Sadrina Aufa Kinaya

Mulai dari awal
                                    

"Pak, liat deh rina. Rina udah besar, sebentar lagi umur rina udah 20 tahun, rina bukan anak kecil lagi. Rina pengen kayak anak-anak yang lain, bisa jalan-jalan ke tempat yang baru. Rina udah rencanain ini dari lama, pak. Temen-temen rina yang lain udah dikasi izin sama orang tuannya, sekarang tinggal rina yang belum. Rina pengen habisin waktu libur semester ini sama temen rina. Rina mohon pak, sekali ini aja. Boleh ya pak?"

Rendi terdiam mendengar penuturan anaknya. Dia sadar selama ini selalu membatasi pergerakan rina, namun dia melakukan semua itu bukan tanpa alasan. Dia terlalu sayang dengan anak bungsunya, rina berbeda dengan kakak-kakaknya yang lain. Rendi menatap kearah istrinya, santi yang seolah sadar pun langsung mengangguk.

Rendi menghela nafas melihat rina yang tampaknya sedang menangis. "Kamu perginya pakai apa?"

"Pakai mobil papanya cinta, nanti dia yang nyetir. Jadi ada 6 orang yang pergi" Tuturnya sambil mengusap mata yang terus mengeluarkan buliran air asin.

"Kamu kan gabisa naik mobil..."

"BISA! Nanti rina makan antimo"

Rendi menghisap rokok yang terapit di jarinya, kemudian selang beberapa detik dia kembali menghembuskan asapnya.

"Hm.. Yasudah pergilah"

Rina mengedipkan kedua matanya, apa dia tak salah dengar?

"Beneran pak?"

"Iya"

~~~

Hari ini adalah hari keberangkatan rina menuju kampung halaman adelia. Sesuai ucapannya kepada bapak dan ibunya kemarin, rina pergi menggunakan mobil om arman-papanya cinta-yang sekaligus menyupirkan mereka sampai ke tempat tujuan. Mereka menghabiskan waktu bersenang-senang sepanjang perjalanan. Cinta yang duduk disebelah papanya dan jessica yang duduk dibelakang cinta, mereka berdua asik bernyanyi lagu K-pop, adel dan aira sibuk live instagram sambil ngemil dikursi belakang, sedangkan rina yang duduk disamping jessica hanya tidur dan akan bangun sebentar untuk menanyakan 'ini masih jauh ya?'. Rina memang tidak bisa berlama-lama berada di mobil, dia mabuk perjalanan. Hah, kalau kata orang sih dia tidak bisa jadi orang kaya. Tapi itu tidak masalah menurutnya, dia masih bisa minum antimo walaupun konsekuensi dia harus tertidur sepanjang perjalanan.

"2 jam lagi kita sampai" Ucap om arman

Rina yang tadi sempat tersadar dari tidurnya sebentar kini bersorak dalam hati mendengar perkataan om arman. Hanya tinggal 2 jam lagi dia berada di mobil ini. Rina juga tersenyum penuh senang, orang tuanya terlalu mengkhawatirkan hal yang tidak perlu.

Perjalanan begitu menyenangkan, tidak ada masalah sampai saat ini, semuanya berjalan sangat lancar. Namun tanpa disangka kini tiba-tiba saja hujan turun, awalnya hanya rintik-rintik kecil, tapi lama-kelamaan rintik kecil itu berubah menjadi hujan yang sangat deras. Jalanan kini tampak seolah sedang di penuhi kabut tebal.

"Anak-anak, kayaknya agak bahaya kalau kita tetep lanjutin perjalanan ini. Gimana kalau kita berhenti dulu?"

"Iya om, hujannya deres banget. Jalannya juga nggak keliatan"

"Om, kalo nggak salah adel didepan sana ada rest area, kita berhenti disana aja"

"Oke"

Saat sedang melajukan mobilnya dengan kecepatan yang terkesan pelan menuju rest area yang dikatakan adelia tadi. Karena jalanan yang berkabut, om arman tidak sadar bahwa didepan sana ada sebuah truk besar bermuatan penuh yang sedang melaju kencang kearah mereka. Supir truk tersebut sepertinya juga tidak sadar bahwa ada mobil lain yang berkendara di jalan itu.

"AWAS PAH ADA TRUK"

Om arman yang terkejut pun sontak mengerem, untungnya mobil yang dia kendarai tidak dalam kecepatan tinggi. Tapi berbeda dengan supir truk didepan sana, dia yang sudah terlanjur berkendara dengan kecepatan tinggi tidak bisa berhenti begitu saja. Naas sekali truk dengan muatan penuh itu menghantam mobil sedan hitam milik om arman. Semuanya terjadi begitu cepat. Rina merasa dunia terhenti seketika. Dia melirik kearah lengan kanannya yang terasa perih, disana tertancap beberapa pecahan kaca mobil. Dia juga sempat melirik kearah jessica dan cinta yang tak kalah parah. Rina mencoba mengguncang lengan jessica, membangunkannya.

"Jes... Uhuk.. Jessica bangun. Katanya kita bakal liburan" Ucapnya susah payah. Gadis itu melepaskan seatbelt-nya kemudian beralih mengguncang tubuh cinta. Saat tidak mendapat respon, dia kembali melakukan hal yang sama pada om arman dan aira namun keduanya juga sama. Rina menatap adel. "Del bangun, mama sama papa lo nungguin kita... Uhukk"

Rina menatap nanar teman-temannya, dia menyesal ketika membayangkan wajah kedua orangtuanya. Rina tarik kata-katanya yang mengatakan kalau bapak dan ibunya selalu mengkhawatirkan hal yang tak perlu. Dadanya sesak, kepala yang terasa pening serta perutnya yang nyeri hebat. Matanya memberat diikuti dengan darah yang keluar dari hidung dan mulutnya.

Rina menyesal.

"Bu, pak.. Maafin rina.."


—————
大家好


Hai semua!
Kayaknya ini bakal jadi cerita pertama aku yang bakal bertahan sampai tamat disini, setelah berkali-kali bikin cerita dan berkali-kali juga aku unpub.
Aku bikin ceritanya gabut doang sih hasil haluan dan imajinasi yang bersarang di otak mungil ini.
Ga berharap banyak hehe soalnya aku masih plin-plan dan gaada pengalaman nulis juga sebenernya.
Ini aja gatau juga bakal ada yang baca atau engga.
Kalaupun ada yang baca aku makasih banget udah mau baca cerita gajelas ini.
爱你♡

Lea, Is That You? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang