[END] Seperti Polaris yang tetap pada tempatnya, setia pada empunya, maka ia pun akan setia pada kekasihnya apapun yang terjadi. Maka, pandanglah langit utara, selama kau bisa menemukan Polaris, harapan itu akan selalu ada.
"Bagiku kau adalah Polar...
"Aku?" tanya Taehyung. Benar, selama berbicara dengan Taehyung jarang bahkan tidak pernah Jungkook menyebut dirinya dengah sebutan itu. Dan jika ia sampai mengeluarkan kata panggilan itu bisa jadi ia tengah marah atau pun kesal. "Aku?" Taehyung menegaskan.
"Hufh! Maaf, hyungie...Kookie kesal. Wanita itu tidak pernah berhenti melihat hyungie, Kookie tidak suka. Kookie tidak suka jika ada seseorang yang melihat hyungie seperti itu. Hanya Kookie, hahya sweetie, hanya kesayangan hyungie yang bernama Jeon Jungkook yang boleh," protesnya.
Taehyung tersenyum lalu menepuk pelan pucuk kepala Jungkook. Ia tahu kekasihnya sedang cemburu dengan salah satu pengunjung yang selalu menatapnya. Dan Taehyung pun menyadari hal itu. Memang wanita itu selalu menatapnya bahkan saat pertama kali mereka masuk dalam cafe itu.
"Tapi hyungie tidak menatapnya, Kookie sayang. Biarkan saja, hm? Lanjutkan saja makannya, lihat, karena wanita itu kesayangan hyungie hanya makan sedikit. Hanya dua sendok, bagaimana kalau Kookie sakit perut karena tidak makan pagi?"
"Kookie tidak nafsu makan. Kookie kesal, kesal!" gerutunya.
Tak ingin melihat kekasihnya semakin kesal, Taehyung meraih tangan Jungkook. Jungkook duduk di depan Taehyung, Taehyung kembali menarik tangan Jungkook pelan untuk memintanya di dekatnya.
"Kookie bisa ke sini," ucap Taehyung. "Jangan duduk di sana, bukankah Kookie masih punya singgasana ternyaman? Duduk di sini saja, sayang...." Taehyung menepuk pelan pahanya.
Jungkook menatapnya. Seolah paham, Jungkook pun beranjak lalu mendekati Taehyung. Sejenak milirik tajam ke arah wanita itu, lalu tak lama ia segera duduk di pangkuan Taehyung. Taehyung pun tampak memeluk perutnya erat. Jungkook tampak tersenyum puas menatap wanita itu, Taehyung pun tersenyum dibuatnya.
"Sekarang, habiskan makannya, ya. Hyungie tidak ingin melihat kesayangan hyungie sakit," bisiknya. Dan diangguki oleh Jungkook.
Hening beberapa saat. Jungkook pun tampak makan makanan pesanannya perlahan dengan sesekali bercanda dengan Taehyung. Wanita itu masih tampak menatap Taehyung meskipun tatapannya berubah menjadi tatapan kesal. Tak lama, makanan itu pun tandas. Jungkook meneguk segelas orange juice. Dan Taehyung tampak mengusap pelan bibir Jungkook dengan tisu menyeka sisa juice pada bibirnya.
"Sayang...uhm, apa ada sesuatu yang Kookie inginkan?" tanya Taehyung.
"Sesuatu?" tanya Jungkook memastikan. Dan langsung diangguki oleh Taehyung. "Uuuhm, Kookie ingin membawa mobil sendiri, hyungie. Tapi mommy melarang, juga Yoongi hyung. Apalagi Somi nuna," keluhnya.
"Untuk apa Kookie menyetir sendiri, Sayang? Ada hyungie, hm. Kookie cukup mengatakan pada hyungie kemana Kookie akan pergi, maka hyungie pasti akan mengantar kesayangan hyungie."
"Hanya ingin saja hyungie. Bagaimana kalau hyungie kembali keluar kota menemani appa Kim? Hyungie tidak bisa mengantar Kookie," jelasnya.
"Yoongi hyung ada, Sayang."
"Tetap saja, hyungie. Kookie kan laki-laki, ingin juga menyetir," protesnya.
"Kookie bisa menyetir, Sayang."
"Tapi tidak pernah membawa mobil sendiri," ucapnya.
"Baiklah, nanti saat kembali, Kookie saja yang menyetir, hm?" Taehyung mengusap pelan pucuk kepala Jungkook.
Mendengar ucapan Taehyung, Jungkook tersenyum bahagia. Ia masih berada di pangkuan Taehyung, maka ia pun langsung memeluk kekasih tampannya itu. Memang, tidak pernah bagi Taehyung menolak keinginan Jungkook. Jika itu mungkin, sebisa mungkin, ia akan menurutinya.
"Benar?! Hyungie tidak bohong? Benarkah Kookie boleh menyetir nanti?"
"Uhm.., hanya saat kembali dari sini menuju rumah kita, Sayang." Taehyung menyentil ujung bangir Jungkook. Dan langsung diangguki oleh Jungkook seraya tersenyum bahagia.
"Uunggg!" Jungkook mengangguk ribut. "Kuncinya, hyungie!" Jungkook menadahkan tangannya dan menunggu kekasihnya memberikan kunci mobilnya. "Kunci, kunci...berikan pada Kookie," pintanya riang.
Setelah menghabiskan makan paginya di cafe itu, mereka pun tak ingin berlama-lama di sana. Apalagi wanita itu masih terus saja menatap Taehyung. Hingga saat mereka akan meninggalkan tempat itu dan melewati tempat duduk wanita itu, Jungkook menghentikan langkahnya. Sejenak duduk tepat di hadapan wanita itu.
"Berhentilah menatap sesuatu yang bukan milikmu dengan tatapan seperti itu nona. Apa kau tidak melihat ada seseorang di sampingnya? Jika kau ingin tahu, dan jika kau tidak ingin tahu sekalipun, aku tetap ingin memberitahu padamu. Bahwa pria yang kau tatap dan hampir tak berkedip itu milikku!" ucap Jungkook datar. "Ia calon suamiku! Dengar SU A MI!"
Setelah mengatakan itu, Jungkook beranjak, lalu meninggalkan wanita itu. Taehyung pun langsung memeluk pinggang ramping Jungkook. Namun, baru beberapa langkah, wanita itu menarik paksa lengan Jungkook. Dan menatapnya kesal.
"Kau pikir aku percaya dengan ucapanmu? Kau hanya merayunya saja! Dan pasti hanya akal-akalanmu saja!" ucap wanita itu.
"Aku? Membohongimu? Untuk seseorang yang tidak pernah kukenal? Ha..ha...jangan membuatku tertawa nona. Membohongimu? Untuk seseorang yang tidak pernah aku kenal? Ha.. haaa..kau hanya akan membuang waktuku percuma nona!" Jungkook kembali memeluk Taehyung lalu mengajak kekasihnya itu pergi. "Ayo, hyungie. Yeay! Kookie akan menyetir," ucapnya riang.
"Hati-hati, Sayang."
"Uuung! Kookie tahu, Kookie tahu, hyungie..."
Hingga setelah beberapa saat melangkahkan kakinya, Jungkook kembali mendengar seseorang memanggilnya.
"Tunggu! Kau, berhenti!"
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.