2.4 Killer Queen

3.7K 515 48
                                    

Peringatan; Chapter ini mengandung adegan pertengkaran, pembunuhan, kekerasan, serta kalimat tidak patut lainnya. Diharapkan untuk membaca dengan sebijak mungkin. Terimakasih banyak🙏🏻💗


Flashback!

"Cepat berikan, dasar budak tidak tahu diri! Aku sudah berbaik hati mempekerjakan kalian agar berguna bagi kerajaan, tapi sialnya tidak ada satupun yang becus bekerja dengan gesit! Menggerus kelopak bunga kematian lalu menyeduhnya bukanlah perkara...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





"Cepat berikan, dasar budak tidak tahu diri! Aku sudah berbaik hati mempekerjakan kalian agar berguna bagi kerajaan, tapi sialnya tidak ada satupun yang becus bekerja dengan gesit! Menggerus kelopak bunga kematian lalu menyeduhnya bukanlah perkara sulit. Lacur biadab, setelah ini lebih baik kubuang kalian ke rumah bordil untuk dijadikan santapan nafsu para bangsawan sekaligus menghasilkan pundi-pundi uang sebagai tanda balas budi" Hannah menarik paksa wadah yang tengah diulurkan oleh si pelayan, tanpa berbasa-basi ia segera mengaliri racun mematikan tersebut ke dalam tenggorokan sang kaisar



Hannah; Tabib yang diperintahkan untuk membunuh Afreeda dan janinnya



Tidak membutuhkan dua, tiga, atau bahkan lebih tangkai bunga untuk membuat seseorang kehilangan nyawa. Satu kelopak kematian seharusnya memiliki kemampuan membunuh makhluk hidup sampi sepuluh nyawa berkat efek yang tak main-main. Namun Hannah enggan berhenti sebelum memastikan dengan kedua mata kepalanya sendiri, bahwa lelaki yang kini terpejam telah tiada sepenuhnya "Perhatikan bagian bawah secara seksama! Tidak perlu sungkan dengan lelaki yang tak lama lagi akan menjadi mayat busuk. Jikalau jalang satu ini mengeluarkan darah di sekitar area vital, maka tandanya kita berhasil meluruhkan janin serta-merta membunuh inangnya"



"Nyonya... apakah anda tidak menyadari bahwa racun yang baru saja kuberikan adalah hasil ramuan dari bagian t-terakhir. Kita kehabisan tangkai bunga kematian dan akan sangat sulit menemukan— AKHH!" Gadis muda itu seketika memilih bungkam tatkala sang tabib menggores ujung pisau bermata tajam pada wajah manisnya. Benar, ia tak boleh melewati batas, tetapi naas perbuatan yang dilakukan pula olehnya tak dapat dibenarkan "Aku tidak punya pilihan lain... selain menurut kepada nyonya. Aku tidak sudi kembali ke rumah bordil, aku tidak ingin diperlakukan rendah seperti sampah demi mendapat sesuap makan" Batinnya dalam diam


Hannah meludah kasar sebelum pada akhirnya kembali memfokuskan diri untuk menghabisi nyawa kekasih sang putra mahkota. Namun tak disangka-sangka, ia justru menemukan kehadiran Taeyong yang tengah sibuk membuka jelas kedua mata sembari tersenyum lebar ke arah langit-langit lembab "L-lihat! Bajingan kecil yang menjadi aib kerajaan kini telah musnah selamanya dari muka bumi! Berkat kehebatanku, baron Lee mati mengenaskan bersama raut wajah penuh kesengsaraan! CEPAT BERGEGAS, KITA HARUS MENGHADIRI PERNIKAHAN PUTERI ZANISSA SEBELUM TERLAMBAT"



"Nyonya... ku pikir— aku... a-aku rasa beliau belum meninggal" Para pelayan beserta prajurit penjaga yang berada di dalam ruang eksekusi bawah tanah mengangguk serempak bersama mimik dipenuhi ketakutan


"Uhh mengapa mereka semua berniat meninggalkanku? Bukankah kita baru saja memulai pesta minum teh? Oleh sebab itu, Diamlah di tempat" Sang kaisar terbangun dari posisi tidur demi menghampiri sosok Doyoung yang tewas dalam kondisi menyedihkan "Terimakasih banyak atas jamuannya, tapi aku sedikit terkejut; faktanya cita rasa dari teh bunga kematian tidaklah terlalu buruk, tentunya berbanding terbalik dari informasi yang pernah ku dapatkan serta ku telaah dalam buku Flowers of The World— atau mungkin... kematian itu sendiri tengah berbaik hati kepadaku, sehingga rasanya justru sangat-amat manis melebihi madu?"



Secret Prince -Jaeyong-✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang