11. Happier : Sekarang

884 158 6
                                    

Seungkwan membersihkan meja milik Sinb, pemuda itu juga menarik kursi sebagai penyambutan gadis Jung. Dengan bingung Sinb menempati kursinya, sedangkan pemuda itu bergerak dengan penuh perhatian menarik ransel Sinb dan ditaruh pada tempatnya.

"Apakah kau melupakan pekerjaan rumah?" tanya Seungkwan. "Sengaja aku tidak memberi nama, jika kau tidak mengejarkannya, pakai saja punyaku."

Sinb mengernyit. "Yak, ada apa denganmu?"

"Aku mendapatkan tanda tangan dari Krystal Jung, idola yang pernah melambung tinggi itu adalah seseorang yang aku kagumi!"

"Cih, menyebalkan!"

"Dan yang paling menakjubkan lainnya adalah ... ." Seungkwan menjeda sejenak untuk menghela napas. "Kau putri Jessica Jung!"

"Apa bedanya, sih?" tanya Sinb terheran. "Aku sama-sama manusia, Mommy-ku juga manusia, Auntie-ku apalagi."

"Berbeda, Sinb!" Seungkwan menegaskan. "Dari segi apapun berbeda!"

"Apa?"

"Aku penggemar Ibumu dan Bibimu, Bodoh!" rutuk Seungkwan. "Maka dari itu ... mulai detik itu, ketika aku mendapatkan tanda tangan impianku, aku akan menjagamu."

"Sungguh?" tanya Sinb bernada remeh. "Kau yang akan melindungiku? Tidak, aku yang pasti melindungimu."

"Tidak~" kata Seungkwan serius. "Kali ini aku yang akan melindungimu, oke?"

"Hmmm."

Entah setan apa yang merasuki pemuda Boo, sehingga dia bersikap seolah bukan dirinya. Boo Seungkwan itu sangat manja, dan apa katanya? Dia akan melindungi Sinb yang sudah jelas dibekali kemampuan bela diri.

"Mulai detik ini!" pekik Seungkwan dengan lantang. "Jangan ada yang berani mengganggu kehidupan Sinb!"

Sinb beranjak dari duduknya, ia menarik baju lengannya sampai memperlihatkan lengan berotot itu. Menjambak rambut Boo Seungkwan, membuat pemuda itu mengaduh karena sakit.

"Yak, kenapa?" tanya Seungkwan miris.

"Hentikan, kau pikir kau akan menang melawan ibu-ibu? Tidak, kau akan kalah!"

Seungkwan merenggut. "Aku hanya sedang berusaha menjadi lelaki sejati."

Sinb merotasikan bola matanya malas, sebelah tangannya terangkat dan mengusap-usap pucuk kepala itu sebagai permintaan maaf. Seperti biasa, wajahnya tak sedikit pun memberikan rasa iba.

"Maaf," sesal Sinb tak bernada.

Seungkwan mengerjap. "Tidak, kau tidak perlu meminta maaf, Sinb."

"Duduk sana!" suruh Sinb galak lagi.

"Yap!" seru Seungkwan sambil mengedipkan sebelah matanya. "Aku akan melindungimu~"

"Terserah!"

Daripada memperpanjang dan tak berujung, lebih baik Sinb mengalah saja. Dia hanya tidak ingin merusak paginya, dia hanya ingin menikmati perdamaian di kelas ini. Sebab, ada satu titik yang membuatnya nyaman di kelas.

Na Ungjae, pemuda dingin itu benar-benar membuat Sinb penasaran. Dari banyak keadaan bahaya yang ia hadapi ketika di sekolah, pemuda Na pasti datang untuk menariknya dari bahaya. Beruntung sekali memiliki Ungjae, dia sangat perhatian dan bisa menjadi malaikat pelindung.

"Sinb, sepulang sekolah bisa pergi ke kafe bersama?"

Sinb teralihkan oleh gadis yang datang padanya dengan ajakan.

"Ya, tentu saja," jawab Sinb tanpa berpikir lagi.

"Tidak, anak Mommy pasti dijemput!" celetuk gadis lain yang kemudian tawa bersahutan meledeknya.

HappierOnde as histórias ganham vida. Descobre agora