Kamu & Kehilangan -Mulai terasa-

145 15 0
                                    

"Mendekatlah kemari jika ingin selalu dihantui oleh rasa yang belum pernah kamu rasakan,"

QA

Askar amenatap ke arah wanita yang berada di sampingnya, yang tengah duduk manis sambil bermain ponsel. Askara berdecak dalam hati, kenapa pagi harinya yang tadinya indah harus terisi oleh wanita itu? Membuat moodnya jelek saja.

"Turun." Ucap Askara saat mobil keluaran terbaru itu berhenti di dekat halte.

Iskar yang tadinya sibuk membalas chat dari temannya menoleh, menatap ke arah jalanan lalu beralih ke arah Iskar yang tidak menatapnya sama sekali.

"Tempat kerjaku masih jauh Askar," ucap Iskar sambil kembali membalas pesan.

Askara menoleh, menatap Iskar dengan dingin. "Aku bilang turun. Apa kau tidak punya telinga?"

Iskar terdiam, dadanya terasa begitu nyeri mendengar nada ketus yang keluar dari Askara. Laki-laki yang begitu dicintainya sejak dulu, kini berubah menjadi laki-laki dingin yang tidak tersentuh.

Dengan menahan sesak, Iskar menatap Askara dengan sendu. "Kenapa?" Tanyanya.

"Kenapa kamu menjadi seperti ini Askar? Apa salahku?"

Askara diam. Mereka masih tidak beranjak dari mobil, meninggalkan keheningan juga pandangan orang-orang yang berada di halte tersebut.

"Dulu kamu begitu mencintaiku, kamu begitu romantis dan menyayangi ku. Tapi kenapa sekarang berbeda?" Iskar bertanya-tanya, kenapa laki-laki itu berubah. "Apa karena gadis memuakkan itu?"

"Berisik!" Askara mendesis marah. Dia tidak terima gadis yang begitu di sayanginya di katai seperti itu. "Dia tidak memuakkan, kamu lah yang memuakkan Iskar!"

Raut wajah Askara sudah merah, menandakan amarah menguasainya. Iskar hanya bisa terdiam melihatnya, dadanya begitu sakit setiap mendengar makian yang keluar dari Askara untuknya.

Apa salahnya jika dirinya mengatakan bahwa gadis itu memuakkan? Bukankah itu benar-benar fakta?

"Turun, atau perlu aku seret?"

Iskar mengusap air matanya yang tiba-tiba terjatuh itu dan kembali tersenyum, seolah tidak terjadi apa-apa.

Iskar membuka pintu mobil dan mulai beranjak dari sana. "Jangan lupa untuk makan siang Askar, nanti aku akan mengirimkan makan siang untukmu." Pesan Iskar.

"Tidak perlu repot-repot, karena makananmu hanya akan berakhir di tempat sampah."

Setelah mengatakan itu, Askara melajukan mobilnya dari halte. Mengundang tanda tanya orang-orang yang berada di sana, dan juga Iskar yang menatap jalanan di depannya dengan terluka.

—Kamu & Kehilangan—


"Lagi-lagi hujan." Keluh Claire sambil menepikan motornya, lalu meneduh di halte dekat sekolah.

Gadis itu berdiri sedikit menjauh dari kerumunan siswa yang ikut meneduh dari derasnya hujan. Mendekap tubuhnya sendiri, guna sedikit menghangatkan diri sendiri. Hujan kali ini begitu deras disertai angin yang sedikit kencang, membuat seragam yang di pakainya sedikit basah.

Pasti beberapa hari ke depan  dirinya akan sakit!

Pluk!

Sebuah jaket tersampir di bahunya, membuat Claire terkejut dan mendongak. Menatap tiga teman sekelasnya yang ikut meneduh sambil bercanda.

Kamu dan KehilanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang