Bagian 2

3.6K 699 13
                                    

Saskia menggigit bibirnya sambil menatap ke sekeliling dengan agak waspada. Maklumlah, ini pertama kalinya dia mendatangi kelab malam, tempat yang dianggapnya sebagai zona rawan.

"Sas?" tanya Anggi saat melihat raut gelisah Saskia.

Saskia menggeleng pelan sambil tersenyum tipis, membuat Anggi dan Dara yang duduk di dekatnya saling bertatapan sambil mengulum senyum maklum.

"Lo mau kita balik aja?"

Dara yang pembawaannya sekalem Saskia, bertanya dengan nada membujuk. "Gue juga nggak begitu mood malam ini. Kita bisa cabut duluan kalau lo mau," tawarnya lagi.

Ketiganya memang tengah menghadiri acara ulang tahun salah satu teman kuliah mereka di sebuah kelab malam di kota Jakarta. Acara utama sudah selesai, hingga mereka bebas menikmati sisa malam mereka di sana.

Anggi dan Dara tahu kalau ini adalah kali pertama Saskia pergi ke tempat seperti ini, mengingat gadis itu sendiri yang mengaku pada mereka kalau tidak pernah keluar terlalu malam selama masa sekolahnya.

Dara mengerti kalau saat ini Saskia pastinya masih sangat canggung ketika harus berkumpul dengan banyak orang asing selain teman-teman kampusnya, di antara ingar bingar musik kelab, bau asap rokok, dan minuman beralkohol yang membuat banyak orang bertingkah agak atau bahkan di luar kontrol.

"Nggak usah, gue oke kok di sini," sahut Saskia, menolak ide untuk segera keluar dari tempat tersebut. Sekilas dia melarikan matanya ke sisi lain kelab, kembali memindai kondisi sekeliling yang terasa sangat asing baginya.

"Yakin?"

Anggi kembali bertanya. Dia mulai merasa agak khawatir ketika melihat gestur canggung Saskia.

"Iya," sahut Saskia dengan nada yakin. Tiba-tiba tangannya menyambar gelas milik Anggi yang berisi minuman beralkohol, lalu menenggaknya dengan gerak cepat.

Saskia mencoba menjaga ekspresi wajahnya ketika minuman itu memasuki mulut dan langsung terasa seperti membakar kerongkongannya.

Anggi tahu apa yang sedang dirasakan Saskia ketika tadi menenggak minuman tersebut. Dia langsung terbahak. Begitu juga dengan Dara yang terlihat berusaha menahan tawa.

"Udah, ah! Nggak usah maksain diri."

Dara merebut paksa gelas di tangan Saskia, lalu menyodorkan soft drink yang memang sengaja mereka pesankan untuk Saskia.

Saskia menolak. Entah kenapa dia terpancing untuk menjadi bandel saat ini. Apalagi saat menyadari bahwa keberaniannya semakin muncul setelah dia meminum minuman milik Anggi barusan.

"Gue masih pengin nyoba, Ra!" protes Saskia sambil berusaha merebut gelas yang tengah dijauhkan Dara, diikuti Anggi yang menyembunyikan gelas lainnya.

Anggi menikmati ketika membuat Saskia jengkel dengan tidak lagi membiarkan Saskia mencicipi minuman miliknya dan Dara. Begitu juga Dara yang kukuh menahan Saskia agar tidak mencoba merebut gelas di tangannya.

"Kia!"

Seseorang menyerukan nama Saskia, membuat ketiga gadis tersebut terdiam karena kaget.

Anggi yang pertama kali sadar atas kehadiran orang tersebut dan langsung ber-wow pelan ketika berhasil meneliti sosok yang berdiri di depan sofa tempat mereka duduk.

Seorang cowok bertubuh tinggi dengan tampang yang mudah menarik perhatian para gadis normal.

Saskia tentu saja yang paling kaget dengan kehadiran cowok tersebut, tapi euforia dari minuman yang tadi sempat ditenggaknya mulai berefek di tubuhnya, hingga saat dia menyadari kalau Anggi dan Dara tengah lengah, Saskia langsung merebut gelas di tangan Dara dan meminum kembali isinya tanpa sempat dicegah siapa pun.

StalemateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang