three • awkward

12.9K 85 16
                                    

Matahari terbit menyinari kamar si kembar. Mengintip dari celah celah jendela dan ventilasi membuat mata Ashley silau. Gadis itu membuka matanya sambil sedikit mengerjap. Dia berpindah tempat agar sinar matahari tidak mengenai matanya lagi.

Hm, agak aneh. Ini bukan seperti biasanya dia bangun tidur. Tidak pernah dia dibangunkan sinar matahari seperti ini. Apalagi tidur telanjang dengan selimut hijau toska menutupi tubuhnya. Seingatnya dia tidak pernah punya selimut hijau toska-

"anjir gue di ranjang Ashton" katanya spontan.

Dia ingat apa yang dilakukannya dengan Ashton tadi malam. Waktu begitu cepat berjalan. Mereka sedang tidak waras waktu itu. Menggila dan buta oleh nafsu, tidak mau disadarkan oleh pikiran mereka sendiri.

Kemudian dia beranjak duduk sambil menutup dadanya dengan selimut. Matanya melirik jam digital diatas meja belajar Ashton. Pagi ini Ashley bangun agak siang dari biasanya. Tertera disana angka 8.57 am

Hari ini libur sekolah, jadi Ashley tenang saja dia bangun telat. Biasanya Ashton membangunkannya di hari libur sekalipun. Apa kembarannya ini juga belum bangun? atau dia belum masuk kamar? atau dia marah pada Ashley?

Ashley harap bukan pertanyaan terakhir yang menjadi kemungkinan besar. Dia kemudian bangkit berdiri dengan keadaan telanjang. Hanya celana dalam menutupi kemaluan bawahnya.

Ceklek!
Tiba tiba seseorang masuk sambil membawa segelas kopi dan satu kue kering di tangan lainnya. Dia memandang sebentar Ashley yang sangat terkejut dengan spontan membalikkan badannya. Cowok itu juga menyadari apa yang dilihatnya kemudian berbalik juga.

Ashley berlari cepat ke kamarmandi setelah menyambar kimono mandi nya yang digantung di rak handuk.

Sangat canggung. Ashley tidak tau kenapa Ashton memandangnya seperti itu. Entah karena Ashley telanjang atau karena dia memang benci Ashley. Tapi kalau dipikir pikir tidak mungkin sih, untuk apa Ashton benci Ashley?

Mungkin lebih ke perasaan bersalah.

××

Pagi ini Ashton tidak berencana kemana mana. Dia juga nggak akan ngapa ngapain. Dia mau duduk duduk saja dirumah sambil nonton live streaming football match.

Cowok itu bangun pagi sekali hari ini. Kecuali jika memang dia tidak tidur sepanjang malam memikirkan sesuatu. Setelah apa yang terjadi tadi malam, Ashton merasa sangat bodoh dan jahat. Tapi tidak membohongi diri sendiri juga, dia menyukainya.

Malam tadi Ashton diam menatap langit langit kamar Atlas dengan lampu kamar yang redup. Kemanapun dia melihat, terbuka atau tertutup matanya, bayangan saudara kembarnya itu selalu menghantui.

Apa yang harus dia lakukan kalau begini? ah, Ashley nyusahin aja. Lagian jadi cewe cantik amat.

"papa berangkat" kata seorang pria tua dengan kemeja dan celana hitam melekat di badannya. Dia juga mengenakan sebuah jam tangan emas dan dasi polos hitam.

Ashton diam saja. Hanya melihat papanya menjauh tanpa menengok ke anaknya yang sedang memasukkan gula ke secangkir kopi panas diatas meja.

Hari ini Sabtu. Nggak tau harusnya libur apa enggak pekerjaan kantor tempat kerja papanya itu. Karena memang papanya ini pergi setiap hari, setiap pagi tidak terkecuali hari Sabtu dan Minggu. Ashton juga tidak tau pasti apa pekerjaan papanya di kantor, bagian lembur, atau cutinya.

Yang dia tau adalah papanya bekerja setiap hari dan memberi uang padanya dan Ashley.

Ashton menggelengkan kepalanya dengan cepat. Ngapain dia mikirin pak tua nggak tau diri itu. Yang penting dia dapet duit aja.

Hot as a MotherfuckerWhere stories live. Discover now