taehyung mengusap pelan pucuk kepala Jungkook, dan Jungkook pun terlihat lebih tenang.
"Tenanglah, sayang. Tidurlah, Kookie sayang...semua akan baik-baik saja."
Waktu kembali berlalu, Taehyung masih setia mendampingi Jungkook. Bahkan ia hanya berganti pakaian saja. Ia tak lagi memperhatikan penampilannya. Rambutnya terlihat sedikit berantakan, bulu-bulu tipis di atas bibirnya pun terlihat samar. Tapi ia tidak peduli, yang ada di pikirannya sekarang hanyalah Jungkook, kesayangannya. Tanpa sadar pun ia tertidur, masih di posisi yang sama, ia menjatuhkan kepalanya di tepian ranjang dan masih menggenggam jemari Jungkook.
Hingga...
"Hyung...Hyungie..."
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.