CHAPTER 03

86 14 1
                                    

Disclaimer⚠️

Cerita ini adalah karya fiksi, kepercayaan, latar tempat, organisasi, atau bahkan alur cerita jika ada persamaan hanya suatu kebetulan. Karakter tokoh pada cerita ini tidak bersangkutan pada kehidupan nyata. Cerita ini mengandung kata kasar, kekerasan, konsumsi rokok, dll.

Bijaklah dalam membaca!!!

Beberapa hari lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa hari lalu...

Seorang siswi dari SMA Yonghan melakukan kasus bunuh diri berinisial NN pada kemarin malam waktu setempat. Disebabkan depresi karena sebuah nilai yang turun dan tekanan mata pelajaran disekolah.

Berita itu tersebar dengan cepat bahkan tanpa mencari fakta yang akurat terlebih dahulu, mereka bertindak seenaknya demi sebuah honor, jelas saja sang keluarga korban tak terima dengan penyiaran berita tersebut, ia melemparkan bola basket yang sedang ia mainkan ke arah layar lebar itu dengan wajah tenang.

Sang sahabat tahu ia sedang berduka, tapi tidak sampai memecahkan televisi mewah itu. "Polisi menutup kasus ini." kata sang sahabat, lelaki dengan kaca mata hitam itu mendengus.

"Orang dewasa sialan." umpatnya.

"Jika mereka tidak menggunakan cara hukum, maka aku akan melakukan dengan caraku sendiri."

"Ingat, kau masih kelas satu SMA." peringat lelaki yang sedang menghisap sebuah permen- pengganti rokok.

"Kau tak lupa 'kan siapa aku, Park Jisung?" lelaki bernama Park Jisung itu menyeringai.

"Kau Zhong Chenle." jawab Jisung, Chenle membuka kaca mata hitamnya, kemudian menatap sang sahabat, mereka saling memberikan tatapan penuh arti.

"Kau ingat tiga pemuda itu?"

"Tentu ingat, mereka terlibat. Aku akan mencari tahu."

"Terima kasih."

"Lalu, apa rencanamu selanjutnya?" Chenle terdiam dengan pertanyaan Jisung.

Hari terus berganti, Renjun dan Haechan sudah bisa dikatakan sembuh begitupun Mark dan Jeno, hanya saja tangan Mark belum terlalu pulih. Renjun dan Haechan sedang berjalan di koridor mereka sibuk dengan fikiran masing - masing, hingga salah satunya mengeluarkan suara.

"Aku akan membalas dia, sampai keadaan seperti ku, kemarin." ucap Renjun. Haechan menolehkan kepalanya.

"Agak sulit, karena gerakan si Na itu sulit untuk di tebak." balas Haechan. Bukannya meragukan kemampuan Renjun, Haechan khawatir jika Renjun masuk ke rumah sakit untuk kedua kalinya hanya karena babak belur yang di buat oleh Jaemin.

RENEGADES | NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang