"Hyungie akan menciummu, Sweetie Kookie sayang... Kookie masih bisa menghindar jika ingin menghindarinya. Tetapi setelah detik ketiga, Kookie tidak akan bisa menghindari hyungie, jadi Kookie sayangㅡ" Terjeda sejenak saat Jungkook makin merapatkan tubuhnya. Makin mendekatkan wajahnya pada Taehyung. Dan di detik berikutnya, Jungkook memejamkan matanya perlahan. Lalu meremat pelan pinggang Taehyung.
Paham maksud kekasihnya, Taehyung pun akhirnya mencium bibir Jungkook lembut. Ia melumat bibir kekasih manisnya itu sangat lembut, dan pelan. Seolah bibir dalam kulumannya itu adalah sebuah benda rapuh dan mudah terkoyak. Mereka berciuman sangat lembut bahkan Taehyung tampak mengangkat tubuh Jungkook dan mendudukkannya di atas meja di dekatnya. Setelah beberapa saat Taehyung menghentikan ciumannya, ia menarik wajahnya perlahan. Jungkook masih belum membuka kedua matanya.
Pria Kim itu lalu menangkup wajah Jungkook, menurunkan sedikit wajahnya hingga ia mampu menyentuh dahi kekasih manis itu. Ia lalu mencium dahi itu lama. "Kesayangan hyungie, sweetie Kookie... i love you..." ucap Taehyung dengan deep voicenya.
Jungkook lalu membuka kedua matanya, menatap Taehyung hangat, lalu ia pun mendekatkan wajahnya pada dahi Taehyung. Ia pun mencium dahi kekasih tampannya itu lama, Taehyung memejamkan sejenak kedua matanya hingga kekasihnya itu kembali menarik wajahnya.
"Hyungie kesayangan Kookie, Taehyungie hyungie sayang... love you too..."
Hening sejenak. Mereka saling menatap, keduanya tampak menyelami isi hati dan pikiran masing-masing. Hingga tanpa sadar sepasang manik doe lelaki manis itu berembun membuat Taehyung bertanya. Pria Kim bersuara husky itu pun menatap lamat kekasihnya lalu mengusap pelan pipi di mana air mata itu tampak turun.
"Hey...hey....sayang, Kookie...kesayangan hyungie kenapa menangis, hm? Apa hyungie membuat Kookie bersedih? Apa karena hyungie mencium Kookie? Maafkan hyungie..." ucap Taehyung terdengar panik. Sungguh ia tidak bisa melihat air mata Jungkook.
Jungkook menggeleng lalu mengusap cepat bulir bening yang kembali turun. "Entah berapa kali Kookie harus mengatakan kalau mengenal hyungie dan dekat dengan hyungie hingga menjadi kekasih hyungie adalah hal terindah bagi Kookie. Kookie tidak tahu bagaimana jika tanpa hyungie..." gumam Jungkook.
"Itulah yang hyungie rasakan, Sayang. Entah apa yang akan terjadi pada hyungie jika tidak mengenal Kookie. Mungkin dunia tidak akan penuh warna. Karena Kookie sayang adalah dunia hyungie, semesta hyungie..." Taehyung mengusap pipi Jungkook lembut. "Jangan menangis lagi, hm. Hati hyungie sakit melihat air mata Kookie. Uuuhm, kita bersiap lalu kita pergi, hm?"
Jungkook mengangguk. Taehyung menurunkan tubuh Jungkook, merapikan sejenak penampilan Jungkook. Dan setelah membasuh sejenak tubuhnya, akhirnya mereka pergi meninggalkan rumah itu, menuju sebuah cafe untuk menikmati makan paginya.
ੈ✩‧₊˚ੈ✩‧₊˚ੈ✩‧₊˚
✧・゚: *✧・゚:* Polaris ✧・゚: *✧・゚:*
ੈ✩‧₊˚ੈ✩‧₊˚ੈ✩‧₊˚
Mereka berada di cafe tak jauh dari area rumah itu. Akan tetapi Jungkook terlihat kesal, ia terus menatap sosok yang tampak terus menatap kekasihnya, Taehyung. Ia menatap tajam sosok yang tengah duduk di salah satu sudut ruang cafe itu. Hanya berselisih tiga kursi dari posisi mereka.
"Iiish! Kenapa orang itu selalu menatap ke sini?! Apa tidak ada tempat lain? Ia menatap hyungie, sweetie kesal! Lihat, lihat! Ia menatap hyungie lagi, genit sekali!" Jungkook bersedekap mencebikkan bibirnya. "Aku tidak suka ia menatap hyungie! Tidak suka!" protesnya.
YOU ARE READING
POLARIS
Fanfiction[END] Seperti Polaris yang tetap pada tempatnya, setia pada empunya, maka ia pun akan setia pada kekasihnya apapun yang terjadi. Maka, pandanglah langit utara, selama kau bisa menemukan Polaris, harapan itu akan selalu ada. "Bagiku kau adalah Polar...
✨ Chapter 05 - Honey ✨
Start from the beginning
