"Maaf, Sayang. Maaf...mata hyungie sakit, hyungie tidak menangis. Hyungie tidak ingin melihat Kookie bersedih. Tidur yang nyenyak, ya. Hyungie akan selalu menjaga Kookie. Hyungie ingin memeluk Kookie tapi sepertinya tidak bisa, masih banyak alat yang terpasang pada tubuh Kookie kesayangan hyungie. Huks! Berjanjilah Kookie akan mengingat hyungie...selama apapun itu, hyungie minta ingat hyungie, Kookie sayang..."
Tes! Tes!
Air mata itu jatuh lagi, Taehyung kembali menyekanya. Hingga tak lama rasa kantuk pun menyerang. Taehyung tertidur dengan menjatuhkan kepalanya di tepian ranjang Jungkook. Tangannya pun masih menggenggam tangan kekasihnya. Tak sedetik pun ia melepaskan tangan pria manis itu.
"Kookie...ingat hyungie..." ucap Taehyung dalam tidurnya. "Kookie..."
ੈ✩‧₊˚ੈ✩‧₊˚ੈ✩‧₊˚
✧・゚: *✧・゚:* Polaris ✧・゚: *✧・゚:*
ੈ✩‧₊˚ੈ✩‧₊˚ੈ✩‧₊˚
Taehyung tampak berusaha membuka pelan manik hazelnya saat mendengar suara mengusik pendengarannya. Suara seorang wanita, juga sebuah suara yang sangat akrab menyapa pendengarannya. Suara kekasihnya, Jungkook. Sedikit ribut, sepertinya sosok manis itu kembali mencoba mendapatkan ingatannya. Sangat terlihat saat Taehyung membuka matanya, Jungkook tampak memegangi kepalanya. Taehyung pun bangkit, menahan tangan Jungkook yang berusaha memukul-mukul kepalanya karena ia tak mengingat apapun.
"Aku tidak bisa mengingatnya, kenapa aku tidak bisa mengingatnya? Mommy? Dadd? Hyung? Nuna? Kenapa aku tidak bisa mengingat semuanya? Kenapa? Aakh! Sakit! Ini sakit sekali!" keluh Jungkook kembali memegang kepalanya.
Taehyung melihatnya, ia mendekati Jungkook. Sedikit ragu, namun akhirnya ia menarik tangan Jungkook pelan. Jungkook menatap Taehyung, masih dengan tatapan yang sama, tajam dan kosong.
"Hey...hey...ada apa, hm? Tenanglah. Untuk saat ini, jangan memaksakan diri untuk mengingat semuanya, karena itu pasti akan sakit," ucap Taehyung menurunkan tangan Jungkook. "Kata dokter, kau hanya boleh mencoba mengingat pelan-pelan, sedikit demi sedikit, karena ingatanmu sekarang sedang pergi sejenak. Kau bahkan tidak tahu, kemana mereka pergi. Ingatanmu sangat banyak, kalau kau ingin langsung mengumpulkannya, maka kepalamu akan sakit. Seperti yang kau rasakan tadi. Uhm, masih ingat ucapanku kemarin?" ujar Taehyung lembut. Jungkook menatapnya lalu menepis tangannya saat berada dalam genggaman Taehyung. Taehyung menatapnya, kembali ia melihat Jungkook menolaknya, lalu ia tersenyum saat menatap lelaki manis itu.
"Maaf, kalau aku menyentuhmu lagi. Uhm...namaku Taehyung, Kim Taehyung. Umurku 21 tahun, kau satu tahun lebih muda dariku. Kita berkuliah di kampus yang sama, dan kita sudah saling mengenal dari kecil," jelas Taehyung lembut. "Dan itu, Yoongi hyung, kakakmu. Lalu Somi, nunamu. Ah, pasti mommy sudah menceritakannya padamu, kan?"
Jungkook mengangguk pelan menatap Taehyung. Ia sedikit lebih tenang sekarang.
"Hari ini cukup perkenalan saja, hm? Kepalamu masih sakit, dokter melarangmu untuk terlalu banyak berfikir. Aku akan menceritakan semuanya perlahan. Apa sudah cukup? Ada yang ingin kau tanyakan?"
"Siapa kau? Kau pasti bukan keluargaku, kan? Apa aku memiliki hubungan denganmu?" tanya Jungkook datar. Menatap tajam Taehyung.
Bahkan saat marah pun Jungkook tidak pernah menatapnya seperti sekarang ini. Tatapan dingin bahkan ucapannya terdengar datar. Akan tetapi, Taehyung sangat tahu keadaannya sekarang, maka ia pun kembali menarik kedua sudut bibirnya ke atas.
YOU ARE READING
POLARIS
Fanfiction[END] Seperti Polaris yang tetap pada tempatnya, setia pada empunya, maka ia pun akan setia pada kekasihnya apapun yang terjadi. Maka, pandanglah langit utara, selama kau bisa menemukan Polaris, harapan itu akan selalu ada. "Bagiku kau adalah Polar...
✨ Chapter 08 - Only when you sleep ✨
Start from the beginning
