Bagian 25 : Ke Rumah Camer

112 45 74
                                    

Hari ini adalah hari sabtu yang berarti sekolah libur dan saat-saat dimana para pelajar bisa bangun lebih siang daripada biasanya. Namun hari ini ada yang berbeda dengan Alvaro. Alvaro bangun pagi-pagi sekali, yaitu jam setengah 6 pagi. Alvaro langsung mandi, bersih-bersih, dan berpakaian rapi.

Saat Alvaro baru saja turun dari kamarnya, mama dan papanya tengah menyantap sarapan di ruang makan. Mama dan Papa Alvaro sedikit heran dengan penampilan Alvaro yang sudah rapi padahal masih se-pagi ini.

"Ini hari sabtu kan? Mau kemana kok rapi?" tanya Rama-- papa Alvaro.

"Pergi, Pa. Ada urusan sama temen." jawab Alvaro sopan.

"Urusan apa sih kok sampe pagi-pagi ini udah mau keluar aja. Apalagi ini hari sabtu, biasanya kan kamu paling susah dibangunin kalo lagi weekend," ujar Viana-- mama Alvaro yang tengah menuangkan air ke gelas untuk suaminya.

"Ya ada lah pokoknya." kata Alvaro. Kemudian cowok itu menghampiri kedua orang tuanya untuk berpamitan. "Alvaro pergi dulu, Ma, Pa!" ujarnya sembari mencium tangan mama dan papanya.

"Nggak mau sarapan dulu?" tanya Rama.

"Nggak usah, Pa, Alvaro sarapan diluar aja!"

*****

Saat ini Alvaro telah sampai di tempat tujuannya. Ia menarik napasnya panjang dan menghembuskannya perlahan. Alvaro menatap kedua tangannya yang tengah membawa 2 kotak sterofoam di tangan kiri dan 3 kotak sterofoam di tangan kanan.

Alvaro berjalan mendekati rumah serba sederhana yang ada di perkampungan kecil itu. Kemudian ia mengetuknya.

Tak lama kemudian, seorang gadis cantik bertubuh kecil keluar dan membukakan pintu untuk Alvaro.

"Maaf, cari siapa kak?" tanya gadis kecil itu.

"Eh, hallo! Kamu pasti Kania ya?" tebak Alvaro yang masih mengingat nama adik Ara.

"Iya kak, aku Kania. Kakak siapa?" tanya Kania.

Alvaro mengubah posisinya menjadi jongkok agar sejajar dengan tinggi Kania, kemudian ia mengulurkan tangannya pada Kania, "Kenalin nama kakak Alvaro. Kania bisa panggil kak Alvaro atau kak Alva, terserah deh," ujarnya memperkenalkan diri.

"Kania, ada sia--" Ara yang tadinya hendak menyusul adiknya terkejut karena kehadiran Alvaro. Posisinya Ara masih belum mandi, belum dandan, belum wangi. Harga diri Ara bisa turun nih jika terlihat gembel di depan Alvaro. Memang sih Ara jarang dandan, setidaknya kalau sudah mandi kan wajah Ara terlihat lebih fresh.

"Kak Alva, kok disini? Ngapain?!" tanya Ara sedikit ngegas.

"Kan aku kemarin bilang mau kesini. Lupa ya?" balas Alvaro.

"Eh ini kenapa pada di depan semua? Ada tamu bukannya disuruh masuk malah diajak ngobrol di depan!" Sarah-- ibu Ara tiba-tiba datang menghampiri Ara, Alvaro, dan juga Kania yang berada di depan rumah.

"Pagi, Tante!" sapa Alvaro pada Sarah, kemudian ia pun mencium tangan wanita itu.

"Pagi, Alvaro. Ayo masuk dulu!" kata Sarah mempersilahkan Alvaro untuk masuk dan duduk di sofa.

"Kok tumben pagi-pagi udah kesini. Mau ngajak Ara keluar ya?" tebak Sarah yang dibalas pelototan oleh Ara karena terkejut dengan pertanyaan sang ibu.

Alvaro melirik ke arah Ara sebentar, kemudian ia tersenyum, "Enggak kok, Tan, emang Alvaro mau main disini aja. Kata Ara tante lagi buat kue kan? Nah Alvaro mau bantuin kalo boleh."

"Wah, mau bantu bikin kue? Boleh banget dong!" ujar Sarah antusias.

"Ibu apaan sih? Dia mana bisa bikin kue nanti yang ada malah ngehancurin!" ketus Ara.

(ALMOST) PERFECT [Completed]Where stories live. Discover now