✨ Chapter 08 - Only when you sleep ✨

Start from the beginning
                                        

Hingga...

Tes! Tes!

Air matanya jatuh tepat di punggung tangannya. Dengan cepat ia pun mengusapnya, berharap Yoongi tak melihatnya, tapi terlambat, Yoongi melihatnya. Yoongi lalu menghela napasnya pelan, menyandarkan punggungnya pada kursi yang ia duduki. Sejenak melirik ke arah Taehyung.

"Kookie...adalah anak anak yang pendiam, ia tak banyak bicara kecuali dengan kami. Tapi...sejak paman dan bibi Kim bertamu dan mengajakmu ke rumah kami waktu itu, semuanya berubah. Ia bahkan menjadi sangat cerewet dan selalu ingin bertemu denganmu, ingin mengajakmu bermain. Semoga kau tidak lupa, ia memang jarang berbicara dengan orang asing. Jadi, saat ia bersikap dingin dan menganggapmu orang asing, anggap saja memang ia belum mengenalmu. Bahkan kalian kembali berkenalan tadi," tutur Yoongi berusaha menenangkan Taehyung. Pasalnya ia tahu bagaimana adiknya dan Taehyung jika mereka bersama, seperti lem, terus menempel seolah tidak bisa dipisahkan.

"Aku mengerti, hyung. Terima kasih," ucap Taehyung. "Kau bisa ke dalam, aku akan menunggunya di luar, aku akan masuk jika Kookie tidur. Jangan khawatir, aku baik-baik saja. Kookie hanya tersesat saat ini, ia pasti akan kembali," imbuhnya. Dan diangguki oleh Yoongi.

Tak lama, Yoongi pun masuk. Taehyung masih diluar kamar rawat Jungkook. Ia pun merogoh ponselnya, menelepon sang eomma untuk memberitahu keadaan Jungkook.

Tut tut tut

"Eomma?" sapanya.

"Ini appa, eomma sedang keluar sebentar, apa apa? Bagaimana Kookie? Apa mengetuk pintu kamarmu tapi tak ada balasan. Kau di rumah sakit? Katakan pada appa, kami akan kesana."

"Aku di rumah sakit, appa. Kookie telah sadar. Segera akan kukirimkan alamatnya pada appa."

"Kau akan kembali ke hotel?"

"Tidak untuk beberapa hari ke depan, appa. Aku ingin bersama Kookie. Aku tidak ingin meninggalkan Kookie lagi."

"Baiklah, appa mengerti. Segera setelah eomma kembali, kami akan pergi ke sana."

"Uhm, terima kasih, appa."

Taehyung pun mengakhiri panggilan teleponnya. Ia kembali mengantongi ponselnya di saku celananya. Lalu menyandarkan punggungnya pada kursi itu, ia menghela napasnya pelan, menatap langit-langit rumah sakit itu.

"Polaris..." monolognya. "Selama di langit utara terdapat polaris, itu artinya ada harapan di sana. Harapanku sekarang adalah Kookie kembali mengingatku," monolognya.

Taehyung menghela napasnya pelan, mengangkat salah satu lengannya menutupi dahi hingga sebagian matanya. "Aku merindukannya...Aku ingin memeluknya. Aku ingin mendengar suara manjanya memanggilku dengan sebutan hyungie. Aku merindukanmu, Kookie. Sangat merindukanmu, Kookie sayang," lirih Taehyung saat memejamkan kedua manik hazelnya.

ੈ✩‧₊˚ੈ✩‧₊˚ੈ✩‧₊˚
✧・゚: *✧・゚:* Polaris ✧・゚: *✧・゚:*
ੈ✩‧₊˚ੈ✩‧₊˚ੈ✩‧₊˚

"Halo, Kookie sayang, maafkan eomma. Eomma baru datang," sapa eomma Kim saat memasuki ruang rawat Jungkook.

Namun, saat melihat Jungkook terlihat kebingungan, eomma Kim menatap mommy Jeon, appa Jeon lalu Yoongi juga Somi. Lalu mommy Jeon berbisik pada eomma Kim, dan langsung saja Eomma Kim tampak terkejut. Bahkan Taehyung belum menceritakan apapun tentang calon menantunya itu. Sang putera hanya mengatakan bahwa Jungkook telah sadar. Eomma Kim pun mengangguk paham, lalu ia menatap sang putera. Sang putera tersenyum padanya.

POLARISWhere stories live. Discover now