2.4 Killer Queen

Mulai dari awal
                                    

Setelah memastikan jenazah sang sahabat tertutup sempurna oleh selembar kain, Taeyong lagi dan lagi tersenyum lebar seraya memilih memainkan ruas jari "Ada tiga ruas yang perlu ku hitung. Bunuh... Tidak... Dan terakhir— Bunuh.... Oh! Oh! Jangan berkecil hati. Meskipun pesta minum teh mau tak mau harus usai, aku akan menyelenggarakan pesta pembunuhan sebagai pengganti yang tidak kalah mengasyikkan. Tunggu sekejap, biar ku pikirkan cara terbaik untuk membunuh kalian; satu persatu" Ia bersandiwara seolah tengah berpikir keras, tetapi kenyataannya terdapat 1001 skenario jahat yang sudah tergambar jelas


"Sepertinya hmm.... membenturkan kepala tanpa henti terdengar dan terlihat menyenangkan bagai menghabiskan waktu bermain di taman kanak-kanak! Aku menginginkanmu untuk melakukannya, Hannah Madyxn. Matilah tanpa hormat!" Taeyong memejamkan mata perlahan sembari menepuk amtusias kedua telapak tangan kala suara benturan keras mulai memenuhi ruang bawah tanah "Bravo madame! Bravo! Persis seperti dugaan; irama akan rasa sakit serta teriakan putus asa mengalun begitu merdu di telingaku. Astaga, bahkan waltz Swan Lake kalah saing dengan teriakkan sang tabib!"



Hannah tak mampu mencerna setiap tindakan yang seolah-olah dilakukan oleh tubuhnya secara suka rela. Dengan kedua bola mata membelalak tanpa henti, ia terus-menerus membenturkan dahi pada permukaan kasar nan lembab dinding penjara bawah tanah "AAAARGHH SAKIT! HENTIKAN! KEPALAKU PECAH!!! AMPUN, HENTIKAN, KUMOHON, LEPAS, AKU HANYA MENJALANI PERINTAH AKKH... MAAF, SAKIT BARON LEE, OH TUHAN HKKH AKU TIDAK INGIN... MATI!!!" Gema pertanda teriakkan semakin terdengar pilu, terutama disaat darah segar mulai mengalir dari pelipis serta hidung wanita tua tersebut



"Hentikan, katamu? Pfftt— Ketika aku berderai air mata sambil sibuk memohon, rela bersumpah, hingga bersujud demi meminta kebebasan, tak ada satupun dari kalian yang mengindahkan perkataanku... Dan kini kau meminta maaf atas dosa keji yang telah diperbuat sebelum berpikir panjang? Hannah, apabila kau berani memakan tumpukan kotoran babi sekalipun, aku tidak pernah sudi memiliki minat untuk memaafkanmu, sampai ajal berani menjemput" Taeyong menarik helaian surai wanita tercela tersebut, sebelum akhirnya membenturkan wajah Hannah pada dinding tanpa mengenal kata ampun "Terus memohonlah sampai aku bosan mendengarkan!"



"A-ak... ukhh meminta mff.... Maa-m—"



BUGH



BUGH


"MEMINTA MA?! MATI. BENAR PERKIRAANKU JALANG KECIL?!" Masyarakat mengenal akrab sosok Taeyong Afreeda sebagai individu lemah lembut serta dermawan; sikap dan sifat manis yang selama ini ia miliki semata-mata tertuju kepada insan pemilik hati mulia. Akibatnya, ketika menemukan pemberontak tanpa akal yang berusaha mengusik kehidupan tentram, maka jangan harap dirinya memberi ampunan "WAJAH BUSUKMU TAK ADA NILAINYA DIBANDING DENGAN BISA SEEKOR ULAR! MATI! MATI! CEPAT MATI! AKU INGIN KAU BINASA TANPA SISA!!!"



"ANAKKU BUKANLAH AIB KERAJAAN, DIRIKU BUKANLAH BEBAN, DAN CHEVALIER SUNGGUH MENCINTAIKU MESKI DUNIA BERHENTI BERPUTAR SESUAI POROS ATURAN!" Lelaki mungil tersebut berlaku kesetanan seolah kata baik serta sabar telah punah dari muka bumi untuk selamanya. Selama ini Taeyong kerap kali menahan diri ketika dihina, dicaci maki, sampai direndahkan. Namun dirinya tidak akan tinggal diam apabila sang buah hati ikut tersakiti "Zanissa yang memerintahkanmu untuk membunuhku?"


Hannah mengangguk samar tanda tak mampu membuka mulut barang mengucap satu kata singkat. Sekujur tubuhnya mulai bergetar hebat karena tak kuasa menahan rasa sakit yang timbul akibat titah telak sang kaisar. Indera penglihat, indera pendengar, indera peraba, indera pengecap, serta indera pencium mungkin tidak lama lagi akan kehilangan fungsinya



Taeyong sontak melepaskan kedua tangan dari sisi surai sang tabib, kemudian beralih menatap para pelayan suruhan yang di antaranya berupa gadis muda tak berdosa. Meski berbagai macam kalimat kesetaraan dilantangkan, tetap saja takkan ada keadilan bagi seluruh masyarakat kelas rendah. Hal tersebut merupakan nasib buruk yang sulit dihapuskan; tepatnya ketika kita hidup dimana setiap insan menilai derajat sebagai patokan atas hak asasi manusia "Begitu gembira hatiku. Setelah penantian lama seumur hidup, akhirnya aku memiliki kesempatan membunuh wanita muda"


Secret Prince -Jaeyong-✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang