14. Happier : Sekarang

776 145 7
                                    

"MOM, KENAPA?"

Jessica melepaskan cengkraman pada lengan Sinb, sorotnya menajam penuh peringatan, napasnya memburu sebab kemarahan yang sedari tadi ia tahan.

"Masuk!"

"Mom, izinkan aku pergi dengan mereka!"

"Tidak."

"Mom, ayolah!"

"NO! Sinb, tidak!"

Sinb merotasikan bola matanya malas. "Mom, kenapa? Aku juga ingin seperti mereka, ayolah!"

Jessica membuka pintu mobil dengan kasar, ia mempersilakan putrinya untuk segera masuk ke dalam. Mereka menjadi pusat perhatian karena mengalami perdebatan kecil, belum lagi pakaian serba tertutup yang digunakan Jessica membuat orang-orang di sana penasaran ingin melihat siapa dia.

"Masuk!"

"Tidak mau!"

"Sinb, masuk!"

"AKU TIDAK MAU!"

Menyeret Sinb agar masuk ke dalam mobil, setelah berhasil Jessica buru-buru menutupnya. Sementara ia berlari kecil, Sinb terlihat mendengkus di dalam sana. Begitu masuk dan menempati kursi kemudi, Jessica disuguhkan pemandangan tak bersahabat dari putrinya.

"Aku juga ingin seperti orang lain, Mom."

"Kau tidak sama seperti mereka, Sinb."

"Tapi, kenapa? Apa yang membuatku berbeda dengan mereka, Mom? Apa?"

Jessica memejamkan matanya rapat-rapat. "Jangan membuat Mommy marah, Sinb."

"Ah~" ujar Sinb sambil menganggukan kepalanya. "Karena Sinb seorang anak tanpa Ayah, iya?"

"SINB!"

"Tentu, karena tidak mempunyai seorang ayah, makanya anak ini dikurung seperti burung yang tak diberi kebebasan."

Jessica menyondongkan tubuhnya dan menggapai sabuk pengaman, memasangkan keamanan untuk putrinya yang keras kepala ini. Dia begitu keras mendidik Sinb, ketakutan yang hadir karena dirinya sendiri justru membuat putrinya tumbuh sekeras ini.

Sinb menatap sedih ke arah jendela ketika mobil melaju meninggalkan area sekolah. Ketika ibunya dikabarkan bekerja selama tiga hari, Sinb merasakan apa itu bebas, dia pergi dengan teman-teman, berpesta walau untuk beberapa jam saja.

"Kenapa, Mommy seperti ini?" tanya Sinb melirih. "Padahal aku ingin bersama teman-teman."

Jessica tak merespon, fokusnya saat ini adalah pada jalanan yang siap mengantar mereka pulang. Sinb tak sedikit pun sudi untuk menoleh, ia hanya bisa meratapi kesedihan atas peraturan ketat dari ibunya sendiri.

"Mommy menyebalkan!"

Jessica tidak merespon lagi, dia benar-benar tak akan membuat perdebatan lebih panjang sehingga membuyarkan fokus menyetir. Dia bersama putrinya, dia memikirkan risiko sekarang.

"Makan apa hari ini?" tanya Jessica.

Sinb mendengkus. "Aku tidak akan makan apapun, bahkan itu makanan favoritku. Tidak akan!"

Menginjak gas dengan tiba-tiba, Sinb kontan menoleh dengan keterkejutan atas perbuatan ibunya. Ia menegang di samping kemudi, kedua tangannya mengepal, serta sepasang matanya mulai terpejam mereda ketakutannya.

"BERHENTI BERSIKAP KERAS KEPALA, SINB JUNG!"

Jessica tiba-tiba saja berteriak kencang, bersamaan dengan itu ia menginjak rem sehingga tubuh keduanya terhentak. Jika keduanya tidak memakai sabuk pengaman, mungkin sudah terjadi benturan.

HappierWhere stories live. Discover now