salvatore- Raphael

689 47 24
                                    

Kali ini adalah ship side character (Raphael) x OC (Felicia).

Selama menunggu part si kembar yang kehabisan kena wirter block kalian bisa membaca bab ini dahulu.

Warning!

abuse, violence, and toxic family relationships.

all of this for satire, and the interest of the story line. I do not legalize crime!

salvatore

"Mama! Papa! Lihatlah ini! Aku mendapatkan nilai A+!" kataku dengan bangga kepada mama dan papa, sambil menujukan selembar kertas dengan nilai A+ diatasnya

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

"Mama! Papa! Lihatlah ini! Aku mendapatkan nilai A+!" kataku dengan bangga kepada mama dan papa, sambil menujukan selembar kertas dengan nilai A+ diatasnya.

"Hm? Yah bagus Feli, pertahanan itu" kata mama sambil menelfon.

Mama dan papa sama sekali tidak memperhatikanku, keduanya hanya sibuk dengan pekerjaan mereka. Mama sibuk menelfon dan papa sibuk dengan komputernya. Lagi-lagi, aku tak bisa berharap banyak kepada mereka. Aku kemudian naik ke atas, dan pergi ke kamarku. Aku memeluk boneka panda pemberian mama yang kuberi nama Gǎnqíng, yang berarti kasih sayang.

Aku memeluk Gǎnqíng dengan erat, menangis pun tidak ada gunanya. Sejujurnya, aku benar-benar lelah dengan semua ini. Aku juga ingin mendapatkan kasih sayang dari mama dan papa, seperti teman-teman ku. Kenapa hidup sangat tidak adil? Teman-teman ku selalu di apresiasi atas nilainya sementara aku tidak! Kenapa ... kenapa Tuhan sangat tidak adil?!.

Kudengar knop pintu kamarku dibuka, aku terlonjak kaget namun kemudian merasa senang karena berharap Mama dan Papa memberikan apresiasi kepadaku. Lagi-lagi itu hanyalah sebuah angan-angan. Kulihat kakak laki-laki ku―Cirillo berdiri di depan pintu sambil tersenyum mengejek.

"Mengharap perhatian dari Mama dan Papa, Feli?"

Aku mengepalkan tanganku dengan erat, memberikan tatapan tajam kepada kakakku.

"Itu bukan urusanmu kakak!"

Cirillo tertawa keras, dia mulai melangkah memasuki kamar. Aku langsung mundur perlahan, hingga punggungku menabrak punggung kasur. Aku berusaha melarikan diri, namun Cirillo berhasil menarik tanganku lebih dahulu.

"Ha! Kau pikir kau bisa melarikan diri adik kecil?"

Bruk ...!!

Cirillo membanting tubuhku ke lantai, aku meringis kesakitan saat kulitku bertemu dengan dingin dan kerasnya lantai. Cirillo menarikku untuk berdiri, lalu dia menjambak rambutku dengan kasar sambil tertawa.

"Hahaha... Hai Dario! Lihatlah, adik kecil kita menangis ketakutan.

Kembarannya―Dario, entah sejak kapan berdiri didepan pintu kamar.

Hopeless 「Obey Me」Onde as histórias ganham vida. Descobre agora