18. Attention

1.4K 274 15
                                    

Menginjak tahun keenam, Tom baru saja kembali dari rumah Tom Riddle senior setelah membuat Horcrux keduanya. Ia menggunakan cincin Marvolo Gaunt atau batu kebangkitan sebagai media penempatan jiwanya. Rasa sakit hati dan penghinaan yang diterimanya membuat amarah Tom berkobar. Tak banyak kata, setelah membunuh ayahnya, Tom membagi jiwanya.

Diperjalanan, Tom berniat kembali ke kastil Hogwarts. Tom tahu jika Dumbledore tak pernah menyukainya dan selalu menolak ketika ia meminta ijin untuk tinggal atau menetap di kastil. Tapi, sekarang, Tom tak peduli.

Tom bisa saja bersembunyi di ruang kebutuhan atau meminta bantuan pada profesor Slughorn untuk memberinya ijin tinggal di dalam kastil. Proses pembagian jiwa ini begitu menyakitkan, wajah Tom tampak pucat dan tubuhnya dipenuhi oleh keringat.

Ia melangkah sembari menahan rasa pusing. Di sisi lain, Tom tanpa sengaja menangkap figure Rosie yang duduk di salah satu bangku dengan kening berkerut. Melihat betapa seriusnya Rosie berpikir, Tom tersenyum geli. Amarahnya tiba-tiba menghilang berganti dengan senyuman.

Tom melangkah mendekati Rosie. "Apa yang kau pikirkan?"

Rosie mendongak, matanya membulat lucu. Tom tahu bahwa wanita ini terkejut melihatnya berada di dalam kastil. "Kenapa kau di sini?"

Tom melipat kedua tangannya, pura-pura memasang gurat heran. "Apa ada larangan untukku kembali?"

Rosie menggeleng. "Ini hari libur, Tom."

"Lalu?"

"Kau seharusnya menghabiskan waktumu di luar kastil." Kata Rosie.

Tom mendudukkan dirinya di sebelah Rosie, ia mengamati area kastil. Begitu sepi dan sunyi. Wajahnya yang pucat membuat Rosie curiga. Wanita itu menyentuh dahi Tom tanpa ijin, ada gurat khawatir pada wajahnya. "Kau sakit?"

Tom menikmati sentuhan Rosie, ia menggeleng pelan. "Aku hanya pusing,"

"Mau mendengarkan sesuatu?"

Tom menunjukkan senyum menawannya. "Apa kau mau bernyanyi untukku?"

 "Apa kau mau bernyanyi untukku?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rosie terkekeh pelan. "Ya, jika kau mau," katanya. "Berbaringlah!"

Dahi Tom berkerut. "Apa?"

"Berbaringlah!" Rosie menepuk-nepuk pahanya.

"Tapi--"

Rosie memaksa Tom untuk berbaring. Wanita itu menarik bahu Tom dan menidurkan laki-laki ini ke pahanya. Rosie mulai bersenandung kecil, suaranya mengalun merdu.

Ajaib!

Kemampuan Rosie benar-benar ajaib, hanya dengan mendengarkan nyanyian Rosie, rasa sakit yang menderanya menghilang. Biasanya Tom akan seharian menahan sakit dan mengurung dirinya di ruang kebutuhan. Namun, kali ini berbeda. Rosie mengobatinya begitu saja.

Tom terlalu menikmati nyanyian Rosie sampai ia baru menyadari bahwa wanita itu telah mengganti warna rambutnya. Tom mendengus. Menurutnya, Rosie adalah makhluk yang atraktif. Wanita ini kerap kali mengganti warna rambutnya.

Siren (Ft Hogwart Boys) ✓Where stories live. Discover now