Bagian 55 : Peri Cintaku

Start from the beginning
                                    

"Lah emang lo kira kapan? Setahun lagi gitu? Keburu basi dong!" kata Edgar pada Marcel.

"Soal lo sama Ara gimana?" tanya Rafka mengalihkan topik.

Raut wajah Alvaro berubah sedih mendengar nama Ara disebut. Hatinya terasa sakit. Sebenarnya Alvaro sangat tidak tega meninggalkan Ara sendirian disini. Apalagi ia pernah berjanji bahwa ia akan selalu ada disamping Ara. Dan ia juga berjanji bahwa akan kuliah di Indonesia, tidak di luar negeri. Namun semua kenyataannya sekarang berbanding terbalik. Entah bagaimana Alvaro harus membicarakan hal ini dengan Ara.

"Belum tau. Gue nggak siap bilang ke dia." jawab Alvaro.

"Cepat atau lambat dia harus dikasih tau." peringat Melvin.

"Jangan sampai dia tau dari orang lain." sahut Edgar.

Alvaro menatap Melvin, "Tolong jangan kasih tau Mauren soal ini, Vin. Gue takut dia bilang ke Ara duluan sebelum gue yang bilang."

"Oke." jawab Melvin singkat.

"Lo bakal berangkat 1-2 bulan lagi, Al. Jangan sampai lo kasih tau Ara secara mendadak. Itu akan lebih nyakitin buat dia." ujar Rafka menasehati.

Alvaro menghela napas, "Iya gue tau. Gue coba pikirin nanti."

*****

Alvaro merebahkan tubuhnya diatas kasur kingsize miliknya. Ia menatap langit-langit kamarnya seolah meminta jawaban bagaimana cara mengatakan ini semua pada Ara.

Alvaro tak bisa membayangkan bagaimana sedihnya gadis itu nanti mengingat saat ia mengatakan break saja Ara sudah menangis.

Semua ujian di sekolah telah usai. Alvaro juga ingat akan janjinya pada gadis itu untuk quality time berdua.

"Apa gue bilang sekalian waktu quality time?" tanya Alvaro entah pada siapa.

"Tapi nanti malah ngerusak suasana. Harusnya dia seneng-seneng tapi malah sedih."

Alvaro menjambak rambutnya sendiri, bingung harus berbuat bagaimana.

"Nggak nggak! Gue harus berani bilang! Inget, Al, kesedihan ini cuma sementara."

Alvaro mengambil ponsel yang berada di atas kasur. Kemudian ia mencari nama Ara disana. Alvaro memutuskan untuk mengirimkan pesan singkat saja karena ia belum punya keberanian penuh untuk menelfon dan mendengar suara Ara meskipun suara itu adalah suara yang paling ia rindukan dalam 5 bulan terakhir ini.

Mutiara <3

Hai Ra, apa kabar? Udah 5 bulan kita nggak komunikasi. Aneh ya rasanya hahaha. Oh ya, masih ingat janji aku tentang quality time kan? Semua ujian udah selesai, dan ini saatnya kita quality time sesuai janji aku dulu. Kamu masih mau kan?

Aku tunggu kabar kamu ya cantik❤ good night

*****

Di lain tempat, Ara tengah mendengarkan musik di ponselnya dengan earphone. Ia tengah mengerjakan tugas dari sekolah. Daripada sepi lebih baik ia juga mendengarkan lagu.

Lagu yang ia dengarkan kali ini adalah single terbaru dari Ziva Magnolya - Peri Cintaku.

Di dalam hati ini hanya satu nama
Yang ada di tulus hati kuingin
Kesetiaan yang indah tak kan tertandingi
Hanyalah dirimu satu
Peri cintaku

Benteng begitu tinggi
Sulit untukku gapai

Ara menghentikan aktivitasnya saat mendengar lirik tersebut. Hal itu membuatnya kembali mengingat Alvaro. Lagu itu seperti menamparnya keras.

"Kenapa lagunya kaya gini sih?!" ujar Ara kesal. Kemudian ia mengotak-atik ponselnya dan berniat mengganti lagu.

Tetapi belum sempat ia mengganti, lirik dalam lagu tersebut kembali menamparnya.

Bukankah cinta anugerah?
Berikan aku kesempatan tuk menjaganya sepenuh jiwaaa

Aku untuk kamu
Kamuuu untuk akuuu
Namun semua apa mungkin?
Iman kita yang berbeda

Tuhan memang satu
Kita yang tak sama

Haruskah aku lantas pergi?
Meski cinta tak kan bisa pergi

Tanpa sadar Ara meneteskan air matanya. Setelah ia resapi dalam-dalam, lirik lagu itu sangat benar, benar dengan keadaan yang tengah ia alami sekarang.

Suara notifikasi chat di ponsel Ara membuat lamunan gadis itu buyar. Dengan cepat, Ara menghapus air matanya dengan telapak tangan dan membuka notifikaai itu.

Baru saja dipikirkan, ternyata sang empu memberinya kabar.

Ara membaca chat dari Alvaro dengan hati bergetar. Ara pikir Alvaro tidak akan menepati janjinya tentang quality time setelah mereka break 5 bulan lamanya. Ara pikir Alvaro akan benar-benar meninggalkannya. Tetapi ternyata tidak. Semua pikiran itu sirna saat ia membaca chat dari cowok itu.

Alvaro Keenan🤗

Hai kak. Ara baik-baik aja.
Kita ketemu besok ya. Di halte dekat rumahku. Jangan sampai kamu datang ke rumah.

Hati Ara berbunga-bunga sekarang. Lagu yang tadi berhasil membuatnya sedih, namun sekarang rasa sedih itu sirna setelah mendapatkan chat dari orang yang selalu ia tunggu kehadirannya.

Ara tidak sabar dengan hari esok. Hari dimana ia akan balik dengan Alvaro. Memulai semua dari awal dan memperjuangkan apa yang memang perlu diperjuangkan. Ara tidak akan menyerah begitu saja.

Ara percaya setiap pertemuan itu memang jalan dari Yang Maha Kuasa. Jika memang jodoh, juga pasti akan kembali.

*****

TERIMA KASIH YANG SUDAH MEMBACA CERITA INI❤

JANGAN LUPA VOTE KOMENNYA YA

SAMPAI JUMPA DI CHAPTER BERIKUTNYA👋👋❤❤

(ALMOST) PERFECT [Completed]Where stories live. Discover now