iv ; Prahara Ponsel

272 42 39
                                    

Happy reading!

📅 14/12/2021


Semoga suka~


Dewa berjalan menelusuri koridor kampus. Saat ini mereka para mahasiswa(i) di perbolehkan untuk beristirahat siang hingga pukul satu karena acara ospek akan di mulai setelah jam istirahat selesai.

Bibir tebalnya tak henti-hentinya mengeluarkan rentetan umpatan pada kakak keduanya yang telah membuatnya terlambat melaksanakan sholat dzuhur.

"Sialan gara-gara bang Jerry gue jadi telat sholat." Gerutunya sembari berjalan menjauh dari masjid kampus.

Jadi tadi itu sewaktu dengar adzan ia ingin langsung pergi ke masjid agar tidak menunda-nunda sholat berjamaah dan bisa bebas setelahnya. Namun kakak keduanya itu justru mengajaknya untuk keluar dan mencari makan di area sekitaran kampus. Mana harus mengantre karena banyak pembeli lagi.

Dan berakhir ia seperti ini.

Dug...

Brak...

Karena tidak memperhatikan jalan ia pun akhirnya menabrak seseorang yang berjalan berlawanan arah dengannya. Ponsel keduanya terjatuh membuatnya semakin mengerutu kesal karena hal itu.

"Kalo jalan tuh pake mata dong jangan main tabrak-tabrak aja?!" Kesalnya lalu mengambil asal salah satu ponsel yang tergeletak di lantai koridor tersebut.

"Sorry tadi buru-buru karena takut telat sholat." Jawab orang tersebut. Ia juga mengambil salah satu ponsel di sana. Ponsel mereka sama persis sehingga menurut dari opini masing-masing barang yang telah di pegang adalah milik mereka.

Mendengar suara lembut itu Dewa langsung menatap orang yang baru saja bertabrakan dengannya. Dan betapa kagetnya saat orang yang sempat ia marahi tadi adalah gadis yang sedari pagi tadi berputar-putar dalam pikirannya.

Gadis yang bersama dengan teman-temannya perempuan yang ia kenali, tadi.

"E-eh gak papa gue tadi lagi gak konsen soalnya." Ucapnya berbalik meminta maaf.

Valerine pun mengangguk.

"Oh ya, kenalin gue Dewanata dari jurusan ilmu hitam." Ia mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan sang gadis pujaan hatinya.

Bukannya membalas jabat tangannya, Valerine justru menatapnya dengan tatapan aneh sekaligus heran. "Gue tau lu item jadi gak usah di perjelas." Jawabnya dan berlalu begitu saja meninggalkan lelaki aneh di hadapannya itu.

Ia menoleh ke arah lelaki yang masih terdiam di tempatnya. "Dasar aneh." Guamnya lalu melanjutkan langkahnya menuju masjid.

Dewa mengeluarkan smirk-nya sesaat setelah gadis pujaan hatinya itu menghilang dari hadapannya. "Menarik. Gak salah lagi ini.Masuk kriteria calon menantu ibu negara. Semangat!!" Ucapnya riang lalumemasukkan ponselnya ke saku celanannya dan pergi meninggalkan tempat tersebut untuk menuju kelas.


-🍒-


Sekarang sudah pukul lima sore, dan para mahasiswa(i) sudah di perbolehkan untuk pulang. Walaupun acara akan berlanjut selama seminggu namun semuanya menyambutnya dengan penuh antusias.

Valerine mengambil tasnya yang ada di dalam kelas dan bersiap untuk pulang namun sebelumnya ia harus menghubungi salah satu orang rumah untuk menanyakan ia akan pulang dengan siapa, karena tadi kakak pertamanya mengatakan bahwa ia tidak bisa menjemput.

You Make My DayWhere stories live. Discover now