xiii ; Hujan

248 22 4
                                    

Happy reading!

📅 23 / 10 / 2022


Pagi ini Tuan dan Nyonya William sudah bersiap untuk pergi keluar kota karena urusan pekerjaan. Mereka hanya pergi berdua tanpa mengajak anak-anak yang lain karena ini benar-benar urusan pekerjaan, bukan bekerja lalu dapat berlibur setelahnya. Valerine yang mendengar kabar bahwa kedua orang tuanya akan pergi ke luar kota tanpa mengajaknya langsung menghampiri kamar mereka yang ada di lantai satu dan merengek tidak mau di tinggal bersama dengan saudara-saudaranya.

'Takut nanti Arin di nakalin.'

"Ayah sama bunda kok gak ada briefing dulu sih? Kasih taunya juga pas lagi sarapan. Kan jadi gak mood ;(" Rengeknya dari atas tempat tidur kedua orang tuanya.

Nyonya William hanya tersenyum sambil sesekali melirik ke arah dimana putrinya itu sedang berguling kesana-kemari di atas kasur besar berukuran king size itu. Lagi make up. "Ini aja mendadak sayang. Ayah di kasih taunya tadi pagi, sewaktu habis sholat subuh. Terus ayah suruh bunda buat siap-siap. Ini bunda naik kereta kok, bukan liburan naik pesawat." Ujar Nyonya William, menjelaskan pada putrinya yang sedang manja.

"Ihhh buna~ Kan seru naik kereta.." Valerine masih kekeuh membujuk ibunya agar diajak keluar kota.

"Enggak adek. Besok kalo adek main sama bunda, kita jalan-jalan berdua kemana terserah adek."

Valerine menggusakkan wajahnya di atas bantal membuat Nyonya William gemas sendiri di buatnya. Kan jadi gak tega ninggalin si bontot di rumah~

"One'd ada world tour konser loh, gak mau?" Tanyanya tanpa menoleh.

"Buna jangan sogok Arin kayak gitu ishh?!" Seru Valerine dengan nada merengek.

Nyonya William tahu jika putrinya itu sangat mengidolakan penyanyi grup jebolan dari ajang pencarian bakat asal Inggris itu. Jadi ia selalu tahu apa yang membuat putrinya itu mau mengikhlaskan ibu dan ayahnya pergi bekerja ke luar kota tanpa dirinya.

"Emang Arin gak mau ketemu Harry'S lagi? Siapa yang dulu paling excited kalo poster world tournya muncul di beranda?"

"Bunaaaa.."

"Terakhir kapan sih? Yang sama grandpaa di London itu gak sie?" Nyonya William semakin menggoda putrinya yang nampak sedikit goyah akibat tawarannya.

"Bunaa jangan gituuuuu.. Maunya ikut ayah sama bunaaa huhuhuhuuu~" Valerine menggerung kecil saat ibunya menawarkan sebuah penawaran yang sangat berharga baginya. Ya walaupun udah sering ketemu sih. Salah satu privilege jadi anaknya buna.


Ceklek..

Beberapa menit kemudian pintu kamar terbuka menampilkan Tuan William yang sudah rapi dengan pakaian yang akan ia kenakan untuk perjalanan menuju luar kota. Saat pertama kali membuka pintu kamar ia sudah di suguhkan dengan pemandangan dimana istrinya yang sedang duduk di depan meja rias dan berkutat dengan make up, lalu di sisi lain ada putrinya yang sedang menyembunyikan wajahnya di dalam bantal.

Tuan William mengangkat satu alisnya seolah bertanya pada istrinya dari pantulan kaca, namun Nyonya William hanya mengangkat bahunya seakan-akan tidak tahu. Tuan William mengerutkan kedua alisnya bingung lalu berjalan menghampiri putrinya. "Eh kenapa yaa?" Monolognya sembari mengelus punggung Valerine.

Tak mendapat balasan dari orang yang ia ajak berbicara, Tuan William pun bertanya pada istrinya. "Ini bobok apa gimana bun?" Tanyanya pada sang istri.

Nyonya William menoleh lalu menyipitkan matanya guna memperjelas apa yang sedang putrinya lakukan. "Dek? Adek~" Panggilnya namun tak ada jawaban.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 23, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

You Make My DayWhere stories live. Discover now